Kebijakan Stabilisasi Fluktuasi Ekonomi dan Kebijakan Stabilisasi

Studi terkait dampak perubahan suku bunga dalam perekonomian antara lain telah dilakukan oleh Odhiambo 2009 dan Duburcq 2010. Odhiambo 2009 menggunakan cointegrasi dari error correction model. Hasil studi menunjukan bahwa ada dampak positif yang kuat dari kebijakan liberalisasi suku bunga riil terhadap pasar finansial. Sementara itu, Duburcq 2010 menggunakan model VECM dalam studi yang dilakukannya. Hasil studi mengungkapkan bahawa impulse respon membuktikan bahwa perekonomian yang menganut regim fixed exchange rate tidak mengalami kehilangan otonomi keuangan yang lebih besar dibandingkan perekonomian yang menganut regim floating exchange rate. 2.2.2. Tinjauan Studi Dinamika Industri Kajian terkait dengan industri telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Pitelis dan Antonakis 2003 melakukan kajian terkait dengan industri pengolahan dan daya saing untuk kasus di Greece. Isu utama dari kajian tersebut adalah terkait dengan perdebatan deindustrilisasi dan pentingnya industri pengolahan. Berdasarkan isu tersebut, tujuan studi yang dilakukan adalah menguji hipotesi deindustrialisasi. Temuan dari kajian menunjukan bahwa perubahan share industri pengolahan memiliki dampak positif dan signifikan terhadap daya saing. Lebih lanjut disimpulkan bahwa hasil tersebut mendukung pentingnya industri pengolahan dalam komposisi output Greeke. Oliveira dan Fortunato 2006 melakukan kajiannya mengenai pertumbuhan perusahaan dan kendala likuiditas. Kajian tersebut menguji bagaimana kendala likuidatas yang dihadapi oleh perusahaan akan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan pengolahan di Portugis. Studi tersebut dilakukan terhadap semua skala perusahaan, termasuk usaha kecil. Hasil studi mengungkapkan bahwa perusahaan yang relatif lebih kecil dan lebih muda akan lebih sulit menghadapi kendala likuiditas dibandingkan dengan perusahaan yang realatif lebih mapan. Studi terkait dengan kendala finansial terhadap industri juga dilakukan oleh Scellato 2007 yang mengkaji tentang kendala finansial hubungannya dengan aktivitas inovasi. Hasil dari kajian tersebut mengungkapkan bahwa hanya perusahaan dengan kendala finansial yang lebih rendah yang akan secara kontinu dapat mempertahankan profil paten sepanjang waktu. Kajian tersebut juga mengungkapkan bahwa pasar kapital yang tidak sempurna dalam perekonomian Italia, khususnya pada perusahaan skala medium, cenderung menghambat inefisiensi dalam memulai aktivitas penelitian dan pengembangan RD. Audretsch, Houweling dan Thurik 2000 mengkaji tentang kelangsungan hidup survival perusahaan. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan disimpulkan bahwa kemungkinan keberlangsungan perusahaan didasarkan atas dua karakteristik khusus yang meliputi karakteristik perusahaan dan lingkungan industri. Terkait karakteritik perusahaan diperoleh hasil bahwa keberlanjutan perusahaan meningkat sejalan dengan usia dan ukuran industri. Lebih lanjut disimpulkan bahwa dinamika industri yang terjadi di banyak negara relatif sama meskipun ada perbedaan besar dalam hal organisasikelembagaan perusahaan dan kebijakan. Dinamika industri lebih ditentukan oleh pengetahuan dan kondisi teknologi yang ada dalam perusahaanindustri dan sedikit ditentukan oleh perbedaan kelembagan yang ada antar negara. Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Dunne dan Hughes 1994 menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan pengolahan dan volatilitas memiliki hubungan yang negatif dengan ukuran dan umur perusahaan. Cabral dan Mata 2003 mengembangkan model pertumbuhan perusahaan yang didasarkan atas investasi dan akses terhadap kapital. Model tersebut memprediksikan bahwa adanya kendala kapital akan menyebabkan distribusi ukuran perusahaan menjadi lebih tidak simetris. Kendala kapital yang lebih buruk akan membuat distribusi perusahaan menjadi lebih tidak simetris. Intuisi dibalik hasil tersebut adalah perusahaan kecil dengan peluang investasi yang baik secara periodik tidak akan dapat meningkatkan sumberdaya untuk mengekploitasi peluang tersebut. Studi terbaru yang dilakukan terkait dengan kinerja industri di Indonesia adalah yang dilakukan oleh Oktaviani, et al 2007 yang meneliti tentang analisis kinerja, keragaan ekonomi dan prospek industri pengolahan. Penelitian yang dilakukan menggunakan beberapa model ekonometrika yaitu model panel, VAR dan analisis trend. Kesimpulan dari studi yang dilakukan oleh Oktaviani et al 2007 antara lain adalah bahwa pada industri besar, output industri merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling besar dalam meningkatkan Price Cost Margin PCM industri, diikuti oleh faktor efisiensi. Output industri dan efisiensi merupakan faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap PCM industri untuk hampir semua kelompok industri. Temuan ini menunjukkan bahwa industri pengolahan skala besar belum mencapai skala ekonomi. Output industri secara agregat masih bisa meningkat tanpa mengurangi keuntungan yang diterima oleh pelaku industri. Faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat keuntungan perusahaan pada industri pengolahan adalah pengeluaran untuk tenaga kerja. Namun pada beberapa sektor industri, faktor bahan baku dan penolong serta bahan bakar dan pelumas menjadi faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap penurunan tingkat keuntungan perusahaan pada industri.

2.2.3. Tinjauan Studi Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum

Aplikasi model CGE telah digunakan untuk mengkaji berbagai isu perekonomian seperti liberalisasi perdagangan Oktaviani, 2000; Chemingui, 2000; dan Mehlum, 2004;, Foreign Direct Investment Lee dan Dominique, 2001; dan Maldonado, Oktavio dan Marcos, 2004, dan industri Oktaviani, 2008; dan Bautista, Sherman, dan Moataz, 1999. Aplikasi model CGE yang saat ini juga banyak dikembangkan adalah terkait dengan isu perubahan iklim Rosson, 2001; dan Berritela, et al, 2004. Aplikasi dari beberapa model CGE tersebut akan diuraikan pada bagian berikut. Mehlum 2004 menggunakan Model CGE yang diaplikasikan dalam menganalisis sumber-sumber dari fluktuasi pertumbuhan. Dalam kajian ini, capital stocks dikalibrasi dan fungsi permintaan investasi menjadi bagian analisis dampak jangka menengah dari liberalisasi perdagangan. Tujuan dari studi adalah menganalisis dinamika dalam jangka pendek dan menengah dari liberalisasi perdagangan. Hasil studi menunjukkan bahwa respon investasi menjadi kunci dari efek liberalisasi perdagangan baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah. 1 Dalam jangka pendek, positif respon dari investasi akan meningkatkan permintaan impor. Pada regim fixed exchange rate maka keseimbangan current account menjadi lebih buruk. Jika keseimbangan current account dipertahankan tetap maka, devaluasi menjadi suatu keharusan, upah unskilled labor akan turun. 2 Dalam jangka menengah, respon positif dari investasi akan menciptakan pertumbuhan yang merupakan prasyarat bagi peningkatan keseimbangan perdagangan. Chemingui 2000 menggunakan model CGE multi-regional yang bersifat dynamic recursive. Pergerakan kapital antar region didasarkan atas produktivitas kapital. Tujuan dari studi yang dilakukan adalah mengukur dampak dari liberalisasi perdagangan terhadap jumlah aliran modal FDI yang masuk ke Tunisia sehubungan terbentuknya free trade area dengan Uni Eropa. Hasil dari studi menunjukkan bahwa potensi investasi dapat dihasilkan dari hubungan kerjasama antara Tunisia dan Uni Eropa. Hubungan bilateral antara Tunisia dan Uni Eropa menarik lebih banyak FDI inflows masuk ke Tunisia baik dari Uni Eropa ataupun wilayah lain. Peningkatan pembiayaan dan technical assistance oleh Uni Eropa menjadi salah satu manfaat utama dari hubungan tersebut. Radulescu dan Michael 2005 menggunakan dynamic CGE untuk menganalisis dampak dari penerapan dual income tax di German terhadap formasi capital, investasi dan kesejahteraan. Ciri utama dari model yang dikembangkan adalah intertemporal investment model dan model tradisonal Ramsey untuk sisi rumah tangga. Hasil dari studi menunjukkan bahwa penerapan dual income tax yaitu proportional capital income tax sebesar 30 persen dan progressive labor income tax sebesar 35 persen mendorong investasi lebih besar atau terjadi peningkatan akumulasi capital. Dibandingkan dengan nilai steady state, capital stock dan GDP meningkat masing-masing sebesar 5.80 persen dan 3.30 persen serta konsumsi meningkat sebesar 2.80 persen. Kesejahteraan, yang diukur dalam