penyesuaian adjustment cost. Biaya-biaya tersebut meliputi re-training, re- tooling, dan re-investment. Sebagai contoh, tenaga kerja yang tadinya bekerja di
sektor jasa angkutan akan memerlukan pelatihan training baru jika mereka berpindah ke sektor tekstil. Pada intinya, dengan adanya penyesuaian biaya
adjustment cost semua faktor bersifat dapat bergerak mobile dalam jangka panjang. Namun dalam jangka pendek, semua faktor tidak dapat bergerak bebas
dan memerlukan biaya untuk dapat berpindah dari satu sektor ke sektor lainnya. Model CGE yang telah memasukkan unsur demikian dikatakan telah masuk ke
dalam model CGE dinamis Oktaviani, 2008.
Tenaga kerja
Agregat Tingkat
Pengembalian Modal
Konsumsi Rumahtangga riil
Pengeluaran Pemerintah
Riil Tingkat
Upah Riil
PDB Riil
Stok Kapital
Investasi Riil
Neraca Perdagangan
Nilai Tukar Riil
= +
+ +
Peubah yang dipengaruhi
= =
Peubah pengaruh
Sumber : Horridge et al, 1993. Gambar 11. Hubungan Ekonomi Makro dalam Model Keseimbangan Umum
3.2.2.1. Struktur Model CGE INDOF
Sistem persamaan yang digunakan dalam Model INDOF mengikuti model ORANI_F Horridge et al, 1993. Sistem persamaan disusun kedalam 17 Blok.
Adapun 17 blok persamaan tersebut adalah: 1. Permintaan tenaga kerja demands for labour;
2. Permintaan faktor primer demands for primary factors; 3. Permintaan input antara demands for intermediate inputs;
4. Permintaan gabungan faktor primer dan input antara demands for composite primary factors and intermediate inputs;
5. Gabungan komoditi dari output industri commodity composites of industry outputs;
6. Permintaan untuk barang-barang investasi demands for investment goods; 7. Permintaan rumahtangga household demands;
8. Permintaan ekspor dan permintaan akhir lainnya export and otehr final demands;
9. Permintaan margin demands for margins; 10. Harga ditingkat pembeli purchaser’s prices
11. Kondisi keseimbangan pasar market clearing conditions; 12. Pajak tidak langsung indirect taxes;
13. GDP dari sisi pendapatan dan pengeluran GDP from teh income and expenditure sides;
14. Keseimbangan perdagangan dan agregat lainnya trade balance and otehr aggregates;
15. Tingkat pengembalian modal, indeksasi rates of return, indexation; 16. Persamaan akumulasi investasi-modal investment-capital accumulation;
17. Persamaan akumulasi hutang debt accumulation; Struktur produksi dari suatu industri ditampilkan dalam Gambar 12.
Dalam setiap proses produksi, masing-masing industri dapat memproduksi beberapa komoditi. Industri menggunakan faktor produksi primer dan input
antara. Setiap input antara dapat diperoleh baik dari pasar domestik maupun impor. Faktor primer yang digunakan adalah tenaga kerja, lahan dan modal.
Pasar Lokal
Barang C Barang 1
Domestik Barang 1
Impor Barang 1
Domestik Barang C
Impor Barang C
CET
CES CES
1
2 σ
c
2 σ
i dom
X
1 i
dom c
X
i imp
c
X
i imp
X
1 1
1TOT X
Pasar Ekspor
Pasar Lokal
Pasar Ekspor
CET
i
TOT X1
CET
OUT 1
σ
Level Aktivitas Leontief
Barang 1
s i
X
_ 1
Barang C
s ci
X
_
Faktor Primer
Biaya lain
i
OCT X1
CESS
PRIM 1
σ
Lahan Tenaga Keja
Modal CES
TK type 1 TK Type 2
TK Type O
1
1
i
LAB X
2
1
i
LAB X
3
1
i
LAB X
i
LAB 1
σ
i
LND X1
o i
LAB X
_
1
i
CAP X1
Sumber: Oktaviani, 2008.
Gambar 12. Struktur Produksi Model CGE INDOF Penyederhanaan asumsi kunci model produksi ini dibuat dalam beberapa
tahap multi-stage termasuk pemisahan input-output, struktur hirarki didasarkan pada fungsi produksi constant elasticities of substitution transformation kecuali
untuk tahapan kombinasi barang-barang antara intermediate goods dan agregat faktor primer primary factors, yang menggunakan fungsi teknologi Leontief
fixed proportions technology. Berdasarkan Gambar 12 dapat dilihat bahwa pada level paling atas dari
fungsi input, komoditi komposit, faktor primer komposit dan input “biaya lain” dikombinasikan menggunakan fungsi produksi Leontief, atau fixed proportions.
Pada fungsi produksi ini, tidak ada substitusi antara input. Pada level kedua, permintaan terhadap faktor produksi primer mengikuti fungsi produksi CES. Pada
level ini dengan mengikuti fungsi produksi CES tersebut dimungkinkan substitusi antar faktor produksi primer.
Adapun permintaan terhadap input antara mengikuti asumsi yang digunakan pada model Armington, dimana barang impor dan barang domestik
diasumsikan tidak bersubstitusi sempurna. Sedangkan pada level paling bawah, permintaan faktor produksi tenaga kerja juga berdasarkan pada fungsi produksi
CES. Pada bagian berikut akan diuraikan blok-blok dalam model CGE INDOF Oktaviani, 2009:
Blok 1. Permintaan Tenaga Kerja
Persamaan permintaan terhadap tenaga kerja oleh suatu industri dirumuskan sebagai berikut:
X1LABi_o = CES ο OCC X1LABio | σ1LABi ; S1LABio ……................... 3.4
dimana : X1LABi_o = Permintaan tenaga kerja oleh industri i pada semua jenis
pekerjaan. CES
ο OCC = Fungsi CES σ1LABi = Elastisitas substitusi berdasarkan jenis pekerjaan di setiap
industri S1LABio = Pangsa berdasarkan jenis pekerjaan terhadap upah total yang
dibayar oleh industri i
Permintaan tenaga kerja pada setiap jenis pekerjaan merupakan proporsi dari permintaan seluruh tenaga kerja dalam industri dan besarnya tergantung pada
harga dari jenis tenaga kerja tertentu relatif terhadap harga rata-rata tenaga kerja dalam industri. Fungsi permintaan tenaga kerja berdasarkan jenis pekerjaan
diturunkan dari minimisasi biaya tenaga kerja total dari tenaga kerja, dengan kendala fungsi agregat CES untuk tenaga kerja. Kedua parameter dari fungsi
agregat CES akan mempengaruhi permintaan. Parameter S1LAB
io
secara eksplisit tidak terlihat pada persamaan permintaan, akan tetapi pengaruh dari
parameter ini terdapat pada bobot yang digunakan untuk menghitung bobot variabel harga rata-rata tenaga kerja. Persamaan ini memberikan gambaran
bagaimana harga rata-rata dari tenaga kerja dalam industri berhubungan dengan harga-harga jenis pekerjaan individual yang diukur sebagai bobot indeks.
Persentase perubahan upah rata-rata yang dibayar oleh industri diukur dalam bobot tenaga kerja-cost-shares rata-rata dari perubahan persentase pada setiap
upah berdasarkan jenis pekerjaan.
Blok 2. Permintaan Faktor Produksi Primer
Permintaan industri pada masing-masing input diturunkan dari total permintaan seluruh input yang dipakai dalam suatu industri, X1PRIMi, dan
dipengaruhi oleh harga relatif suatu input. Total permintaan seluruh input
diturunkan dengan cara minimisasi biaya input total dengan pembatas fungsi produksi pada tingkat output tertentu. Persamaan permintaan faktor didefinisikan
sebagai berikut:
=
i i
o i
i i
o i
i
LND S
CAP S
LAB S
PRIM LND
A CAP
A LAB
A CES
1 ;
1 ;
1 ;
1 1
, 1
, 1
_ _
σ
i i
i_o
X1LND X1CAP
X1LAB X1PRIM
….3.5
dimana: X1PRIMi = Permintaan faktor produksi primer oleh industri i
X1CAP
i
X1LND = Permintaan modal industri i
i
= Permintaan lahan industri i
o i
LAB A
_
1
= Produktivitas tenaga kerja industri i pada semua jenis pekerjaan
i
CAP A1
= Produktivitas modal industri i
i
LND A1
= Produktivitas lahan industri i
PRIM 1
σ = Elastisitas substitusi antar faktor produksi
o i
LAB S
_
1
= Nilai pangsa pada semua jenis pekerjaan terhadap upah total yang dibayar oleh industri i
i
CAP S1
= Nilai pangsa kapital industri i
i
LND S1
= Nilai pangsa lahan industri i
Dengan formulasi ini perubahan harga relatif akan mempengaruhi komposisi penggunaan seluruh faktor, dimana input yang lebih murah akan dipakai lebih
banyak. Blok 3. Permintaan input antara
Berdasarkan asumsi Armington Armington, 1969, impor merupakan substitusi yang tidak sempurna terhadap penawaran produk domestik. Untuk