Harga Ekspor Industri Minyak dan Lemak

bunga riil selama periode Januari 2000 sampai dengan Desember 2009 ditunjukan pada Gambar 22. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa SBI cenderung berfluktuasi. Pada periode Januari 2000 sampai dengan Desember 2001 nilai SBI riil cenderung mengalami peningkatan. Setelah periode tersebut nilai SBI riil cenderung mengalami penurunan. Penurunan yang cukup drastic terjadi pada Oktober 2005. Pada periode tersebut SBI riil turun dari sekitar 9 persen menjadi sekitar 2 persen. Penurunan tersebut terjadi sebagai akibat meningkatnya inflasi pada periode tersebut seiring dengan peningkatan harga minyak dalam negeri. Gambar 22. Perkembangan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia 1 Bulan Nominal dan Riil selama Periode Januari 2000-Desember 2009

5.1.4. Eksplorasi Data Devaluasi Riil

Data devaluasi riil diperoleh dengan merasiokan indeks harga impor dan PDB Deflator. Untuk indeks harga impor diproksi dengan Consumer Price Indeks Amerika Serikat dan untuk PDB Deflator digunakan Consumer Price Indeks Indonesia. Secara grafis data devaluasi riil ditunjukan pada Gambar 24. Berdasarkan gambar tersebut dikatahui bahwa fluktuasi devaluasi riil menunjukan kecenderungan yang terus menurun. Devaluasi riil pada periode awal 2000 berada pada kisarana 1.30-1.40 dan terus menurun hingga di level 0.70-0.80. Devaluasi riil yang menurun mengindikasikan bahwa nilai tukar rupiah cenderung mengalami apresiasi terhadap nilai tukar mata uang asing. Apresiasi nilai tukar tersebut umumnya akan memberikan pengaruh negative terhadap daya saing produk dalam negeri. Apresiasi nilai tukar mata uang suatu negara akan menjadikan harga barang-barang yang diproduksi oleh negara tersebut menjadi relatif lebih mahal dibandingkan harga barang dari negara lain. Gambar 23. Perkembangan Devaluasi Riil selama Periode Januari 2000- Desember 2009. Perkembangan nilai tukar riil selama periode Januari 2000 sampai dengan Desember 2009 ditunjukan pada Gambar 24. Dinamika perekonomian yang terjadi selama periode tersebut tercermin pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa fluktuasi nilai tukar riil yang terjadi cenderung memiliki trend menurun. Nilai tukar riil bergerak dari rata-rata sekitar Rp 10 200US pada tahun 2000 menurun menjadi sekitar Rp 7 300US. Nilai tukar riil tersebut diperoleh dari hasil kali nilai tukar nominal dengan rasio harga Mankiw, 2003. Rasio harga yang dimaksud adalah perbandingan harga domestik dengan harga luar negeri. Perubahan yang terjadi pada nilai tukar riil mencerminkan apresiasi atau depresiasi dari nilai tukar. Turunnya nilai tukar riil mencerminkan terjadinya apresiasi mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain. Eksplorasi data nilai tukar riil ini konsisten dengan devaluasi riil yang juga cenderung mengalami penurunan. Gambar 24. Perkembangan Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal selama Periode Januari 2000-Desember 2009.

5.2. Spesifikasi Model ARCH-GARCH

Aplikasi model ARCH-GARCH untuk mengukur volatilitas harga dan data financial telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Jordaan et al 2007 dan Podobnik et al 2004. Secara umum terdapat dua tahapan yang dilakukan