Berdasarkan Tabel 24, secara lebih spesifik diketahui bahwa terdapat beberapa industri yang memiliki nilai penambahan modal yang terus meningkat
selama tahun 2005-2008, industri tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil, barang galian bukan logam, kendaraan bermotor, serta industri alat
angkutan selain kendaraan bermotor. Sementara itu, terdapat pula industri yang memiliki nilai pengurangan modal cukup signifikan. Terdapat empat industri yang
memiliki nilai pengurangan modal yang tinggi. Keempat industri tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil, alat angkutan selain kendaraan bermotor
dan industri kimia dan barang kimia.
6.1.8. Perkembangan Penggunaan Energi
Dalam sub bab ini akan dijelaskan pangsa penggunaan energi oleh tiap industri besarsedang terhadap total energi yang digunakan industri besarsedang
Indonesia. Energi tersebut terdiri dari bahan bakar, tenaga listrik, dan gas. Secara umum diketahui bahwa total penggunaan energi oleh industri besarsedang dari
tahun 2005 hingga 2008 terus mengalami peningkatan. Secara lebih rinci penggunaan bahan bakar pada setiap industri disajikan pada Tabel 25.
Berdasarkan Tabel 25 diketahui bahwa terdapat empat industri yang pangsa penggunaan energinya relatif besar hingga lebih dari 10 persen selama
2005-2008. Keempat industri tersebut adalah industri makanan dan minuman dengan persentase penggunaan energi terhadap energi total yang digunakan
industri besarsedang mencapai sekitar 15 persen. Kemudian industri tekstil dengan persentase rata-rata sekitar 13 persen selama tahun 2005-2008, diikuti
dengan industri kimia dan barang kimia dengan persentase sekitar 10 persen, dan industri barang galian bukan logam dengan persentase sekitar 12 persen.
Sementara itu, juga terdapat industri yang memiliki pangsa penggunaan energi relatif kecil yaitu kurang dari 0.50 persen. Industri tersebut adalah industri batu
bara dan minyak bumi dengan pangsa penggunaan energi selama tahun 2005-2008 kira-kira hanya 0.45 persen.
Tabel 25. Penggunaan Bahan Bakar, Tenaga Listrik, dan Gas Industri Besar dan Sedang di Indonesia, Tahun 2005-2008
Jenis Industri Penggunaan Bahan Bakar, Tenaga Listrik, dan
Gas miliar Rupiah 2005
2006 2007
2008 Makanan dan Minuman
6 037 7 891
10 832 16 599
11.58 13.74
15.28 15.77
Tekstil 8 446
7 863 9 106
12 333 16.19
13.69 12.85
11.71 Pakaian Jadi
1 872 1 969
2 080 2 689
3.59 3.43
2.94 2.55
Kulit dan barang dari kulit dan alas kaki 758
452 900
1 207 1.45
0.79 1.27
1.15 Kayu, Barang-barang dari Kayu tidak
termasuk furnitur, dan Barang-barang Anyaman
1 929 1 541
2 178 2 058
3.70 2.68
3.07 1.95
Kertas dan Barang dari Kertas 4 335
5 202 6 042
7 296 8.31
9.06 8.53
6.93 Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi dan
Pengolahan Gas Bumi, Barang-barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi, dan Bahan
Nuklir 102
355 354
501 0.20
0.62 0.50
0.48 Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia
3 556 7 335
6 440 13 457
6.82 12.77
9.09 12.78
Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik
3 977 3.175
4 637 5 982
7.63 5.53
6.54 5.68
Barang Galian Bukan Logam 6 689
7 458 5 996
13 884 12.83
12.99 8.46
13.19 Logam Dasar
6 049 4 316
7 369 9 953
11.60 7.52
10.40 9.45
Barang-barang dari Logam, kecuali Mesin dan Peralatannya
880 1 023
1 981 1 363
1.69 1.78
2.80 1.29
Mesin dan Perlengkapannya 534
912 889
1 392 1.02
1.59 1.25
1.32 Mesin Listrik Lainnya dan Perlengkapannya
638 849
1 152 1 488
1.22 1.48
1.63 1.41
Kendaraan Bermotor 2 030
2 832 4 175
5 857 3.89
4.93 5.89
5.56 Alat Angkutan, selain Kendaraan Bermotor
Roda Empat atau Lebih 1 203
1 944 1 896
2 143 2.31
3.39 2.68
2.04 Keterangan: dalam kurung adalah angka persentase dari total industri
angka estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009a diolah.
Lebih lanjut, berdasarkan Tabel 25 juga diketahui bahwa terdapat industri yang memiliki pangsa penggunaan energi yang terus meningkat dari tahun 2005-
2008, dan juga ada industri yang pangsa penggunaan energinya terus menurun. Industri yang memiliki peningkatan persentase penggunaan energi adalah industri
makanan dan minuman. Sedangkan industri yang memiliki penurunan pangsa penggunaan bahan bakar adalah industri tekstil dan pakaian jadi. Perubahan
pangsa penggunaan bahan bakar pada setiap industri tersebut merupakan salah satu indikasi dari perkembangan industri. Industri yang mengalami pertumbuhan
dalam jumlah output produksi akan membutuhkan pasokan bahan bakar yang lebih banyak. Dengan demikian pangsa penggunaan bahan bakar dari industri
tersebut cenderung mengalami peningkatan.
6.2. Simulasi Baseline
Untuk mengecek bahwa model CGE Recursive Dynamic yang disusun dapat menghasilkan suatu solusi yang valid maka terlebih dahulu dilakukan
simulasi awal baseline. Simulasi baseline merupakan suatu tahapan yang sangat penting untuk membuktikan bahwa model
yang digunakan dapat merepresentasikan kondisi aktual. Pada simulasi baseline dilakukan update data
dasar 2008 hingga 2010. Pada model CGE Recursive Dynamic, update data dasar dimungkinkan karena model tersebut mengakomodasi penyesuaian akumulasi
kapital dan tenaga kerja setiap tahun. Simulasi baseline yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
mengadaptasikan perubahan yang terjadi selama periode 2008-2010 ke dalam model. Perubahan yang terjadi pada variabel makro dan sektoral digunakan untuk
mendapatkan hasil simulasi baseline tersebut. Sejumlah variabel ekonomi makro
dan sektoral merupakan variabel eksogen didalam model. Dengan demikian, variabel-variabel tersebut dapat digunakan sebagai shock dalam simulasi baseline.
Variabel-variabel yang digunakan sebagai shock dalam simulasi baseline tersebut meliputi: variabel ekonomi makro, perubahan produktivitas sektoral dan trend
tenaga kerja. Variabel makro yang merupakan variabel eksogen dan menjadi shock
dalam simulasi baseline adalah rasio antara pengeluaran pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumah tangga f5tot2 dan trend tenaga kerja. Sementara
itu, untuk variabel sektoral yang merupakan variabel eksogen dan menjadi shock dalam simulasi baseline adalah perubahan produktivitas faktor total Total Factor
Productivity=TFP a1tot. TFP adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, diluar tenaga kerja dan modal. TFP mencerminkan kemajuan teknologi
yang direpresentasikan dengan peningkatan produktivitas. Dalam model pertumbuhan Solow, kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor yang
mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan bersifat eksogen. Sementara itu dalam model pertumbuhan endogen, memasukkan teknologi sebagai penentu
pertumbuhan ekonomi, selain kapital dan tenaga kerja, yang dianggap sebagai ukuran produktivitas dan bersifat endogen Mankiw, 2003.
TFP untuk masing-masing sektor diperoleh dari laju pertumbuhan output masing-masing sektor. Lebih lanjut, untuk mendapatkan TFP dari setiap sektor
maka nilai pertumbuhan output dikalikan dengan 0.43. Hal tersebut sesuai dengan studi Sarel 1997 bahwa pertumbuhan produktivitas total sektoral ditetapkan
sebesar 43 persen dari pertumbuhan output masing-masing sektor. Hasil
perhitungan TFP untuk 44 sektor dalam penelitian ini seperti ditunjukkan pada Tabel 26.
Tabel 26. Laju Pertumbuhan Produktivitas Faktor Total menurut Sektor, Tahun 2008-2010
persen
Sektor Produktivitas
Faktor Total Sektor
Produktivitas Faktor Total
Padi 6.86
Kertas 4.07
Tanaman Lain 5.56
Karet dan Plastik 2.82
Karet 4.04
Fertiliser dan Pestisida 2.82
Tebu 4.50
Kilang Minyak BBM -0.27
Kelapa 3.24
Semen 0.26
Kelapa Sawit 3.24
Besi dan Baja 5.18
Tembakau 6.46
Industri Logam 5.18
Kopi 4.14
Mesin Listrik 7.68
Teh 2.84
Alat Angkutan 7.68
Cengkeh 0.50
Industri Lain 1.84
PerKebunan Lainnya
1.84 Listrik
6.14 Peternakan
2.95 Air dan Gas
7.56 Kehutanan
0.33 Bangunan
6.62 Perikanan
4.81 Perdagangan
2.74 Minyak Gas dan
Panas Bumi -0.26
Restoran dan Hotel 5.02
Batubara dan Logam
-7.56 Angkutan Darat
4.62 Minyak Lemak
8.80 Angkutan Air
1.74 Makanan Olahan
Laut 7.59
Angkutan Udara 9.43
Makanan Olahan 7.59
Komunikasi 9.51
Tekstil Pakaian jadi dan Kulit
-0.14 Lembaga Keuangan
5.06 Alas Kaki
-0.14 Jasa Pemerintah
4.08 Bambu Kayu dan
Rotan -0.74
Jasa Lainnya 6.73
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010a diolah.
Untuk mengkonfirmasi validitas dan konsistensi hasil update database yang telah dibangun untuk tahun 2010 maka dilakukan perbandingan antara hasil
peramalan dengan perubahan variabel makro historis. Perbandingan hasil update baseline dengan data historis dilakukan terhadap variabel Produk Domestik