Teknologi Informasi Kebijakan dan Prosedur

a. Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa, pegawai Bank BTN taat melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing secara khusuk dan konsekuen. b. Pegawai Bank BTN selalu berusaha untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya demi kemajuan Bank BTN. c. Pegawai Bank BTN mengutamakan kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan Bank BTN dengan kinerja yang terbaik. d. Pegawai Bank BTN selalu memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi Bank BTN dan semua stakeholders, sebagai perwujudan dari pengabdian yang didasari oleh semangat kesediaan berkorban tanpa pamrih pribadi. e. Pegawai Bank BTN selalu bekerja secara professional yang kompeten dalam bidang tugasnya.

2. Teknologi Informasi

Sistem Teknologi Informasi TI yang terpadu merupakan suatu keharusan bagi setiap bank yang berkeinginan untuk melayani dan mengelola jutaan informasi nasabahnya dengan efektif dan efisien. Disamping itu, ketentuan undang-undang perbankan maupun praktik perbankan moderen menuntut setiap bank untuk menjalankan dan memelihara sistem TI terkini dalam rangka memantau risiko secara efektif. Sejak tahun 2000 Bank BTN telah berinvestasi di sistem perbankan baru yang dinamakan Silverlake Integrated Banking System SIBS yang akan mendukung kegiatan pemberian pinjaman Bank BTN di segmen perbankan komersial dan konsumer, serta pengelolaan risiko, dengan kapasitas di atas puluhan ribu transaksi per menit. Dalam upaya terciptanya sistem pendukung kegiatan core banking yang handal, efisien dan efektif, BTN melakukan penyelesaian beberapa aplikasi perbankan antara lain, aplikasi Daftar Hitam Nasional, SID Sistem Informasi Debitur versi baru, penambahan fitur baru pada kartu platinum KGU Bank BTN, dan penyempurnaan credit scoring model CSM sebagai alat bantu memutuskan pemberian kredit perorangan yang berkualitas. Dengan aplikasi-aplikasi seperti itulah BTN dapat memperkecil terjadinya human error, penilaian kelayakan kredit dapat dilakukan secara lebih tepat dan cepat, dan pemantauan risiko dapat dilakukan secara ketat dan terpusat.

3. Kebijakan dan Prosedur

Kebijakan dan prosedur yang dimiliki BTN Cabang Jakarta Harmoni terkait dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh BTN pusat. Kebijakan BTN pusat untuk melakukan ekspansi penyaluran kredit dari tahun ke tahun dapat menimbulkan potensi risiko kredit yang semakin meningkat pula. Kebijakan mengenai kredit juga berupa kebijakan penetapan suku bunga kredit dan jangka waktu pinjaman. Semakin besar suku bunga kredit yang dibebankan maka semakin besar risiko kredit yang ditanggung, juga semakin besar tingkat keuntungan yang diterima. Begitu juga dengan jangka waktu pinjaman yang semakin panjang, maka semakin besar risikonya untuk tidak tertagih, demikian juga sebaliknya. 4. Pengendalian Internal Internal Control Internal control atau pengendalian internal adalah suatu bentuk pengendalian terhadap masing-masing faktor yang menyebabkan potensi timbulnya risiko kredit. Semakin baik internal control yang dimiliki BTN terhadap suatu penyebab risiko, maka akan semakin baik pula risiko tersebut diatasi, begitu pula sebaiknya. Pengendalian internal ini dapat berupa pengawasan aktif oleh BRCO Branch Risk Control Officer pada masing-masing cabang yang menilai kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan sistem informasi manajemen risiko.

4.2.2. Eksternal Bank