angsurannya. Untuk itu bank perlu melakukan pengamatan, pemeriksaan, pengarahan dan memberikan solusi terhadap
masalah-masalah pembayaran angsuran yang timbul. Penagihan secara intensif dilakukan dengan cara
memantau saldo di rekening tabungan debitur dan memotong sejumlah angsuran saat jatuh tempo angsuran tiap bulannya.
Penagihan secara intensif ini dilakukan terhadap debitur yang tergolong macet yaitu kolektibilitas kurang lancar, diperhatikan
dan macet. Selain itu penagihan secara intensif ini juga dilakukan kepada debitur yang baru setahun menjadi debitur
KPR BTN atau disebutnya sebagai DRBM Debitur Realisasi Baru MenunggaK. Penagihan secara intensif terhadap DRBM
ini penting, bank perlu mewaspadai dengan ketat debiturnya ditahun pertama. Apabila didapat debitur menunggak pada tahun
pertama maka BTN dapat segera mengambil langkah-langkah untuk menghindari kerugian, yaitu seperti :
a. Pengiriman surat pemberitahuan angsuran kedua
b. Pengiriman surat konfirmasi atau salinan rekening koran
c. Konfirmasi melalui telepon
d. Pengiriman surat peringatan SP1, SP2, SP3 dan SP
terakhir e.
Kunjungan ke debitur secara sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dimaksudkan agar debitur
tidak kabur saat ditagih.
3. Sisem Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP
Kualitas suatu kredit tidak hanya berkaitan erat dengan tingkat kesehatan bank namun juga dengan Penyisihan
Penghapusan Aktiva
Produktif PPAP.
Tidak hanya
memperhatikan kualitas kredit, juga ada tindakan nyata untuk meminimalkan persentase kredit yang diklasifikasikan. Tata cara
penilaian kualitas kredit mengacu pada Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia mengenai Kualitas Aktiva seperti yang terdapat pada Tabel 7.
4. Sistem Asuransi
Untuk meng-hedging risiko kreditnya, BTN juga bekerja sama dengan pihak asuransi. Kerjasama ini dapat mengurangi
kemungkinan kerugian dari debiturnya dan sudah dilakukan sejak awal proses realisasi kredit. BTN Cabang Jakarta Harmoni
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak asuransi. Dimana menggunakan dua asuransi yaitu : asuransi jiwa dan asuransi
kebakaran. Asuransi jiwa digunakan untuk keselamatan debitur, misalnya apabila debitur meninggal dunia, maka pihak asuransi
yang menanggulangi dan mengganti rugi semua tunggakan yang masih tersisa. Sedangkan asuransi kebakaran digunakan untuk
melindungi rumah sebagai agunan yang dikreditkan untuk mengantisipasi terjadinya kerugian yang disebabkan oleh
kebakaran. Asuransi yang digunakan BTN adalah asuransi Bina
Sentra Purna untuk asuransi jiwa dan asuransi Bina Griya Upakara untuk asuransi kebakaran. Kedua perusahaan asuransi
ini adalah anak perusahaan dari Bank Tabungan Negara. Pembayaran premi asuransi dilakukan diawal yaitu pada saat
realisasi kredit dengan presentase yang telah ditetapkan. 5.
Peningkatan Kualitas SDM
Sumber daya manusia adalah faktor internal yang paling berpengaruh terhadap timbulnya potensi risiko kredit oleh
karena itu meningkatkan kualitasnya juga menjadi fokus dalam proses pengendalian dan pengelolaan risiko ini. Peningkatan
kualitas atau mutu sumber daya manusia ini dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan diklat yang dilaksanakan
secara reguler serta diikutsertakan dalam berbagai sistem seminar atau lokakarya yang diselenggarakan dari dalam
internal bank ataupun eksternal bank. Bank Indonesia sendiri
dalam surat keputusan menteri No. 2380KEPDIR tanggal 28 Februari 1991 mewajibkan bank untuk menyediakan dana
pendidikan pegawai minimal 5 persen dari anggaran pengeluaran
SDM setiap
tahun untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai bank dalam bidang
operasional dan pengelolaan bank.
6. Sistem Skoring