Basel I Basel II

mengacu pada konsep Basel yang harus dipedomani perbankan Idroes,2008.

2.5.1. Basel I

Dalam Basel I 1988 menerapkan standar umum untuk menghitung seluruh risiko dan menghitung kecukupan modal capital adequency, sebesar 8 persen berdasarkan nilai Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. ATMR dihitung berdasarkan bobot risiko pada masing-masing aset pada portofolio bank. Namun metode pengukuran risiko kredit tersebut kurang sensitif terhadap perubahan risiko karena bobot risko untuk kredit dianggap sama yaitu sebesar 100 tanpa ada pembedaan karakteristik risiko masing-masing perusahaan private atau corporate. Konsep inilah yang sekarang dipedomani perbankan di Indonesia dalam menghitung risiko kredit. Maka kedepannya BI memberikan pilihan kepada perbankan untuk dapat menerapkan pengukuran risiko yang lebih advanced guna memberikan kesempatan kepada perbankan untuk pengembangan kualitas manajemen risiko kreditnya. Direncanakan pada tahun 2009, pengukuran risiko kredit untuk menghitung kecukupan modal akan menggunakan pendekatan model standarad sesuai dengan Basel II Zuchridin, 2009.

2.5.2. Basel II

Basel II adalah pengukuran risiko kredit dengan pendekatan model standard Basel II tersebut pada dasarnya menggunakan metodelogi yang sama dengan pengukuran risiko kredit sebelumnya konsep ATMR – Basel I, namun disusun lebih risk sensitive peka terhadap risiko karena bobot risiko kredit masing-masing instrumen ditetapkan berdasarkan grading ratingtingkatan dari instrumen tersebut serta kualitas kreditnya. Terdapat dua alternatif pendekatan dalam perhitungan risiko kredit dalam Basel II yaitu: 1. Standardised Approach Pendekatan ter-Standar Dalam Standardised Approach SA, bank menggunakan metode perhitungan sebagaimana digunakan dalam Basel I. Perbedaannya terletak pada kategorisasi aset dan besarnya bobot risiko yang didasarkan pada peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat eksternal. Tujuan metode ini adalah untuk menghitung cadangan modal capital requirement yang dibutuhkan oleh bank dan yang sebaiknya disisihkan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya kerugian akibat timbulnya risiko kredit. Input data yang dibutuhkan dalam Standardised Approach Pendekatan Standar adalah outstanding Jumlah pinjaman yang belum tertagih, risk weight bobot risiko yang sesuai dengan karakter pinjaman dan capital ratio yang merupakan rasio untuk menentukan jumlah cadangan modal yang sebaiknya disisishkan oleh bank. 2. Internal Rating-Based Approach Pendekatan Rating Internal Dalam Internal Rating-Based Approach IRB bank diperkenankan menggunakan model internal mereka dalam menghitung kebutuhan modal. Pendekatan ini diyakini memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan terstandar standardised approach dan menghasilkan perhitungan permodalan yang lebih sesuai dengan profil risiko bank. Asumsi utama dalam pendekatan ini adalah bank pada dasarnya lebih mengetahui karakter dan kondisi debitur mereka dibandingkan lembaga pemeringkat. Melalui pendekatan ini, bank dimungkinkan untuk menerapkan diferensiasi yang lebih tepat untuk masing-masing kategori aset mereka. Beberapa komponen yang menjadi parameter utama dalam pendekatan IRB adalah: a. Probability of Default PD yaitu kecenderungan terjadinya default gagal bayar untuk setiap kategori aset. Bank harus menyediakan komponen PD untuk masing-masing kelompok debitur berdasarkan perhitungan internal mereka. b. Loss Given Default LGD adalah persentase kerugian yang diperkirakan akan terjadi jika suatu debitur default gagal bayar. c. Exposure at Default EAD adalah perkiraan nilai eksposur pada saat terjadi default gagal bayar. d. Maturity M adalah jangka waktu efektif dalam tahun dari eksposur bank. Terdapat dua pendekatan dalam IRB yaitu: a. Foundation IRB – Bank menghitung–probability of default kemungkinan gagal bayar yang terkait dengan masing- masing debitur dan pengawas menyediakan input lainnya seperti loss given default dan exposure at default. b. Advanced IRB – selain menggunakan probability of default, bank menambahkan input lainnya seperti exposure at default, loss given default dan jangka waktu. Persyaratan untuk penggunaan pendekatan ini lebih ketat dibandingkan dengan foundation IRB. 2.6. CreditRisk+ Portfolio