Manajemen risiko kredit yang efektif merupakan tantangan yang dihadapi seluruh lembaga keuangan, yang menjadi faktor kritis kesuksesan
bagi lembaga keuangan tersebut dalam menghadapi eksposur kredit yang signifikan. Banyak para ahli keuangan menyatakan bahwa risiko kredit
merupakan risiko yang paling mendominasi, oleh sebab itu perlu langkah- langkah kongkret untuk me-manage risiko tersebut.
Sejalan dengan prinsip tersebut, sesuai dengan ketentuan BI yang tertuang di dalam PBI nomor 58PBI2003 mengenai Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum menjelaskan bahwa manajemen risiko adalah
serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko
yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
2.4.1. Siklus Manajemen Risiko
Menurut Djohanputro 2006, siklus manajemen risiko terdiri dari lima tahap sesuai dengan Gambar 6.
Keterangan Hubungan langsung Hubungan tidak langsung
Gambar 6. Siklus manajemen risiko Djohanputro, 2006
Siklus manajemen risiko menurut Djohaputro 2006 terdiri dari 6 tahap, yaitu :
Tahap 1. Identifikasi Risiko Pada tahap ini, mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi oleh
perusahaan. Langkah pertama dan utama adalah dengan melakukan
Pengawasan dan pengendalian risiko
Identifikasi risiko
Pengukuran risiko
Pemetaan risiko Model pengelolaan risiko
Evaluasi pihak berkepentingan
analisiss pihak berkepentingan stakeholders yang berkaitan dengan risiko tersebut.
Tahap 2. Pengukuran Risiko Pada dasarnya pengukuran risiko mengacu pada dua faktor, yaitu
kuantitas risiko dan kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak nilai, atau eksposur, yang rentan terhadap risiko.
Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko muncul. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi pula
risikonya.
Tahap 3. Pemetaan Risiko Pemetaan risiko bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko
berdasarkan kepentingannya bagi perusahaan, dengan memilih-milih risiko yang mampu memberi kontribusi positif dan risiko yang
merusak nilai perusahaan bila dikelola. Perlu prioritas juga karena tidak semua risiko memiliki dampak pada tujuan perusahaan.
Tahap 4. Model Pengolahan Risiko Model pengelolaan risiko yang dapat diterapkan perusahaan berupa
pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan modal risiko, dan struktur organisasi pengelolaan.
Tahap 5. Monitor dan Pengendalian Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko
berjalan sesuai dengan rencana. Hal itu dikarenakan karena risiko itu sendiri berkembang, monitor dan pengendalian bertujuan untuk
memantau perkembangan terhadap kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko.
2.5. Pengukuran Risiko Kredit