Pengelompokan Menghitung Penentuan Nilai Potensi Risiko KPR dengan

historis, karena penggunaan CSM baru sebatas untuk mengidentifikasikan faktor-faktor risiko yang disusun dan dinilai dengan banyak menggunakan pendekatan judgement.

4.4. Penentuan Nilai Potensi Risiko KPR dengan

Metode Credit Risk+ Portfolio Proses selanjutnya dalam manajemen risiko adalah melakukan proses pengukuran risiko kredit. Sebagai simulasi, proses pengukuran risiko kredit pada KPR BTN dilakukan terhadap debitur KPR Komersial yang tergolong DRBM Debitur Realisasi Baru Menunggak. DRBM adalah debitur BTN yang baru menjadi debitur BTN kurang dari satu tahun. Pada BTN Cabang Jakarta Harmoni pemantauan secara intensif terhadap riwayat pembayaran DRBM ini sangat penting, karena apabila didapatkan debitur yang baru kurang dari setahun menjadi debitur namun kewajiban angsurannya sudah menunggak maka pihak BTN harus segera mewaspadai debitur tersebut. Data DRBM yang diambil adalah debitur KPR BTN yang menjadi debitur BTN mulai bulan April 2008 sampai dengan Maret 2009. Data tersebut diambil pada tanggal 5 Mei 2009 sebagai simulasi untuk perhitungan risiko kredit dengan menggunakan teknik creditrisk+ portfolio. Perhitungan potensi kerugian ini selanjutnya diolah dengan mengunakan bantuan program kompuetr visual basic 6.0. Data-data yang di input langsung terproses secara otomatis sehingga lebih efisien. Selain itu, dapat dilakukan simulasi-simulasi dengan mengubah parameter yang ada.

4.4.1. Pengelompokan

Eksposur dalam Band Eksposur adalah besarnya risiko kerugian yang melekat pada besarnya kredit yang menghadapi risiko gagal bayar. Dalam metode CreditRisk+ Portfolio ini nilai eksposur diperoleh dari outstanding debitur. Outstanding debitur yaitu jumlah tunggakan kredit yang belum tertagih. Total nilai eksposur DRBM yang terangkum di bulan April 2009 adalah sebesar Rp. 813.075.645.211,00 dengan nilai eksposur terkecil adalah sebesar Rp. 6.900.834,00 dan nilai eksposur terbesar adalah Rp. 4.861.958.167,00. Agar hasil perhitungan lebih akurat, nilai eksposur ini dibuat pengelompokan band kelas eksposur kredit. Nilai band masing- masing diasumsikan sebesar Rp 5.000.000,00, Rp 10.000.000,00, Rp 25.000.000,00, Rp 100.000.000,00, dan Rp 500.000.000,00. Data outstanding yang telah dikelompokan dalam band diurut dari nilai terkecil sampai nilai terbesar kemudian dibagi ke dalam kelas-kelas pada band. Menurut metode creditrisk+ dalam tiap band tersebut minimal terdiri dari 10 kelas. Jumlah debitur dan range eksposur yang dikelompokan pada masing-masing band dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Range eksposur dan jumlah debitur tiap band Berdasarkan data di atas Tabel 5 maka jumlah debitur terbanyak terdapat dalam band 5.000.000.000 dengan jumlah 8.377 debitur. Dengan nilai eksposur antara 5.000.000 – 52.449.999 dan jumlah debitur paling sedikit terdapat dalam band 500.000.000 yaitu sebanyak 16 debitur, dengan nilai eksposur antara Rp 1.050.000.000 – Rp 5.000.000.000

4.4.2. Menghitung

Probability of Default PD tiap eksposur Kemungkinan gagal bayar probability of default ditentukan berdasarkan kolektibilitas masing-masing debitur. Penentuan kolektibilitas berdasarkan hari tunggakan yang ditetapkan BTN dapat dilihat pada Tabel 6. Band Range eksposur Rp Jumlah debitur debitur 5.000.000,00 5.000.000 – 52.449.999 8.377 10.000.000,00 52.500.000 – 104.999.999 1.189 25.000.000,00 105.000.000 – 262.499.999 1.790 100.000.000,00 262.500.000 – 1.049.999.999 167 500.000.000,00 1.050.000.000 – 5.000.000.000 16 Tabel 6. Penentuan kolektibilitas BTN berdasarkan hari tunggakan Hari Tunggakan Kategori Kolektibilitas 0 hari Lancar 1 1-90 hari Dalam Perhatian Khusus 2 91 – 120 hari Kurang Lancar 3 121 – 180 hari Diperhatikan 4 181 – 9999 hari Macet 5 Perhitungan probability of default kemungkinan gagal bayar ini sesuai dengan tingkat cadangan yang dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Berdasarkan SK Direksi BI NO.31147KEPDIR tanggal 12 November 1998 seluruh bank harus menetapkan kualitas aktiva produktif berdasarkan penilaian kemampuan membayar. Penentuan probability of default berdasarkan cadangan menurut ketentuan BI dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP Kategori Reserves 1. Lancar Pass 1 2. Dalam Perhatian Khusus Special Mention 5 3. Kurang Lancar Substandard 15 4. Diragukan Doubtful 50 5. Macet Loss 100 Sumber : SK Direksi BI NO.31147KEPDIR tanggal 12 November 1998 Tingkat probability of default kemungkinan gagal bayar ini akan lebih akurat apabila bank memiliki data historis sendiri tentang tingkat default gagal bayar yang sesuai dengan data debiturnya. Namun demikian, dengan menggunakan tingkat probability of default yang diindikasikan dengan ketentuan BI tersebut telah cukup memadai untuk pengukuran risiko kredit KPR karena telah mempertimbangkan tingkat tunggakan debitur. Tabel 8. Jumlah debitur dan jumlah eksposur pada masing-masing kolektibilitas Kolektiibilitas Jumlah debitur debitur Total Eksposur Rp Persentase Persen Lancar 10.738 755.735.803.199 93,06 Dalam Perhatian Khusus 719 50.797.463.891 6,23 Kurang Lancar 58 4.072.555.700 0,5 Diperhatikan 16 2.140.225.092 0,14 Macet 8 329.597.329 0,07 Pada Tabel 8 dapat dilihat jumlah debitur dan total eksposur pada masing-masing kategori kolektibilitas. Jumlah debitur terbanyak terdapat pada kolektibilitas lancar, yaitu sebanyak 10.738 debitur dengan total nilai eksposur pada kolektibilitas tersebut adalah Rp 755.735.803.199,00. Jumlah debitur paling sedikit terdapat pada kolektibilitas macet, yaitu sebanyak 8 debitur dengan total nilai eksposur pada kolektibilitas tersebut adalah Rp 329.597.329,00. Jumlah debitur tiap band berdasarkan kolektibilitas secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 7. Tampilan setting program visual basic 6.0 dalam penentuan band dan probability of default dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Penentuan band dan Probability of default hasil pengolahan dengan Visual Basic 6.0

4.4.3. Perhitungan Expected Loss, Unexpected Loss dan Economic