13
2.7. Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian tentang efisiensi saluran pemasaran udang windu yang dikaji adalah saluran pemasaran dan fungsi-fungsi masing-masing lembaga
pemasaran dalam saluran pemasaran udang windu, struktur pasar yang terbentuk pada setiap tingkat lembaga pemasaran, perilaku para pelaku pasar, dan keragaan
pasar yang diukur melalui margin pemasaran, bagian harga yang diterima petani, rasio keuntungan dan biaya, serta keterpaduan pasar. Secara umum pemasaran
komoditas agribisnis belum mengarah kepada bentuk pasar yang efisien secara keseluruhan, mengingat saluran tataniaga yang terbentuk menghasilkan margin
yang kurang merata, penentuan harga umumnya merugikan petani, dimana penentuan harga dilakukan oleh lembaga pemasaran diatasnya dan petani hanya
bertindak sebagai penerima harga Price taker. Berdasrkan hasil penelitian-penelitian di atas, ada kesamaan dalam analisis
saluran pemasaran yaitu persamaan dalam penggunaan alat analisis untuk menganalisis sistem pemasaran dan efisiensi saluran pemasaran. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada studi kasus, tempat serta lokasi dilakukannya penelitian. Perbedaan lain terletak pada komoditas yang
diteliti adalah komoditas perikan tambak udang windu Penaeus monodon yang merupakan salh satu komoditas unggulan dan tergantung pada fluktuasi mata uang
asing.
14
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pemasaran
Limbong dan Sitorus 1985 menyatakan bahwa pemasaran pertanian adalah mencakup segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan
perpindahan hak milik dan fisik barang-barang hasil pertanian dan barang-barang kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen, termasuk
didalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang ditujukkan untuk lebih mempermudah penyalurannya dan memberi
kepuasan yang lebih kepada konsumennya. Azzaino 1983 menyatakan bahwa pemasaran disebut suatu proses pertukaran yang meliputi kegiatan pemindahan
barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran suatu proses sosial dimana individu-individu atau kelompok-kelompok mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan yang diinginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai.
Pemasaran merupakan kegiatan aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan tujuan untuk memberi kepuasan kepada konsumen. Untuk
menganalisis saluran pemasaran dapat dilkaukan tiga pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan Fungsi Functional approach; merupakan pendekatan yang
mempelajari fungsi-fungsi yang ada dalam lembaga pemasaran yang terlibat dalam tataniaga suatu komoditi. Pendekatan fungsi terdiri dari fungsi
pertukaran meliputi pembelian dan penjualan, fungsi fisik meliputi penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan, dan fungsi fasilitas yang meliputi
standarisasi dan grading, penanggungan resiko, pembiayaan dan informasi pasar.
2. Pendekatan kelembagaan Institutional approach, pendekatan kelembagaan ini berguna untuk mempelajari atau mengamati peranan masing-masing lembaga
pemasaran dalam kegiatan pemasaran yang terdiri dari produsen, bandar, pengecer, konsumen, dan lain-lain.
3. Pendekatan perilaku Behavioral system approach, pendekatan ini merupakan pelengkap dari kedua fungsi di atas, yaitu menganalisis aktivitas-aktivitas yang
15 ada dalam proses pemasaran seperti perubahan dan perilaku lembaga
pemasaran. Pemasaran produk pertanian merupakan pemasaran produk yang memerlukan penangan yang intesif hingga sampai ketangan konsumen. Hl ini
disebabkan oleh karaktristik produk pertanian yang mudah rusak, membutuhkan ruang, di produksi dalm jumlah besar, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, dibutuhkan integrasi berbagai pihak agar produk yang dipasarkan sampai ke tangan konsumen tanpa mengurangi kualitas produk yang
dihasilkan.
3.1.2 Lembaga-lembaga pemasaran
Hanafiah dan Saefuddin 1983, menjelaskan bahwa lembaga pemasaran adalah badan-badan yang bertanggungjawab menyelenggarakan kegiatan atau
fungsi pemasaran dimana barang harus bergerak dari produsen sampai ke konsumen. Lembaga pemasaran ini bisa termasuk golongan produsen, pedagang
perantara dan lembaga pemberi jasa. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen
semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa marjin pemasaran.
Limbong dan Sitorus 1987 dalam pemasaran barang atau jasa terlibat beberapa lembaga pemasaran mulai dari produsen, lembaga-lembaga perantara
dan konsumen. Karena jarak antara produsen yang menghasilkan barang atau jasa sering berjauhan dengan konsumen, maka fungsi badan perantara sangat
diharapkan kehadirannya untuk menggerakkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut dari titik produksi ke titik konsumsi. Lembaga pemasaran merupakan
suatu lembaga dalam bentuk perorangan, perserikatan atau perseroan yang akan melakukan fungsi– fungsi pemasaran yang berusaha untuk memperlancar arus
barang dari produsen sampai tingkat konsumen melalui berbagai kegiatanaktifitas. Lembaga–lembaga pemasaran tersebut juga berfungsi sebagai
sumber informasi mengenai suatu barang dan jasa. Dalam sistem tataniaga terdapat lembaga-lembaga tataniaga yang cukup penting yaitu:
1. Pedagang pengumpul yaitu pedagang yang membeli atau mengumpulkan barang–barang hasil pertanian dari produsen kemudian memasarkan dalam
16 partai besar kepada pedagang lain. Dalam hal ini pedagang pengumpul
bisanya ada disetiap desa. 2. Pedagang besar yaitu pedagang yang membeli dari pedagang pengumpul
dalam partai besar dan mendistribusikan kesetiap pedagang pengecer atupun ke pasar.
3. Pengecer yaitu pedagang yang membeli barang dari pedagang besar dan mendistribusikannya barang secara langsung ke konsumen akhir.
3.1.3 Fungsi-Fungsi Pemasaran
Pendekatan fungsi menurut Khols dan Uhl 1985 adalah suatu pendekatan yang mempelajari bagaimana system pemasaran dilakukan. Pendekatan ini untuk
menganalisis dan mempelajari berbagai gejala dalam proses pemasaran untuk beberapa aspek , sehingga seluruh proses pemasaran dapat memberikan gambaran
yang ringkas dan lengkap. Fungsi tersebut terdisri dari : 1. Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang berhubungan dengan perpindaha hak
milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fugsi pertukaran meliputi a kegiatan pembelian dan b kegiatan penjualan. Pembelian merupakan kegiatan
melakukan penetapan jumlah dan kualitas barang, mencari sumber barang, menetapkan harga, dan syarat-syarat pembelian. Kegiatan penjualan diikut i
mencari pasar, menetapkan jumlah, kualitas serta menentukan saluran tataniaga yang paling sesuai.
2. Fungsi fisik adalah semua tindakan yang berhubungan langsung dengan barang dan jasa yang menimbulkan kegunaan tempat, waktu dan bentuk. Fungsi ini
meliputi a penyimpanan, untuk menbuat komoditas selalu ada ketika dibutuhkan konsumen, b pengolahan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan nilai tambah dari produk tersebut, sehingga kepuasan, kebutuhan konsumen dapat terpenuhi, c pengangkutan, pemindahan, merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk memindahkan barang dari suatu tempat ketempat lain, yang akan memudahkan konsumen mendapatkan barang
tersebut. 3. Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang mendukung dalam kegiatan
pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen. Fungsi fasilitas meliputi a fungsi standarisasi dan grading,merupakan fungsi mempermudah
17 pembelian barang, mempermudah pelaksanaan jual beli, mengurangi biaya
pemasaran dan memperluas pasar, b fungsi penanggungan risiko, merupakan fungsi menerima kemungkinan kehilangan dalam proses pemasaran yang
disebabkan risiko, c fungsi pembayaran, merupakan kegiatan pembayaran dalam bentuk uang untuk memperlancar proses tataniaga, dan d informasi
pasar, merupakan kegiatan dengan mengumpulkan sejumlah data sehingga proses pemasaran menjadi lebih sempurna.
3.1.4 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran merupakan cara atau sistem untuk menyampakai produk yang dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Dalam saluran
pemasaran terdapat lembaga-lembaga pemasaran seperti produsen petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang antar kota dan lain sebagainya.
Menurut Sudiono 2001, lembaga pemasaran menurut penguasaan terhadap komoditi yang diperjual belikan dapat dibedakan atas tiga :
1. Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai benda, seperti agen, makelar broker, selling broker, buying broker
2. Lembaga yang memiliki dan menguasai komodi-komodi pertanian yang diperjualbelikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir dan
importir. 3. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komodi-komodi
pertanian yang diperjualbelikan. Seperti perusahan perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas ternsportasi, asuransi pemasaran dan
perusahaan penentu kualitas produk pertanian Surveyor. Sehingga terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih saluran pemasaran yaitu: 1. Pertimbangan pasar, yang meliputi konsumen sasaran akhir mencakup pembeli
potensial, konsentrasi pasar secara geografis, volume pesanan, dan kebiasaan pembeli.
2. Pertimbangan barang, yang meliputi nilai barang per unit, besar dan berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, dan apakah barang tersebut
untuk memenuhi pesanan atau pasar.
18 3. Pertimbangan internal perusahaan, yang meliputi sumber permodalan,
kemampuan dan pengalaman manajemen, pengawasan penyaluran, dan pelayanan penjualan.
4. Pertimbangan terhadap lembaga perantara, yang meliputi pelayanan lembaga perantara, kesesuaian lembaga perantara dengan kebijaksanaan produsen, dan
pertimbangan biaya. Banyaknya lembaga yang terlibat dalam suatu saluran pemasaran
dipengaruhi oleh jarak dari produsen ke konsumen, sifat komoditas, skal produksi, dan kekuatan modal yang dimiliki Saefuddin dan Hanafiah 1986 . Saluran
pemasaran yang dilalui oleh barang dan jasa akan sangat menentukan nilai keuntungan suatu prodak dan berpengaruh terhadap pembagian penerimaan yang
diterima oleh masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dalamnya. Pada umumnya, semakin pendek saluran pemasaran akan memberikan keuntungan
yang lebih besar dibandingkan saluran pemasaran yang panjang. Lembaga yang terlibat dalam pemasaran udang windu dari petambak sampai konsumen akhir
diantaranya, pedagang pengumpul, pedagang besar, perusahaan ekspor, konsumen lembaga. Saluran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1 :
Gambar 1. Saluran Pemasaran Komoditi Pertanian
Sumber : Khols dan Downey, 1985 Pedagang desa di
pasar lokal Agen Perantara
Pedagang pengecer retailers
Pedagang besar Wholesalers
Agen Processor
Konsumen Petani
19
3.1.5 Struktur Pasar
Struktur pasar Market structure adalah suatu dimensi yang menjelaskan pengambilan keputusan oleh perusahaan atau industri, jumlah perusahaan dalam
suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai ukuran seperti size atau concentration
, deskripsi dan diferensiasi produk, syarat-syarat entry dan sebagainya Limbong, 1997. Pada struktur pasar dijelaskan bagaimana perilaku
penjual dan pembeli yang terlibat Market conduct dan selanjutnya akan menunjukkan keragaan yang terjadi dari struktur dan perilaku pasar Market
performance yang ada di dalam sistem tataniaga tersebut.
Analisis struktur pasar mendorong studi tentang faktor teknik, motivasi, institusi, dan organisasi yang mempengaruhi kebiasaan perusahaan dalam pasar.
Struktur pasar dicirikan oleh : 1 jumlah dan ukuran pasar, 2 diferensiasi produk, 3 kebebasan keluar masuk pasar, dan 4 pengetahuan partisipan tentang
biaya, harga, dan kondisi pasar Dahl dan Hammond, 1977. Tabel 4 menyajikan karakteristik struktur pasar.
Tabel 4 . Jenis-jenis Struktur Pasar Berdasarkan Jumlah Perusahaan dan Sifat
Produk Karakteristik
Struktur Pasar
Jumlah Perusahaan
Sifat Produk Dari Sudut Penjual
Dari Sudut Pembeli
Banyak
Homogen Persaingan Murni
Persaingan Murni
Banyak
Diferensiasi Persaingan
Persaingan
Sedikit
Homogen Monopolistik
Monopolistik
Sedikit
Diferensiasi Oligopoli Murni
Oligopsoni Murni
Satu
Unik Oligopoli diferensiasi
Oligopsoni Monopoli
Diferensiasi Monopsoni
Sumber : Dahl dan Hammond 1977 Menurut Saefuddin dan Hanafiah 1986 struktur pasar produk perikanan
yang banyak dijumpai dalam praktek adalah pasar persaingan monolistik dan oligopoli, dimana struktur pasar produk pertanian cendrung berada pada pasar
20 persaingan tidak sempurna, baik berupa monopoli, oligopoli, maupun pasar
persaingan monopolistik. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal: 1. Bagaimana pangsa pasar Market share yang dimiliki petani umumnya
sangat kecil, sehingga petani dalam pemasaran produk pertanian bertindak penerima harga Price taker.
2. Produk pertanian pada umumnya diproduksi secara massal dan homogen, sehingga apabila petani menaikkan harga komoditi yang akan dihasilkan
menyebabkan konsumen beralih untuk mengkonsumsi komodi yang dihasilkan petani lainnya.
3. Komoditi yang dihasilkan mudah rusak Perishable, sehingga harus secepatnya dijual tanpa memperhitungkan harga.
4. Lokasi produksi terpencil dan sulit tercapai oleh alat tranportasi yang mudah dan cepat.
5. Petani kekurangan informasi harga dan kualitan dan kuantitas yang diinginkan konsumen, sehingga petani mudah diperdaya lembaga-lembaga
pemasaran yang berhubungan dengan petani langsung. 6. Adanya kredit dan pinjaman dari lembaga pemasaran kepada petani yang
bersifat meningkat.
3.1.6 Perilaku Pasar
Perilaku pasar menunjukkan tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar tertentu, terutama bentuk-bentuk keputusan apa yang harus diambil dalam
menghadapi berbagai struktur pasar. Perilaku pasar meliputi kegiatan penjualan, pembelian, penentuan harga, dan strategi tataniaga. Perilaku pasar dapat dilihat
dari proses pembentukan harga dan stabilitas harga, serta ada tidaknya praktek jujur dari lembaga yang terlibat dalam tataniaga Azzaino 1982.
Menurut Asmarantaka 1999, bahwa perilaku pasar ada tiga cara yaitu : 1 penentuan harga dan setting level of output; menetapkan penentuan harga tidak
berpengaruh terhadap perusahaan lain, melainkan ditetapkan secara bersama-sama oleh penjual atau penetapan harga berdasarkan pemimpin harga, 2 product
promotion policy ; melalui pameran dan iklan atas nama perusahaan, 3 predatory
and exlusivenary tactics; strategi ini bersifat ilegal karena bertujuan mendorong
perusahaan pesaing untuk keluar dari pasar. Strategi ini berusaha menguasai
21 bahan baku, sehingga perusahaan pesaing tidak berproduksi dengan menggunakan
bahan baku yang sama. Perilaku pasar terkait dengan tindak tanduk serta langkah yang
diimplementasikan oleh penjual saat memasarkan. Tindakan yang dilakukan dapat berpengaruh pada penetapan harga dan keragaan pasar di daerah yang
menjadi fokus penelitian. Perikalaku pasar dapat mencerminkan aliran suatu produk mulai dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen. Pada umumnya
perilaku pasar tercermin pada saat beroprasi. Seperti saat penentuan harga, sosialisasi, penetapan pangsa pasar, serta aktifitas transaksi di pasar. Terdapat tiga
cara mengenal perilaku pasar, yaitu : 1. Penentuan Harga dan Setting of Output : Penentuan harga yang dilakukan
tanpa mempengaruhi perusahaan lain. Penetapan ini dilakukan secara bersama – sama dengan para penjual yang lain, dan penetapan harga yang dilakukan
dipimpin oleh pemimpin harga. 2. Kebijakan atau Aturan Promosi Produk Product Promotion Policy : yaitu
promosi yang dilakukan penjual dengan cara mengikuti pemasaran atau membuka stand produk atas nama perusahaan.
3. Peredatory and Exlusivenary Tactics : Strategi ini tidak cukup sehat karena
perusahaan yang satu berusaha untuk mengeluarkan perusahaan yang lain dari pasar dengan menetapkan harga dibawah biaya marjin, sehingga perusahaan
lain tidak dapat melakukan kompetisi tersebut. Selain itu, cara lain juga dapat dilakukan dengan menguasai bahan baku yang akan mengakibatkan
perusahaan lain tidak dapat menggunakan sumber bahan baku yang sama.
3.1.7 Keragaan Pasar
Keragaan pasar menunjukkan akibat dari keadaan struktur dan perilaku pasar dalam kenyataan sehari-hari yang ditunjukkan dengan harga, biaya, volume
produksi, yang akhirnya memberikan penilaian baik atau tidaknya suatu sistem
tataniaga Dahl dan Hammond 1977. Menurut Sudiyono 2001 keragaan pasar
adalah hasil keputusan akhir yang diambil adalah hubungannya dengan proses tawar menawar dan persaingan pasar.
Deskripsi keragaan pasar dapat dilihat dari: harga dan penyebarannya ditingkat produsen dan ditingkat pasar, marjin pemasarn dan penybarannya pada
22 setiap tingkat harga. Selain itu analisis terhadap keragaan pasar dapat didekati
melalui analisis perkembangan harga, elastisitas tansmisi dan integrasi pasar.
3.1.8 Efisiensi Pemasaran
Pemasaran yang efesien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam sistem pemasaran, dimana sistem pemasarn memberikan kepuasan kepada setiap
pihak-pihak yang terlibat produsen, konsumen, dan lembaga-lembaga pemasaran . Menurut Sudiono 2001 untuk mengukur efesiensi pemasaran dapat dilakukan
pendekatanstruktur, keragaan, dan tingkahlaku pasar. Upaya perbaikan efesiensi pemasaran dapat dilakukan dengan meningkatkan output pemasaran dan
mengurangi biaya pemasaran. Menurut Sudiyono 2001 secara sederhana konsep efisiensi ini didekati
dengan rasio output-input, suatu proses pemasarn dikatakan efesien apabila : 1. Output tetap konstan dicapai dengan input yang lebih sedikit.
2. Output meningkat sedanngkan input yang digunakan tetap konstan. 3. Output dan input sama-sama mengalami kenaikan, tetapi laju kenaikan output
lebih cepat dari pada input 4. Output dan input sama mengalami penurunan, tetapi penurunan output lebih
lambat dari pada input. Efesiensi pemasarn dapat dibedakan atas efesiensi teknis operasional dan
efesiensi ekonomis harga. Menurut Saefuddin dan Hanafiah 1986 efesiensi teknis berarti pengendalian fisik daripada produk dan dalam ”term” ini mencakup
dalam hal-hal: prosedur, teknis, dan besarnya skala operasi, dengan tujuan penghematan fisik seperti mengurangi kurusakan Waste, mencegah merosotnya
mutu produk dan penghematan tenaga kerja. Sedangkan dalam pengukuran efesiensi ekonomis maka marjin pemasaran sering dipakai sebagai alat ukur.
3.1.8.1 Marjin Pemasaran
Marjin adalah perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima petani produsen, atau dapat juga dinyatakan sebagai
nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan pemasaran sejak dari tingkat produsen sampai ke titik konsumen akhir. Kegiatan untuk memindahkan barang dari titik
produsen ke titik konsumen membutuhkan pengeluaran baik fisik maupun materi.
23 Pengeluaran yang harus dilakukan untuk menyalurkan komoditi dari produsen ke
konsumen disebut sebagai biaya tataniaga. Menurut Dahl dan Hammond 1977 mendefenisikan marjin pemasaran
sebagai perbedaan harga di tingkat petani Pf dengan harga pedagang pengecer Pr. Marjin pemasaran menjelaskan perbedaan harga dan tidak memuat
pernyataan mengenai jumlah produk yang dipasarkan. Nilai margin pemasaran Value of marketing margin merupakan perkalian antara marjin pemasaran
dengan volume produk yang terjual Pr-Pf x Qrf yang mengandung pengertian marketing cost
dan marketing charge seperti yang terlihat pada Gambar 1. Pendekatan terhadap nilai marjin pemasaran dapat melalui return to factor
Marketing cost yaitu penjumlahan dari biaya pemasaran, yang merupakan balas jasa terhadap input yang digunakan seperti tenaga kerja, modal, investasi yang
diberikan untuk lancarnya proses pemasaran dan input-input lainnya, serta dengan pendekatan return to institution Marketing charge, yaitu pendekatan melalui
lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses penyaluran atau pengolahan komoditi yang dipasarkan pedagang pengumpul, pengolah, grosir,
agen, dan pengecer. Setiap lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi
yang dilakukan antar lembaga biasanya berbeda-beda. Hal ini menyebabkan perbedaan harga jual dari lembaga satu dengan yang lainnya sampai ke tingkat
konsumen akhir berbeda. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat, akan semakin besar perbedaan harga antar produsen dengan harga di tingkat konsumen.
Secara grafis marjin pemasaran dapat dilihat pada Gambar 2 : Harga
Sr Pr Sf
C A
Pf Dr B
Df 0 Qr, f
Gambar 2. Hubungan Antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan Terhadap
Marjin Pemasaran dan Nilai Marjin Pemasaran Sumber : Dahl dan Hammond 1977
24 Keterangan :
A = Nilai marjin pemasaranPr-Pf.Qr,f
B = Marketing cost and Marketing charge
C = Marjin pemasaran Pr-Pf
Pr = Harga di tingkat pedagang pengecer
Pf = Harga di tingkat petani
Sr = Supply di tingkat pengecer Derived supply
Sf = Supply di tingkat petani Primary supply
Dr = Demand di tingkat pengecer Derived demand
Df = Demand di tingkat petani Primary demand
Qr,f = Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan tingkat pengecer
Besarnya marjin pemasaran pada suatu saluran pemasaran tertentu dapat dinyatakan sebagai jumlah dari marjin pada masing-masing lembaga pemasaran
yang terlibat. Rendahnya biaya pemasaran suatu komoditi belum tentu dapat mencerminkan efisiensi yang tinggi.
3.1.8.2 Farmer’s Share
Salah satu indikator yang berguna dalam melihat efisiensi kegiatan pemasaran adalah dengan membandingkan bagian yang diterima petani Farmer’s
share terhadap harga yang dibayar konsumen akhir. Bagian yang diterima
lembaga pemasaran sering dinyatakan dalam bentuk persentase Limbong dan Sitorus 1987.
3.1.8.3 Rasio Keuntungan dan Biaya RC
Berdasarkan nilai marjin pemasaran yang diperoleh dapat diketahui tingkat rasio keuntungan terhadap biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. Rasio
ini menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh terhadap biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran. Semakin tinggi nilai
rasio semakin besar keuntungan yang diperoleh. Rasio tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut Limbong dan Sitorus 1987 :
Rasio KeuntunganBiaya = 100
x Ci
Pemasaran Biaya
i Keuntungan
π
Rasio keuntungan dan biaya pemasaran adalah besarnya keuntungan yang diterima atas biaya pemasaran yang dikeluarkan. Dengan demikian semakin
meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional sistem pemasaran akan semakin efisien Limbong dan Sitorus 1987.
25
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen sehingga dalam
proses tersebut terjadi pemindaha kepemilikian. Dalam memasarkan suatu komoditi baik barang atau jasa akan melibatkan beberapa faktor pemasaran,
anatara lain sistem pemasaran dan lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat melakukan fungsi pemasaran dan serta struktur, perilaku pasar dan keragaan pasar
yang menentukan tingkat harga suatu komoditi. Sistem pemasaran merupakan segala aktivitas yang diperlukan dalam
pemindahan hak miliki dan menyelenggarakan saluran fisiknya termasuk jasa-jasa dan fungsi-fungsi pemasaran dalam menjalankan distribusi barang dari produsen
ke konsumen. Saluran pemasaran udang windu dari Desa Panimbang, Serang, Banten melibatkan beberapa lembaga pemasaran yaitu petambak, pedagang
pengumpul pedagang pengecer dan eksportir. Fungsi-fungsi pemasaran udang windu dari Desa Panimbang, Serang, Banten dianalisis melalui pendekatan serba
fungsi yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Struktur pasar dapat diketahui dengan melibatkan jumlah penjualan dan pembelian, informasi
pasar, jenis transaksi yang terjadi dan hambatan keluar masuk pasar. Perilaku pasar dapat diketahui dengan melihat praktek penjualan dan pembelian, penentuan
harga, cara pembayaran dan kerjasama antar lembaga, sedangkan keragaan pasar dapat diketahui dengan melihat marjin pemasaran dan keterpaduan pasar.
Berdasarkan teori pemasaran khususnya tentang efesiensi pemasaran yang berdampak pada peningkatan keuntungan petani dan lembaga pemasaran yang
terlibat serta dalam rangka merangsang industri perikananagar kondusif, maka peneliti perlu mengkaji tentang bagai mana pola saluran pemasaran udang windu
dari Desa Pnimbang, Serang, Banten nilai dari marjin pemasaran yang terbentuk dari setiap fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran serta
dilihat dari struktur dan prilaku pasar, dan keterpaduan pasar yang terjadi dilihat dari pembentukan harga yag terjadi akibat pembentukan harga antara lembaga
pemasaran yang satu dengan lainnya. Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini dapat di lihat pada Gambar 3.
26
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional, Analisis Efisiensi Pemsaran
Udang Windu Studi Kasus : di Desa Panimbang, Serang, Banten Petani Udang Windu
Adanya perbedaan harga yang cukup besar antara harga jual udang windu di tingkat petani dan harga jual udang windu di tingkat konsumen
Analisis Kualitatif
1. Saluran Pemasaran dan Lembaga Pemasaran
2. Fungsi-fungsi Pemsaran 3. Struktur Pemsaran
4. Keragaan Pemasaran
Analisis Kuantitaf
1. Marjin Pemasaran 2. Farmer’s Share
3. Rasio Keuntungan dan Biaya
Efisiensi Pemasaran
Efesiensi Operasional 1. Marjin Tataniaga
2. Farmer’s Share 3. Rasio keuntungan dan Biaya
Saluran Pemasaran yang Efisien
27
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian