4 berproduksi. Dalam menghadapi hal ini diperlukan setrategi pemasaran yang tepat
agar dapat bersaing dengan petambak lainnya dan dapat memperluas pasar. Salah satu cara untuk dapat memperluas pasar yaitu dengan mengefektifkan pemasaran
yang efesiensi dan memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, melalui efesiensi pemasaran ini, harga udang windu akan meningkat dan akhirnya akan
meningkatkan keuntungan petambak udang windu yang terlibat.
1.2. Perumusan Masalah
Kabupaten Serang berjumlah 347.042 jiwa dan dapat digolongkan dalam kelas Kota sedang, dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas Kota, Kota
Sedang adalah Kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Serang 2.492 Ha dan Desa Panimbang merupakan
salah satu Desa yang terdapat di Kabupaten Serang, Banten. Desa Panimbang merupakan salah satu desa yang memiliki lahan subur di
di Kabupaten Serang, Sehingga sebagian lahannya digunakan untuk pertanian. Disamping itu, Desa Panimbang memiliki pantai yang terbentang sepanjang 84,23
kilometer. Dalam hal ini yang menjadi pembahasan adalah salah satu sektor migas, yaitu sektor perikanan, Khususnya pada perikanan tambak. Kondisi ini
dapat dilihat dari potensi tambak yang telah dimanfaatkan secara sempurna di Propinsi Banten. Sehingga tidak heran sebagian besar horeka Hotel, Restoran,
Kafe di Banten memberikan harga yang cukup tinggi bagi hasil perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang dilakukan masyarakat serta dijual pada
pedagang pengumpul di masing-masing wilayah. Besarnya potensi ini tida dapat dimanfaatkan bagi sebagian besar masyarakat Serang, Khususnya yang ada di
Desa Panimbang. Hal ini terkait dengan masih maraknya penggunaan induk dari alam yang sebagian besar tidak seragam sehingga berdampak pada penurunan
produktivitas udang windu yang dihasilkan. Udang windu merupakan jenis udang yang potensial dan merupakan
komoditas unggulan di sektor perikanan, sebagian besar petambak di Desa Panimbang masih menggunakan tambak tradisional yang dibangun pada lahan
pasang surut dekat rawa hutan bakau, sehingga sangat rentan dengan penyebaran virus yang tidak jarang menyebabkan kematian pada udang windu, sementara
tingginya permintaan udang windu pada horeka berbanding terbalik dengan
5 penerimaan petambak. Sebagai contoh, untuk harga jual udang windu di Desa
Panimbang, Serang, Banten dengan size 30 30 ekor per kilogram ditingkat petambak sebagai produsen Rp 70.000 sedangkan ditingkat pedagang pengecer
sebesar Rp 85.000, sehingga
Harga udang windu dapat bersifat fluktuatif, karena komoditas ini termasuk komoditas ekspor sehingga cukup tergantung pada nilai dolar terhadap rupiah.
Selain itu, fluktuasi pada permintaan dapat juga terjadi karena panjangnya rantai pemasaran yang harus dilalui, kurangnya informasi pasar, yang dibutuhkan pelaku
pasar yang terlibat dalam aktifitas pemasaran. Begitu pula ketidak tepatan dalam menentukan peluang pasar dan segmentasi pasar terhadap komoditas udang windu
yang bersifat segmented. Kondisi ini tentu saja akan menyebabkan timbulnya marjin di tingkat petambak dan konsumen akhir,
posisi petambak udang windu sebagai produsen yang paling tidak diuntungkan, disebabkan adanya perbedaan harga yang diterima
antara petambak dan pedagang pengecer yang jauh berbeda. Dalam hal ini petambak udang windu tidak dapat berbuat banyak, karena petambak hanya
sebagai penerima harga price taker, sehingga peranan pedang pengecer lebih menonjol dan keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer lebih besar dari
keuntungan yang diterima petambak dan permasalahan ini menyebabkan kerugian bagi petambak.
Oleh karena itu, diperlukan analisis untuk mengetahui seberapa besar marjin yang terjadi akibat proses pemasaran terhadap komoditas udang windu dan
seberapa efesien saluran pemasaran udang windu yang ada di Desa Panimbang, Serang, Banten. Selain itu, di perjelas dengan alat analisis pemasaran melalui
pendekatan analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan studi kasus di Desa Panimbang, Serang, Banten. Dari pendekatan ini dapat diketahui fungsi-fungsi
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang ada di Desa Panimbang, Serang, Banten.
1. Bagaimana pemasaran Udang Windu dari petani produsen sampai konsumen akhir di Desa Panimbang Serang, Banten?
Berdasarkan uraian, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
2. Bagaimana lembaga-lembaga pemasaran dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran tersebut?
6 3. Bagaimana struktur pasar dan Perilaku Pasar yang terjadi ?
4. Bagaimana Keragaan Pasar pada setiap saluran pemasaran?
1.3. Tujuan Penelitian