61
6.7.1 Marjin Pemasaran
Margin Pemasaran dilakukan untuk mengetahui efisiensi pemasaran suatu produk dari tingkat produsen sampai ke tingkat konsumen. Margin pemasaran
adalah perbedaan harga yang terjadi disetiap lembaga-lembaga pemasaran. Besarnya margin pemasaran ditentukan oleh besarnya biaya pemasaran yang
terjadi dengan besarnya keuntungan disetiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran. Biaya pemasaran udang windu terdiri dari biaya
pengemasan, biaya pengangkutan, dan biaya retribusi. Sedangkan keuntungan tataniaga diukur berdasarkan dari besarnya imbalan jasa yang diperoleh atas biaya
yang dikeluarkan dalam penyaluran suatu produk udang windu. Terdapat beberpa komponen biaya yang berbeda dari masing-masing pola saluran pemasaran
sehingga berdampak pada margin pemasaran pada lembaga pemasaran yang ada pada Desa Panimbang, Kabupaten Serang, dapat dilihat pada Tabel 12 berikut :
Tabel 12. Komponen Biaya Pemasaran dari Masing-Masing Pola Saluran
Pemasaran Udang Windu di Desa Panimbang, Serang. Banten Fungsi Tataniaga
Lembaga Tataniaga Petambak
Pengumpul Pengecer
1. Saluran I
- Tenaga Kerja
125
- Transportasi
20
- Es
200 75
- Sewa Lapak
14
- Retribusi
1
Total Biaya
200 200
2. Saluran II
- Tenaga Kerja
125 125
- Transportasi
200 60
- Es
200 75
- Sewa Lapak
1.500
- Retribusi
500
Total Biaya
525 2.260
3. Saluran III
250
- Tenaga Kerja
150
- Transportasi
400
- Es
120
- Sewa Lapak
-
- Retribusi
20
Total Biaya
940
62 Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa masing-masing lembaga pemasaran
memiliki kebutuhan akan biaya yang berbeda. Mulai dari pola saluran pertama, yaitu petambak, pengumpul desa, pengecer, konsumen lembaga dan konsumen
akhir. Untuk pedagang pengumpul pada saluran ini hanya memerlukan transpotasi berupa kendaraan bermotor untuk mengambil persediaan udang windu dari para
petambak per 800 kilogran yang di hasilkan petambak. Sedangkan pada pola saluran kedua terdiri dari petambak, pengumpul Desa, pengecer Desa dan
konsumen Lokal Kabupaten Serang, Banten. Untuk pedagang pengecer memerlukan biaya transportasi dalam memasarkan udang windu kebeberapa
konsumen setempat, kemudian akan kebutuhan tenaga kerja untuk pengangkutan, es baloksebagai bahan yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran udang
windu selama proses pendistribusian berlangsung. Pada saluran ketiga terdiri dari
Petambak – Eksportir atau Cold Storage
pada umumnya pihak
Eksportir
sendiri yang mengambil langsung ke para petambak sehingga para petambak yang ada di Desa Panimbang, Serang, Banten tidak harus
mengeluarkan biaya untuk pemasaran hasil panen. Berdasarkan hasil wawancara langsung pada salah satu pedagang pengecer
skala besar, bahwa dari beragam ukuran udang windu, size 30 30 ekor per kilogram adalah ukuran yang paling banyak diminati dan dihasilkan para
petambak yang ada di Desa Panimbang, Kabupaten Serang, Banten. Sehingga penulis mengambil size 30 sebagai contoh untuk mengetahui nilai dari marjin
pemaran yang terbentuk. Dari beberapa komponen biaya tersebut, dapat terlihat marjin pada masing-masing tingkat harga dibeberapa lembaga pemasaran dan
dapat dilihat pada Tabel 13.
63
Tabel 13. Biaya, Marjin dan Keuntungan pemasaran dari masing-masing pola
saluran pemasaran Udang Windu di Desa Panimbang, Serang. Banten
LEMBAGA TATANIAGA
Saluran I Saluran 2
Saluran 3 RpKg
RpKg RpKg
1. Petambak - Harga Jual
70.000 93,33
70.000 93,33
70.000 93,33
2. Pedagang Pengumpul - Harga Beli
70.000 93,33 70.000
93,33 70.000
95,89 - Biaya Pemasaran
200 2,67
525 0,7
940 1,25
- Keuntungan 4.800
6,4 4.475
5,97 4.060
5,41 - Margin Tataniaga
5.000 6,67
5.000 6,67
5.000 6,67
- Harga Jual 75.000
88,23 75.000
88,23 75.000
88,23 3. Pedagang Pengecer
- Harga Beli 75.000
93,58 75.000 93,58
- Biaya Pemasaran 200
0,23 2.260 2,89
- Keuntungan 9.800
11,52 7.740
9,10 - Margin Tataniaga
10.000 11,76
10.000 11,76
- Harga Jual 85.000
100 85.000 100
Jumlah - Biaya Pemasaran
400 0.47 2.785
3,27 940
1,10 - Keuntungan
14.600 17,2 12.215
14,37 4.060
4,77 - Margin tataniaga
15.000 17,64
15.000 17,64
5.000 5,87
Pada Saluran pemasaran pertama, terdapat margin pemasaran sebesar Rp 15.000 atau sekitar 17,2 persen dari harga jual akhir dari pedagang pengecer.
Margin terbesar berada pada pedang pengecer yaitu sebesar Rp 10.000 atau sekitar 11,76 persen dari harga juual akhir. Sementara margin pemasaran yang
terkecil terdapat pada pola ini diperoleh dari pedagang pengumpul sebesar Rp 5000 atau 6,67 persen dengan biaya hanya sebesar 200 per kilogram dari 800
kilogram udang windu. Pada dasarnya, para petambak menjual dengan harga udang size 30 Rp 70.000. Diantaranya komponen biaya yang dikeluarkan
pedagang pengumpul adalah kebutuhan es yang telah dihancurkan sebanya enam balok es berkisar Rp 160.000 sebanyak lima balok es per 800 kilogram udang
windu, sementara ditingkat pedagang pengecer membutuhkan empat tenaga kerja masing-masing Rp 25.000 sehingga total biaya yang dikeluarkan pedagang
pengecer berkisar Rp 100.000 per 800 kilogram.
64 Kemudian transportasi atau kendaraan bermotor dengan kebutuhan biaya
bahan bakar dalam satu kali pemasaran Rp 30.000 per 800 kilogram udang windu. Kebutuhan es balok oleh pedang pengecer sebanyak empat balok Rp 60.000 per
800 kilogram, sewa lapk untuk usaha perhari dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 per 800 kilgram dengan biaya retribusi sebesar Rp 1.000
Pada pola saluran dua, margin terbesar diperoleh pedagang pengecer sebesar Rp 15.000 atau 17,64 persen dari harga jual akhir dengan biaya yang jauh
lebih besar Rp 2.260 dari biaya yang harus dikeluarkan pedagang pengumpul sebesar 525 sehingga margin yang diperoleh pedagang pengumpul lebih kecil dari
perolehan pedagang pengecer dari harga jual akhir. Pada pola ini, pedagang pengecer cukup memiliki mobilitas tinggi untuk mendistribusikan udang windu
kebeberapa konsumen lembaga pemasaran di daerah Panimbang, sehingga menjadi suatu hal yang wajar pula terhadap margin pemasaran yang diperoleh
pedagang pengecer khususnya pada pola ini. Pada pola saluran pemasaran ke tiga, mobilitas yang cukup tinggi
diperanankan oleh pedagang pengumpul sendiri yang mendistribusikan udang windu kebeberapa lembaga pemasaran khususnya diluar Desa Panimbang, Seran.
Banten misalnya
hotel laidien, hotel pertama karakatauhotel patra anyer, restauran jasa boga, restauran sari kuning indah, dan restauran riski
. Dimana margin yangdiperoleh pedagang pengumpulpada pola saluran ini cukup tinggi dan sesuai dengan tingkat
mobilitasnya, yaitu sebesar Rp 5.000 atau 6,67 persen dari harga jual akhir oleh pedagang pengumpul yang langsung kepada konsumen lembaga yang telah
melakukan pesanan
6.7.2 Farmer’s Share