Saluran Pemasaran Analisis Efisiensi Pemasaran Udang Windu (Penaeus monodon) di Desa Panimbang, Serang, Banten.

44 konsumen, proses penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul di Desa Panimbang dengan menggunakan mobil sewaan berupa mobil pick up untuk pesanan udang dalam jumlah yang besar, sementara pesanan udang dalam jumla menengan pedagang pengumpul menggunakan kendaraan bermotor.

6.3. Saluran Pemasaran

Berdasarkan hasil pengamatan saluran pemasaran udang windu di Desa Panimbang, Serang, Banten dari petambak hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga pemasaran diantaranya perusahaan Eksportir udang windu, pedagang pengumpul dan pedagang penggecer. Saluran pemasaran udang windu di Desa Panimbang hingga sampai ke konsumen akhir terdapat beberapa saluran pemasaran diantaranya sebagai berikut dan dapat dilihat pada Gambar 3. 1 Saluran Pemasara I : Petambak – Pengumpul Desa – Pengecer Desa – Konsumen Lembaga – Konsumen Akhir 2 Saluran Pemasara II : Petambak – Pengumpul Desa – Pengecer Desa- Konsumen Akhir 3 Saluran Pemasara III : Petambak – Eksportir atau Cold Storage Pada saluran pemasaran udang windu petambak melakukan penjualan langsung kepada pedagang pengumpul yang ada di Desa Paimbang dan ada juga sebagian petambak yang menjualan langsung ke eksportir kerena sebelumnya petambak telah melakukan ikatan kontrak dengan pihak eksportir. Sementara proses pemasaran udang windu dengan cara menjual langsung dilokasi pemanenan. Petambak terlebih dahulu mengiformasikannya kepada pedagang pengumpul dan pihak eksportir terhadap panen yang akan dilakukan. Kemudian setelah terjadi kesepakan maka pihak eksportir akan menjualnya langsung ke Negara yang merupakan pasar tujuan dari perusahaan eksportir, sementara pedagang pengumpul akan menjual kembali ke beberapa pedagang pengecer yang ada di Serang dan ada juga yang menjual langsung ke konsumen lembaga seperti hotel laidien, restauran riski dan beberapa eksporti komoditas udang windu. Petambak udang windu yang ada di Desa Panimbang, Serang, Banten hanya memiliki empat petak tambak dalam dua hektar lahan, sementara tambak yang digunakan masih tambak tradisional dan jumlah benur yang yang ditebar 45 petambak udang windu yang ada di Desa Panimbang, Serang. Banten berjumlah 40.000 benur untuk empat petak tambak atau dua hektar lahan dengan hasil panen berjumlah 800 kilogram udang windu size 30 30 ekor udang windu per kilogram. I = 20 II = 30 II = 45 III = 35 Gambar 4. Saluran Pemasaran Udang Windu di Deasa Panimbang, Serang Gambar 4 menjelaskan saluran-saluran pemasaran yang dimulai dari petani di Desa Panimbang hingga pada konsumen akhir dan sebagian petambak masih menjual seluruh hasil panennya kepada pedagang pengumpul dan Eksportir. Total penjualan Udang Windu dengan kepemilikan lahan rata-rata petambak empat petak dalam dua hektar kepada pedagang pengumpul kurang lebih 800 kilogram per dua hektar untuk satu kali transaksi, sehingga dapat diperoleh persentase pengguna saluran pemasaran. Jumlah petambak yang terlibat dalam saluran pemasaran yang ada yaitu sebanyak 20 petambak. Pada saluran pemasaran I, petani yang memilih saluran pemasaran tersebut sebanyak empat orang atau sebesar 20 persen. Petani yang menggunakan saluran pemasaran II sebanyak 10 orang atau sebesar 45 persen. Pada saluran pemasaran III, petani yang menggunakan saluran pemasaran tersebut sebanyak enam orang atau sebesar 35 persen. Mengenai harga, pedagang pengumpul memperoleh informasi melalui jaringan yang telah terjalin sebelumnya, sehingga pedagang pengumpul tersebut juga dapat dengan cepat menentukan kemana hasil panen petambak akan dijual atas dasar kebutuhan karena hargapun akan lebih relative tinggi, jika harga tidak jauh berbeda, maka pedagang pengumpul akan segera mengirim hasil panen kepada perusahaan Eksportir yang terdapat di Desa Panimbang, Serang, Banten. Berdasarkan pengamatan dilapang, ternyata pedagang pengumpul akan jauh lebih menguntungkan jika udang windu dijual dalam bentuk eceran Petmbak Udang Windu Pedagang pengumpul Konsumen Akhir Pedagang pengecer Konsumen Lembaga EksportirCold Storage 46 dibandingkan harus ke pabrik atau industry olahan. Harga per kilogram ditingkat eceran berkisar pada Rp 85.000 sedangkan ditingkat pabrik atau industry olahan Rp 75.000 karena mengalami sortir dan grading. Oleh karena itu, pada saat udang windu diperoleh dalam jumlah yang sedikit, tidak jarang para pedagang pengumpul sendiri yang mengantarkan langsung kebeberapa konsumen yang sudah lama menjadi langganan. Sebagian pedagang pengumpul tidak melakukan kontrak pada perusahaan eksporti karena keterbatasan udang yang diperoleh dari para petambak, sebaliknya pedagang pengumpul melakukan pada sejumlah pelanggan yang dilakukan dalam bentuk DP Down payment dan sisanya akan dibayar pada saat produk berikutnya dikirim. Sistem ini diterpkan pedagang pengumpul agar dapat mengikat pembeli dalam jumlah yang cukup besar, pengiriman yang berlangsung sangat tergantung pada setiap seminggu sekali.

6.4. Fungsi Pemasaran