Farmer’s Share Rasio Keuntungan dan Biaya

64 Kemudian transportasi atau kendaraan bermotor dengan kebutuhan biaya bahan bakar dalam satu kali pemasaran Rp 30.000 per 800 kilogram udang windu. Kebutuhan es balok oleh pedang pengecer sebanyak empat balok Rp 60.000 per 800 kilogram, sewa lapk untuk usaha perhari dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 per 800 kilgram dengan biaya retribusi sebesar Rp 1.000 Pada pola saluran dua, margin terbesar diperoleh pedagang pengecer sebesar Rp 15.000 atau 17,64 persen dari harga jual akhir dengan biaya yang jauh lebih besar Rp 2.260 dari biaya yang harus dikeluarkan pedagang pengumpul sebesar 525 sehingga margin yang diperoleh pedagang pengumpul lebih kecil dari perolehan pedagang pengecer dari harga jual akhir. Pada pola ini, pedagang pengecer cukup memiliki mobilitas tinggi untuk mendistribusikan udang windu kebeberapa konsumen lembaga pemasaran di daerah Panimbang, sehingga menjadi suatu hal yang wajar pula terhadap margin pemasaran yang diperoleh pedagang pengecer khususnya pada pola ini. Pada pola saluran pemasaran ke tiga, mobilitas yang cukup tinggi diperanankan oleh pedagang pengumpul sendiri yang mendistribusikan udang windu kebeberapa lembaga pemasaran khususnya diluar Desa Panimbang, Seran. Banten misalnya hotel laidien, hotel pertama karakatauhotel patra anyer, restauran jasa boga, restauran sari kuning indah, dan restauran riski . Dimana margin yangdiperoleh pedagang pengumpulpada pola saluran ini cukup tinggi dan sesuai dengan tingkat mobilitasnya, yaitu sebesar Rp 5.000 atau 6,67 persen dari harga jual akhir oleh pedagang pengumpul yang langsung kepada konsumen lembaga yang telah melakukan pesanan

6.7.2 Farmer’s Share

Untuk mengetahui hasil pembagian harga yang di terima oleh petambak dibandingkan dengan harga di konsumen akhir digunakan analisis Farmer’s share dimana pengertian dari Farmer’s Share itu sendiri adalah merupakan perbandingan harga yang diterima oleh petambak dengan harga yang di bayarkan oleh konsumen akhir dan dinyatakan dalam persentase . Farmer’s Share memiliki hubungan negatif dengan margin pemasaran dimana semakin tinggi margin pemasaran, maka bagian yang diperoleh petani semakin rendah. 65 Tabel 14. Persentase Farmer’s Share Pada Setiap Saluran Pemasaran Saluran Tataniaga Farmer’s Share Saluran Pemasaran 1 93,33 Saluran Pemasaran 2 88,23 Saluran Pemasaran 3 88,23 Pada Tabel 14 tersebut diketahui farmer’s share saluran pemasaran terbesar di peroleh petambak melalui saluran pemasaran satu, dengan persentase sebesar 93,33 persen, sedangkan bagian terkecil diperoleh melalui saluran pemasaran dua dan tiga dengan persentase sebesar 88,23 persen. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa saluran pemasaran yang menguntungkan petambak dari segi pendapatan atau bagian yang diperoleh dari hasil pemasaran udang windu adalah pada saluran pemasaran satu.

6.7.3 Rasio Keuntungan dan Biaya

Cara lain untuk mengukur effesiensi pemasaran udang windu adalah dengan meganalisa kentungan terhadap biaya. Perhitungan ini diperlukan untuk melihat penyebaran keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran terhadap setiap biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemasaran. Untuk melihat rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran udang windu di Desa Panimbang, Serang. Banten dapatdilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rasio Keuntungan terhadap Biaya Pada Setiap Saluran Pemasaran Udang Windu di desa Panimbang, Serang, Banten. Uraian Saluran Pemasaran I II III Biaya Keuntungan Rasio 400 14.600 36,5 2.785 12.215 4,59 940 4.060 4,31 66 Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa dari ketiga saluran pemasaran udang windu yang berada di Desa Panimbang, Serang, Banten maka saluran pemasaran yang menunjukkan efisien adalah saluran pemasaran satu. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat rasio yang diperoleh, yaitu sebesar 36,5 sehingga pada pola saluran satu menunjukkan bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan petambak untuk biaya pemasaran udang windu maka akanmemperoleh hasil sebesar 36,5. Pola saluran satu membuktikan bahwa panjangnya alur pemasaran undang windu tidak membuat pola saluran ini menjadi tidak efisien, bahkan sebaliknya sebaran keuntungan yang diperoleh masing- masing lembaga dapat terdistribusikan dengan baik.

6.8 Efisiensi Pemasaran