2.5 Penelitian Terdahulu
Bayuarga 2004 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Komunikasi Organisasi dan Hubungannya dengan Kinerja
Karyawan pada Cipta Grafika Karawang, menyimpulkan bahwa pola komunikasi yang terjadi di Cipta Grafika lebih cenderung ke arah pola
komunikai ke bawah dan komunikasi horisontal. Sebagian besar karyawan merasa bahwa hubungan komunikasi antar karyawan sudah berjalan dengan
baik. Analisis deskriptif yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi menunjukkan bahwa kepemilikan informasi,
spesialisasi pekerjaan, desas-desus, lingkungan kerja, sarana komunikasi, kredibilitas, gaya kepemimpinan, reaksi emosional, jabatan serta
pemahaman dan umpan balik, memiliki pengaruh terhadap pola komunikasi yang terjadi di Cipta Grafika. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya, faktor gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang paling kuat dengan kinerja karyawan. Sedangkan
hubungan yang paling lemah terjadi antara kinerja karyawan dengan faktor sarana komunikasi. Korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas komunikasi perusahaan dengan kinerja karyawan adalah kuat dan nyata α = 0,05.
Sutisna 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Peran Komunikasi Antar Karyawan terhadap Motivasi Karyawan di Perusahaan Menengah
Studi Kasus CV.ABC Cabang Bogor. Penelitian ini menggunakan alat analisis Rank Spearman. Hasil penelitian menujukkan bahwa faktor-faktor
komunikasi antar karyawan X1 dan faktor pengungkap motivasi X2 yang diteliti semuanya berhubungan. dari lima variabel yang termasuk ke dalam
komunikasi antar karyawan yang berpengaruh adalah empat variabel yaitu: empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Sedangkan faktor
keterbukaan tidak berkorelasi secara nyata. Faktor-faktor yang berperan nyata terhadap motivasi kerja karyawan adalah faktor sikap mendukung
terhadap motivasi untuk bertanggung jawab, motivasi bekerjasama dan motivasi bekerja keras. Faktor kesetaraan, faktor empati dan faktor sikap
positif ketiga-tiganya berkorelasi terhadap motivasi untuk bertanggung jawab.
Prijanto, et al. 2011 melakukan penelitian mengenai Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi
BEM-FE Universitas Gunadarma. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh efektivitas komunikasi dan
kepemimpinan terhadap kinerja organisasi baik secara parsial maupun simultan. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik statistik, yaitu
interval dan regresi linear berganda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat efektivitas komunikasi, efektivitas kepemimpinan dan kinerja
organisasi dikategorikan baik. Secara parsial hanya variabel efektivitas komunikasi yang mempengaruhi kinerja organisasi, sedangkan secara
simultan, variabel efektivitas komunikasi dan kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja. Efektivitas komunikasi dan kepemimpinan dapat
menjelaskan variasi kinerja sebesar 40,8 , sisanya sebesar 59,2 dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
PT Mitra Makmur Industri memiliki visi dan misi yang ingin dicapai. Visi merupakan cita-cita organisasi yang berisikan arahan yang jelas dan
apa yang dilakukan di masa depan, sedangkan misi adalah kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai visi tersebut. Dalam mewujudkan
visi dan misi, PT MMI memiliki strategi-strategi bisnis. Salah satu strategi bisnis PT MMI adalah kuat ke dalam yang artinya kuat dalam menjaga
hubungan internal di dalam organisasi. Hubungan internal ini melibatkan hubungan antara sumberdaya manusia yang dimiliki oleh PT MMI.
Sumberdaya manusia merupakan salah satu komponen strategi yang berperan penting bagi PT MMI. Sumberdaya manusia, ada yang berperan
sebagai atasanpimpinan, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai bawahankaryawan. Semua orang yang terlibat dalam organisasi akan
melakukan interaksi yang dibentuk melalui komunikasi. Komunikasi yang terjadi pada sebuah organisasi berperan sebagai jembatan penghubung
diantara anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan, maupun antar karyawan. Karyawan mendapatkan informasi terkait pekerjaanya,
menyalurkan aspirasinya baik antar karyawan, maupun karyawan terhadap atasannya. Sebaliknya, atasan pun dapat memberikan arahaninstruksi kerja
maupun masukan terhadap para bawahannya. Komunikasi yang efektif akan menciptakan persamaan makna antar
karyawan yang terlibat dalam proses komunikasi. Dengan terciptanya persamaan makna, maka penyampaian pesaninformasi terkait dengan
kegiatan organisasi dapat diterima dan dipahami dengan baik. Sehingga komunikasi organisasi yang terjalin diantara anggota organisasi dapat
menciptakan pula suasana kerja yang nyaman untuk peningkatkan kinerja karyawan yang pada akhirnya dapat mewujudkan tujuan organisasi. Alur
dari pemikiran ini dapat dijabarkan dalam kerangka pemikiran konseptual penelitian pada Gambar 11.