t
2
= Varian total ∑
b = Jumlah ragam pertanyaan Teknik
untuk menghitung
indeks reliabilitas
dengan menggunakan koefisien alpha
α dengan asumsi bila nilai α-Cronbach hitung lebih besar dari 0,60 α-Cronbach theory, maka kuesioner dapat
dikatakan reliabel. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dihitung
menggunakan bantuan software Statistical Package for Social Science SPSS 15.0 for Windows dengan nilai koefisien alpha yang diperoleh
sebesar 0,875 untuk komunikasi efektif dan 0,863 untuk kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen kuesioner penelitian
sangat reliabel sebagai suatu alat ukur penelitian didalam mengukur gejala yang sama. Hasil uji reliabilitas Cronbach Alpha selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.7 Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah
kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas Istijanto 2006. Analisis deskriptif
pada penelitian melalui perhitungan rataan jawaban yang telah ditabulasi, baik pada variabel komunikasi yang efektif maupun kinerja.
2. Analisis PLS Menurut Ghozali 2008, PLS merupakan pendekatan alternatif
yang bergeser dari pendekatan Structural Equation Modeling SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. Dinyatakan oleh Wold
dalam Ghozali 2008, metode ini merupakan metode yang sangat kuat, karena tidak didasarkan oleh banyak asumsi, data tidak harus
terdistribusi dengan normal multivariat dan untuk bahan sampel tidak harus besar. Tujuan dari PLS adalah memprediksi suatu model dan
mengkonfirmasi teori yang telah ada, tetapi bisa juga digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar peubah atau variabel laten.
Pengolahan analisis PLS dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software SmartPLS 2.0. Model PLS pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Model PLS Berdasarkan Gambar 13, diketahui peubah-peubah yang
mencerminkan komunikasi yang efektif terdiri dari 5 ukuran, yaitu pemahaman, kesenangan, sikap, hubungan dan tindakan. Peubah-
peubah ini bersifat reflektif. Artinya penilaian terhadap pemahaman, kesenangan, sikap, hubungan dan tindakan mencerminkan komunikasi
yang efektif. Peubah konstruk dan peubah indikator yang mencerminkan komunikasi yang efektif dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Indikator-indikator reflektif untuk konstruk-konstruk yang mencerminkan variabel komunikasi efektif
Peubah-peubah yang mencerminkan tingkat kinerja karyawan setelah dipengaruhi oleh komunikasi yang efektif terdiri dari kuantitas
kerja, kualitas kerja, kejujuran, tanggung jawab, kehadiran, dan kerjasama. Peubah-peubah ini bersifat reflektif. Artinya penilaian
terhadap kuantitas kerja, kualitas kerja, kejujuran, tanggung jawab, kehadiran, dan kerjasama mencerminkan tingkat kinerja setelah
berkomunikasi secara efektif. Peubah konstruk dan peubah indikator yang mencerminkan kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 3.
Konstruk Kode
Indikator Konstruk
Pemahaman X
1
A1 Memahami intsruski secara lisan
A2 Memahami instruksi secara tulisan
A3 Memahami prosedur kerja secara lisan
A4 Memahami prosedur kerja secara tulisan
A5 Pemberian responumpan balik dari atasan
A6 Pemahaman pesan dari rekan kerja
A7 Pemberian respon dari rekan kerja
Kesenangan X
2
A8 Perasaan senang saat berkomunikasi dengan atasan
A9 Keadaan emosional saat atasan memberikan instruksiperintah
A10 Perasaan senang saat berkomunikasi dengan rekan kerja
Sikap X
3
A11 Atasan mampu mempengaruhi perubahan sikap
A12 Rekan kerja mampu mempengaruhi perubahan sikap
Hubungan X
4
A13 Hubungan dengan atasan
A14 Hubungan dengan rekan kerja
A15 Rasa percaya terhadap atasan menyangkut informasi pekerjaan
A16 Rasa percaya terhadap atasan menyangkut informasi non
pekerjaan A17
Rasa percaya terhadap rekan kerja menyangkut informasi pekerjaan
A18 Rasa percaya terhadap rekan kerja menyangkut informasi non
pekerjaan Tindakan
X
5
A19 Atasan mampu membangkitkan tindakan
A20 Rekan kerja mampu membangkitkan tindakan
Tabel 3. Indikator-indikator reflektif untuk konstruk-konstruk yang mencerminkan variabel laten kinerja karyawan
Konstruk Kode
Indikator Konstruk
Kuantitas Kerja
Y
1
B1 Mampu menyelesaikan tugas sesuai target
B2 Mampu meyelesaikan tugas melebihi target
B3 Jumlah kesalahan dalam bekerja
B4 Jenis pemberian pelayanan dalam bekerja
Kualitas Kerja
Y
2
B5 Mampu menyelesaikan tugas dengan benar dan tepat
B6 Mampu menyelesaikan tugas dengan teliti
B7 Kemampuan mengevaluasi tugas
B8 Mampu bekerja di atas standar kualitas perusahaan
Kejujuran Y
3
B9 Melaporkan hasil kerja kepada atasan sesuai keadaan
sebenarnya B10
Berkata sesuai keadaan sebenarnya kepada rekan kerja B11
Berterus terang bila melakukan kesalahan B12
Jujur ketika tidak memahami instruksi pekerjaan Tanggung
jawab Y
4
B13 Mentaati peraturan perusahaan
B14 Berani menanggung resiko
B15 Melempar kesalahan yang diperbuat kepada orang lain
B16 Tetap bekerja, walaupun tidak ada atasan
B17 Memelihara peralatan dari kerusakan
Kehadiran Y
5
B18 Datang bekerja sesuai jam kerja
B19 Pulang bekerja sesuai jam kerja
B20 Tidak pulang walaupun sudah selesai bekerja karena jadwal
kerja belum selesai B21
Berhenti mengerjakan tugas pada waktu istirahat B22
Tidak pernah meninggalkan tugas
Kerjasama Y
6
B23 Menghargai pendapat orang lain
B24 Meminta pendapatide kepada orang lain
B25 Suka bekerja dalam satu tim kerja
B26 Senantiasa memberikan dorongan semangat
B27 Bekerja sama dapat meringankan beban kerja
Pada metode PLS dikenal 2 dua evaluasi model. Pertama model pengukuran atau outer model. Outer model adalah model pengukuran
hubungan antara indikator dengan konstruk. Dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dari masing-masing indikator. Pada model
reflektif, kriteria validitas dan reliabilitas indikator diukur dengan convergent validity, discriminant validity dan composite reliability.
Indikator dikatakan valid, jika memiliki nilai loading di atas 0,7. Namun untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala
pengukuran, nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup. Convergent validity dapat pula ditunjukkan oleh nilai Average Variance Extracted
AVE. Syarat untuk menjadi model yang baik adalah nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5. Selain convergent
validity, dilakukan juga pengujian discriminant validity. Discriminant validity dinilai berdasarkan cross loading antara
indikator terhadap konstruk. Nilai korelasi indikator terhadap konstruknya harus lebih besar dibandingkan nilai korelasi antara
indikator dengan konstruk lainnya. Sementara reliabilitas konstruk diukur dengan composite reliability dan Cronbach Alpha. Konstruk
dikatakan reliabel jika memiliki nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70 Ghozali 2008. Sementara untuk
pengujian validitas model formatif dilakukan dengan melihat koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien tersebut. Pada dasarnya konstruk
formatif merupakan hubungan regresi dari indicator ke konstruk. Kedua, model struktural atau inner model. Inner model
menggambarkan hubungan antara peubah, atau variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan
menggunakan R-square untuk konstruk dependen dari Uji-T untuk menentukan nyatanya koefisien parameter jalur struktural. Perubahan
nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh peubah laten independen tertentu terhadap peubah laten dependen, apakah
mempunyai pengaruh yang substantif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN