Immobilisasi bibit Adaptasi bibit

5.1.1.2 Immobilisasi bibit

Proses immobilisasi pada musang luwak dilakukan dengan cara menempatkan musang luwak dalam karung goni atau krat dan dibawa ke penangkaran Gambar 6. a b Gambar 6 Alat yang digunakan untuk memindahkan musang luwak ke penangkaran: a krat, b karung goni. Satu karung berisi satu ekor musang luwak dengan tujuan agar musang luwak tidak saling melukai. Perpindahan musang luwak biasanya menggunakan motor atau mobil pick up. Pemindahan bibit harus dengan hati- hati agar musang luwak tidak mengalami stres. Hasil wawancara menyatakan bahwa indikasi musang luwak stres dalam karung atau krat adalah bulu rontok dan banyak mengeluarkan air seni. Proses immobilisasi musang luwak biasanya tanpa menggunakan obat bius, namun Mudappa dan Chellam 2001 menyatakan apabila ingin menggunakan obat bius maka dapat menggunakan campuran ketamin dan xylazine hydrochloride.

5.1.1.2 Adaptasi bibit

Penangkaran CV Kopi Luwak Indonesia belum memiliki kandang adaptasi. Biasanya bibit musang luwak langsung diletakkan di kandang utama. Adaptasi bibit yang dilakukan pengelola tergantung pada kemampuan musang luwak tersebut dalam menghasilkan kopi luwak. Umumnya proses adaptasi dilakukan selama 5-7 hari. Pengelola melakukan proses adaptasi terhadap musang luwak melalui pakan yang diberikan. Bibit musang luwak yang baru diberikan pakan tambahan berupa campuran nasi, telur ayam dan madu. Tujuan pemberian pakan ini agar menambah nafsu makan musang luwak sebab bibit musang luwak yang baru biasanya kurang nafsu makan. Komposisi campuran nasi, madu dan telur untuk satu individu musang luwak adalah nasi sebanyak 200 g, madu sebanyak 150 ml dan telur 1 butir. Campuran tersebut ditempatkan pada tempat pakan musang luwak dan diberikan satu kali sehari. Fungsi nasi dalam campuran tersebut adalah sebagai sumber energi bagi tubuh karena mengandung kandungan karbohidrat Shafwati 2012. Telur ayam memiliki kandungan protein dan lemak yang berfungsi mengganti sel- sel yang rusak. Madu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sebagai antioksidan. Madu juga mengandung bahan penggumpal yang biasanya ada dalam bentuk suspensi dan cenderung merupakan perangsang proses fermentasi Utomo 2008. Keelen dan Jensen 2009 menyatakan bahwa kurangnya nafsu makan merupakan salah satu tanda stres dengan lingkungan yang baru.Stres yang dialami oleh musang dapat berakibat buruk terhadap saluran pencernaan sehingga menurunkan kopi yang dikonsumsi. Oleh karena itu bibit musang luwak yang baru hanya diberi kopi dalam porsi sedikit sehingga tidak merugikan produksi kopi luwak.

5.1.2 Perkandangan