Palatabilitas kopi arabika Konsumsi dan Palatabilitas Kopi Arabika

Tabel 14 Konsumsi kopi arabika pada musang luwak di penangkaran gindividuhari Hari Jenis kelamin Rata-rata Jantan Betina 1 283 299 291 2 305 264 285 3 350 300 325 4 336 312 324 5 312 347 330 6 331 277 304 7 295 280 288 Rata-rata 316 297 306 Tingkat konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi kopi arabika. Semakin banyak kopi yang dikonsumsi maka semakin besar kemungkinan memproduksi kopi luwak lebih banyak. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi kopi arabika pada musang luwak adalah dengan memberikan pakan yang memiliki kecernaan rendah dan tidak memenuhi ruang dalam lambung. Parakkasi 1995 menyatakan bahwa bahan makanan yang voluminous dengan kecernaan rendah akan mengurangi konsumsi sehingga tidak ada ruang di lambung untuk memasukkan bahan makanan yang baru. Pakan yang diberikan sebelum pemberian kopi arabika adalah ayam sebesar 100 g. Takaran ini tidak dilebihkan agar musang luwak tidak terlalu kenyang. Pemberian ayam yang melebihi takaran akan menyebabkan rasa kenyang pada musang luwak. Daging ayam memiliki kandungan lemak kasar sebesar 1,46 Triyantini 2007. Lemak dapat menyebabkan rasa kenyang di lambung sehingga akan mengurangi konsumsi pakan lainnya Parakkasi 1995. Jadwal pemberian ayam sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan pisang pada siang hari. Pisang merupakan buah yang mudah dicerna sehingga tidak memenuhi lambung dari musang luwak. Pertukaran jadwal ini bertujuan agar musang luwak tidak terlalu kenyang dan dapat mengkonsumsi kopi arabika lebih banyak.

5.2.2 Palatabilitas kopi arabika

Rata- rata kopi arabika yang dikonsumsi musang luwak dalam satu hari dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Kopi arabika yang dikonsumsi berdasarkan kategori ukuran dan warna menurut jenis kelamin musang luwak gindividuhari Ukuran Jenis kelamin Warna Rata-rata gindividuhari Merah marun Merah Besar Jantan 149 64 107 Betina 149 55 102 Rata-rata 149 60 104 Kecil Jantan 60 43 52 Betina 52 40 46 Rata-rata 56 42 49 Rata-rata per ekor 205 101 306 Rata- rata kopi arabika yang dikonsumsi satu ekor musang luwak tanpa melihat jenis kelamin adalah 306 gindividuhari. Kopi arabika yang terbanyak dikonsumsi berdasarkan ukuran dan warna buah kopi adalah yang berukuran besar dan bewarna merah marun yaitu 149 ghari. Buah kopi arabika yang paling banyak dikonsumsi oleh musang luwak berdasarkan warnanya tanpa melihat jenis kelamin adalah warna merah marun dengan jumlah 205 ghari. Buah kopi arabika yang paling banyak dikonsumsi berdasarkan ukurannya adalah yang berukuran besar yaitu 149 ghari. Tingkat konsumsi ini sebanding dengan nilai palatabilitas yang diperoleh yaitu sebesar 30 Tabel 16. Tabel 16 Palatabilitas kopi arabika pada musang luwak di penangkaran Jenis kelamin Palatabilitas Rata-rata MMB MMK MB MK Jantan 30,0 12,0 13,0 9,0 16,0 Betina 30,0 10,0 11,0 8,0 15,0 Rata-rata 30,0 11,0 12,0 8,5 15,5 Keterangan : MMB: merah marun besar, MMK: merah marun kecil, MB: merah besar, MK: merah kecil Nilai palatabilitas tersebut menunjukkan bahwa musang luwak jantan dan betina cenderung lebih menyukai buah kopi arabika yang berukuran besar dan bewarna merah marun. Hasil uji chi kuadrat terhadap palatabilitas kopi arabika antara musang luwak jantan dan betina yaitu X 2 hitung tidak berbeda nyata terhadap X 2 tabel 0,21 7,81 pada selang kepercayaan 95 Lampiran 3. Hasil uji ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan palatabilitas antara musang luwak jantan dan betina. Palatabilitas dipengaruhi oleh faktor fisik yang berupa warna dan ukuran. Buah kopi yang memiliki ukuran besar memiliki daging buah mesocrap yang lebih tebal. Bagian mesocrap merupakan bagian yang dikonsumsi oleh musang luwak. Kadar air pada kopi arabika terkandung di dalam bagian mesocrap Braham Bressani 1979. Kandungan air tersebut menjadi penyebab musang luwak lebih menyukai buah kopi yang berukuran besar. Pemilihan buah tersebut sesuai dengan penelitian Mudappa et al. 2010 yang menyatakan bahwa satwa Viverridae menyukai buah berbiji dan mengandung banyak air. Gambar 16 menunjukkan bagian mesocrap dalam penampang buah kopi arabika. Keterangan : 1 Epicrap 2 pusat buah 3 mesocrap 4 endocrap 5 kulit ari 6 embrio Gambar 16 Penampang memanjang dari buah kopi arabika Sumber :Braham dan Bressani 1979. Buah kopi yang bewarna merah marun menunjukkan buah kopi yang matang secara sempurna dibanding dengan warna merah. Buah kopi yang matang umumnya mengeluarkan air lebih banyak dan memunculkan aroma manis dari buah tersebut sehingga mudah tercium oleh musang luwak. Penciuman dapat merupakan faktor satwa dalam menerima dan menolak bahan makanan Parakkasi 1995. Mudappa et al. 2010 menyatakan bahwa warna dari buah tidak terlalu berpengaruh terhadap pemilihan buah yang akan dimakan pada satwa Viverridae karena satwa tersebut cenderung buta warna. Pernyataan tersebut menguatkan bahwa diduga musang luwak memilih buah kopi bewarna merah marun berdasarkan indra penciumannya terhadap aroma buah kopi arabika yang matang.

5.3 Aktivitas Harian