Habitat dan Kebiasaan Ikan ekor Kuning

zooplankton dan pada biasanya berlindung di terumbu karang pada malam hari Randall et al. 1990.Menurut Choat Bellwood 1991, Caesoniidae menyukai tebing-tebing karang dan memanfaatkan karakteristik perairan hydrological characteristics yang dimiliki oleh terumbu karang dalam menahan, memelihara dan mengumpulkan plankton . Menurut Subroto dan Subani 1994, di Indonesia ikan ekor kuning banyak ditangkap di wilayah perairan karang Riau Kepulauan, Sumatera Barat, Belitung, Lampung, Kepulauan Seribu, Jawa Barat, Jawa Tengah Kepulauan Karimun Jawa, Jawa Timur Kepulauan Kangean, Kalimantan Barat, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Ikan ekor kuning dilihat dari fungsi dan perannya adalah merupakan ikan karang kelompok ikan target, sedangkan dilihat dari jenis makanan ikan ekor kuning termasuk plankton feeder. Hidup di perairan pantai, perairan karang dan menbentuk gerombolan. Panjang tubuh dapat mencapai 60 cm Kuiter Tonozuka 2001.

2.5 Hubungan Terumbu Karang dengan Komunitas Ikan Karang

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang tinggi, hal ini disebabkan kemampuan terumbu karang menahan nutrien dalam sistem dan peran sebagai kolam untuk menampung segala masukan dari luar. Disamping itu, terumbu karang kaya akan keanekaragaman spesies penghuninya karena variasi habitat yang terdapat pada terumbu. Ikan merupakan salah satu organisme yang terbanyak ditemukan pada ekosistem terumbu karang. Fungsi ekologis lainnya adalah tempat hidup berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang dan kerang mutiara Dahuri et al. 1996. Dilihat dari fungsi biodiversity, ekosistem ini mempunyai produktivitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi, keanekaragaman hidup di ekosistem ini per unit area sebanding atau lebih besar dibandingkan hal yang sama dengan di hutan tropis. Terumbu karang dikenal sebagai laboratorium untuk ilmu ekologi White et al. 1994. Keterkaitan antara berbagai organisme pada ekosistem terumbu karang sangat ditentukan oleh kondisi terumbu karang. Apabila terjadi degradasi pada suatu komunitas organisme akan dapat berakibat buruk bagi organisme lainnya, secara ekologis, terumbu karang memiliki peranan yang penting bagi ekosistem lainnya seperti ekosistem padang lamun dan ekosistem mangrove Lalamentik 1991. Hubungan antara terumbu karang sebagai habitat dan distribusi komunitas ikan dapat dijelaskan oleh ketergantungan ikan karang pada terumbu karang yang menyediakan tempat makanan dan perlindungan. Keanekaragaman dan kelimpahan jenis pada komunitas ikan karang hubungannya dengan terumbu karang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; 1 tutupan karang hidup Bel Galzin1984; Jones et al. 2004, 2 keanekaragaman subtratum Robert Osmond 1987, dan 3 keanekaragaman struktural McClanahan 1994.

2.6 Pengelolaan Terumbu Karang dan Ikan Karang

Pemanfaatan sumberdaya ikan oleh manusia berhubungan erat dengan kondisi lingkungan tempat ikan tersebut tinggal. Adanya interaksi antara sumberdaya ikan, lingkungan perairan serta manusia sebagai pengguna, maka diperlukan sebuah pengelolaan agar ketiga interaksi tersebut dapat berjalan secara seimbang dalam sebuah ekosistem. Artinya pengelolaan sumberdaya ikan adalah penataan pemanfaatan sumberdaya ikan, pengelolaan lingkungan dan pengelolaan manusia sebagai pengguna. Pelaksanaan suatu pengelolaan di wilayah pesisir harus diawali dengan perencanaan dengan melihat berbagai potensi sumberdaya yang ada sehingga dapat tertata dengan rapi. Tujuan dari pengelolaan terumbu karang adalah untuk menjaga dan melindungi kawasan ekosistem atau habitat terumbu karang supaya keanekaragaman hayati dari kawasan ekosistem atau habitat tersebut dapat dijaga dan dipelihara kelestariannya dari kegiatan pengambilan atau pengrusakan Supriharyono 2000. Menurut Bengen 2005 bahwa suatu pengelolaan dikatakan berkelanjutan apabila kegiatan terebut dapat mencapai tiga tujuan, yaitu ekologi, sosial dan ekonomi. Berkelanjutan secara ekologi mengandung arti, bahwa pengelolaan dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan