Chaetodontidae merupakan famili ikan karang terbesar keempat yang ditemukan di lokasi penelitian. Chaetodontidae merupakan ikan yang umum
digunakan sebagai indikator kondisi terumbu karang Hourigan et al. 1998. Chaetodontidae memakan polip karang serta hewan-hewan invertebrata yang
bersembunyi disekitar terumbu. Alga juga merupakan komponen makanan penting bagi banyak spesies Chaetodontidae Choat Bellwood 1991.
Chaetodontidae memiliki hubungan kuat dengan karang dan mereka banyak bersifat obligate corralivores pemangsa karang Bouchon-Navaro et al. 1985.
Metabolisme atau kebutuhan energi dari Chaetodontidae sangat berhubungan dengan kesehatan karang sehingga jenis pemangsa karang tersebut merupakan
calon potensial sebagai indikator perubahan terhadap terumbu karang Crosby Reese 1996. Beberapa jenis Chaetodontidae yang sudah diteliti sebagai indikator
perubahan lingkungan adalah Chaetodon multicinctus, C. ornatissimus, C. trifasciatus, dan C. unimaculatus Hourigan et al. 1988.
Acanthuridae merupakan famili terbesar kelima yang ditemukan dalam penelitian ini. Kelompok ikan ini digolongkan sebagai herbivora karena memakan
filamentous dan unicellular alga yang menyelimuti permukaan substrat karang- karang mati Montgomery 1990; Gerking 1994; Kuiter Tonozuka 2001.
4.5 Kelimpahan Ikan Ekor Kuning
Kelimpahan ikan ekor kuning berdasarkan hasil visual sensus di perairan pesisir selatan teluk Kupang memperlihatkan kelimpahan antara 4 – 100
individu250 m
2
. Kelimpahan terendah di Hansisi 4 ind250m
2
dan tertinggi di Pulau Kambing 100 ind250m
2
Tabel 6. Berdasarkan ukuran, ikan ekor kuning yang ditemukan didominasi ikan dengan ukuran 20 cm 55.59, hal ini diduga
bahwa secara umum kondisi ikan ekor kuning pada perairan pesisir selatan Teluk Kupang sudah terjadi grow over fishing yaitu ikan ditangkap
sebelum mereka sempat tumbuh mencapai ukuran dimana peningkatan lebih lanjut dari pertumbuhan akan mampu membuat seimbang dengan penyusutan stok
yang diakibatkan oleh mortalitas alami Widodo Suadi 2006.
Tabel 6. Kelimpahan ikan ekor kuning
Ukuran Ikan cm
Stasiun Penelitian Otan
Uiasa Tanjung
Uikalui Hansisi
Pulau Kambing
Bolok Pasir
Panjang 20
20 35
4 25
20 45
≥20 5
9 75
5 25
Jumlah ind.250m
2
20 40
9 4
100 25
70
Tingginya kelimpahan ikan ekor kuning di Pulau Kambing dibanding lokasi lainnya diduga karena karakteristik habitat di sini disukai oleh komunitas
ikan ekor kuning. Hal ini sangat dimungkinkan karena lokasi pengamatan di Pulau Kambing berdekatan dengan daerah tubir, sebagaimana disebutkan oleh Randall
et al. 1990 bahwa pada siang hari ikan ekor kuning sering ditemukan pada gerombolan yang sedang makan plankton sepanjang hamparan tubir. Kondisi
daerah tubir ini memungkinkan untuk banyak tersedianya plankton sebagai makanan utama ikan ekor kuning. Menurut Choat dan Bellwood 1991, ikan ekor
kuning menyukai tebing-tebing karang dan memanfaatkan karakteristik perairan hydrological characteristics yang dimiliki oleh terumbu karang dalam menahan,
memelihara dan mengumpulkan plankton sebagai sumber makanan. Pada lokasi Pasir Panjang dijumpai ikan ekor kuning paling banyak setelah
Pulau Kambing. Kondisi ini diduga karena dengan tutupan karang di lokasi ini dalam kondisi paling baik baik 70.33. Hutomo 1986 menyebutkan bahwa
keberadaan ikan-ikan karang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan terumbu karang yang ditunjukkan oleh persentase penutupan karang hidup. Banyak peneliti
mendapatkan bahwa tutupan karang hidup mempunyai pengaruh positif terhadap keanekaragaman spesies dan kelimpahan inidividu ikan karang Carpenter et al.
1982. Chabanet et al. 1997, menyatakan bahwa keanekaragaman dan kekayaan jenis dari kumpulan ikan karang adalah berhubungan dengan banyak variable
karang seperti kompleksitas bangunan architectural atau tutupan karang bercabang, keanekaragaman, kekayaan jenis, kelimpahan, ukuran koloni, tutupan
karang hidup, tutupan karang padat dan tutupan karang pipihmerayap. Berdasarkan ukuran ikan yang ditemukan pada daerah Pasir Panjang lebih
banyak ditemukan ikan ekor kuning dengan ukuran 20 cm ikan muda hal ini diduga karena pada stasiun Pasir Panjang tutupan karang hidup didominasi bentuk
karang bercabang 35. Struktur percabangan pada karang bercabang memungkinkan adanya celah-celah yang dapat dimanfaatkan oleh ikan dengan
ukuran kecil untuk mencari makan ataupun berlindung dari predator. English et al. 1997 menyebutkan bahwa struktur percabangan pada karang
bercabang memberikan tempat berlindung bagi ikan dan invertebrate tertentu. Kelimpahan ekor kuning pada stasiun Hansisi paling rendah 4 ind250
m
2
dibandingkan pada stasiun lainnya, diduga karena pada stasiun ini persentase tutupan karang hidup paling rendah 10.67. Kecenderungan ini dapat dilihat
dari kelimpahan ikan ekor kuning ditemukan menurun dari stasiun Pasir Panjang 70 ind250 m
2
, Uiasa 40 ind250 m
2
, Bolok ind250 m
2
, Otan 20 ind250 m
2
, Tanjung Uikalui 9 ind250 m
2
, dan terendah Hansisi. Dimana pada masing- masing berturutan mempunyai persentase tutupan karang hidup sebesar 70.33,
48.00, 38.67, 34.33, 30.00, 18.00 dan terendah 10.67. Hal ini sesuai dengan pendapat Hutomo 1986 bahwa keberadaan ikan-ikan karang sangat
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan terumbu karang yang ditunjukkan oleh persentase penutupan karang hidup. Penurunan nilai tutupan karang menyebabkan
suatu pengurangan yang drastis pada kelimpahan ikan karang, baik pada areal tertutup maupun di area terbuka bagi penangkapan ikan karang. Hutomo et al.
1988 yang melakukan penelitian di Pulau Bali dan Batam menemukan bahwa kondisi karang yang baik ditandai dengan persentase tutupan yang tinggi,
berhubungan linier dengan kelimpahan dan keragaman spesies ikan karang. Keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara langsung
dipengaruhi oleh kesehatan terumbu atau persentase penutupan karang hidup yang berhubungan dengan ketersediaan makanan, tempat berlindung dan tempat
memijah bagi ikan Sukarno et al. 1981.
4.5. Jenis Makanan
Hasil analisis isi perut dari 30 ikan ekor kuning yang ditangkap di lokasi penelitian diperoleh prosentase tertinggi adalah Diatomae sebesar 54.75. Hal ini
menunjukkan bahwa makanan utama ikan ekor kuning yang ditemukan di perairan pesisir selatan Teluk Kupang adalah Diatomae. Zooplankton yang