Morfologi dan Klasifikasi Ikan Ekor Kuning

Order : Perciformes Family : Caesionidae Genus : Caesio Species : Caesio cuning

2.4 Habitat dan Kebiasaan Ikan ekor Kuning

Habitat adalah suatu lingkungan dengan kondisi tertentu dimana suatu spesies atau kominitas hidup. Habitat yang baik akan mendukung perkembangbiakan organisme yang hidup di dalamnya secara normal.Habitat memiliki kapasitas tertentu untuk mendukung pertumbuhan populasi suatu organisme. Kapasitas optimum habitat untuk mendukung populasi suatu organisme disebut daya dukung habitat. Menurut Macpherson 1981, jenis ikan yang mempunyai relung yang luas, berarti jenis ikan tersebut mempunyai peran yang besar dalam memanfaatkan pakan yang tersedia dan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan diri terhadap fluktuasi ketersediaan pakan, serta mempunyai daya reproduksi secara individual sangat besar. Berdasarkan luas relung, suatu jenis ikan mempunyai potensi yang besar untuk berkembang menjadi induk populasi di dalam ekosistem perairan di mana ikan tersebut hidup. Kelayakan suatu perairan sebagai lingkungan hidup organisme perairan dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia faktor abiotik perairan itu sendiri. Tetapi di lain pihak sifat organisme itu sendiri ikut berperan. Suatu perairan yang ideal bagi kehidupan ikan dapat didefinisikan sebagai suatu perairan yang dapat mendukung kehidupan ikan dalam menyesuaikan seluruh daur hidupnya, serta dapat mendukung kehidupan organisme makanan ikan yang diperlukan dalam setiap stadia daur hidupnya dengan jumlah yang mencukupi Wardoyo 1981. Habitat ikan ekor kuning adalah perairan pantai berkarang, perairan karang dengan suhu lebih dari 20 C. Ikan ekor kuning berasosiasi dengan terumbu karang dan dapat ditemukan pada kedalaman 1-60 meter. Pada siang hari sering ditemukan pada gerombolan yang sedang memakan zooplankton pada pertengahan perairan di atas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun perenang aktif mereka sering diam untuk menangkap zooplankton dan pada biasanya berlindung di terumbu karang pada malam hari Randall et al. 1990.Menurut Choat Bellwood 1991, Caesoniidae menyukai tebing-tebing karang dan memanfaatkan karakteristik perairan hydrological characteristics yang dimiliki oleh terumbu karang dalam menahan, memelihara dan mengumpulkan plankton . Menurut Subroto dan Subani 1994, di Indonesia ikan ekor kuning banyak ditangkap di wilayah perairan karang Riau Kepulauan, Sumatera Barat, Belitung, Lampung, Kepulauan Seribu, Jawa Barat, Jawa Tengah Kepulauan Karimun Jawa, Jawa Timur Kepulauan Kangean, Kalimantan Barat, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Ikan ekor kuning dilihat dari fungsi dan perannya adalah merupakan ikan karang kelompok ikan target, sedangkan dilihat dari jenis makanan ikan ekor kuning termasuk plankton feeder. Hidup di perairan pantai, perairan karang dan menbentuk gerombolan. Panjang tubuh dapat mencapai 60 cm Kuiter Tonozuka 2001.

2.5 Hubungan Terumbu Karang dengan Komunitas Ikan Karang

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang tinggi, hal ini disebabkan kemampuan terumbu karang menahan nutrien dalam sistem dan peran sebagai kolam untuk menampung segala masukan dari luar. Disamping itu, terumbu karang kaya akan keanekaragaman spesies penghuninya karena variasi habitat yang terdapat pada terumbu. Ikan merupakan salah satu organisme yang terbanyak ditemukan pada ekosistem terumbu karang. Fungsi ekologis lainnya adalah tempat hidup berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang dan kerang mutiara Dahuri et al. 1996. Dilihat dari fungsi biodiversity, ekosistem ini mempunyai produktivitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi, keanekaragaman hidup di ekosistem ini per unit area sebanding atau lebih besar dibandingkan hal yang sama dengan di hutan tropis. Terumbu karang dikenal sebagai laboratorium untuk ilmu ekologi White et al. 1994. Keterkaitan antara berbagai organisme pada ekosistem terumbu karang sangat ditentukan oleh kondisi terumbu karang. Apabila terjadi degradasi pada suatu komunitas organisme akan dapat berakibat buruk bagi