Kelimpahan Ikan Ekor Kuning

karang bercabang 35. Struktur percabangan pada karang bercabang memungkinkan adanya celah-celah yang dapat dimanfaatkan oleh ikan dengan ukuran kecil untuk mencari makan ataupun berlindung dari predator. English et al. 1997 menyebutkan bahwa struktur percabangan pada karang bercabang memberikan tempat berlindung bagi ikan dan invertebrate tertentu. Kelimpahan ekor kuning pada stasiun Hansisi paling rendah 4 ind250 m 2 dibandingkan pada stasiun lainnya, diduga karena pada stasiun ini persentase tutupan karang hidup paling rendah 10.67. Kecenderungan ini dapat dilihat dari kelimpahan ikan ekor kuning ditemukan menurun dari stasiun Pasir Panjang 70 ind250 m 2 , Uiasa 40 ind250 m 2 , Bolok ind250 m 2 , Otan 20 ind250 m 2 , Tanjung Uikalui 9 ind250 m 2 , dan terendah Hansisi. Dimana pada masing- masing berturutan mempunyai persentase tutupan karang hidup sebesar 70.33, 48.00, 38.67, 34.33, 30.00, 18.00 dan terendah 10.67. Hal ini sesuai dengan pendapat Hutomo 1986 bahwa keberadaan ikan-ikan karang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan terumbu karang yang ditunjukkan oleh persentase penutupan karang hidup. Penurunan nilai tutupan karang menyebabkan suatu pengurangan yang drastis pada kelimpahan ikan karang, baik pada areal tertutup maupun di area terbuka bagi penangkapan ikan karang. Hutomo et al. 1988 yang melakukan penelitian di Pulau Bali dan Batam menemukan bahwa kondisi karang yang baik ditandai dengan persentase tutupan yang tinggi, berhubungan linier dengan kelimpahan dan keragaman spesies ikan karang. Keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara langsung dipengaruhi oleh kesehatan terumbu atau persentase penutupan karang hidup yang berhubungan dengan ketersediaan makanan, tempat berlindung dan tempat memijah bagi ikan Sukarno et al. 1981.

4.5. Jenis Makanan

Hasil analisis isi perut dari 30 ikan ekor kuning yang ditangkap di lokasi penelitian diperoleh prosentase tertinggi adalah Diatomae sebesar 54.75. Hal ini menunjukkan bahwa makanan utama ikan ekor kuning yang ditemukan di perairan pesisir selatan Teluk Kupang adalah Diatomae. Zooplankton yang ditemukan dalam perut ikan paling tinggi berupa Copepoda 16.06 Gambar 11. Gambar 11 Persentase jenis makanan ikan ekor kuning Sebagaimana semua organisme makanan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh ikan. Ikan membutuhkan energi untuk bahan bakar tubuh mereka, proses pertumbuhan, metabolism dan reproduksi Islam 2004. Komposisi makanan ikan ekor kuning yang diperoleh dari analisa berupa fitoplankton dan zooplankton. Hal ini membuktikan bahwa ikan ekor kuning adalah plankton feeder Kuiter Tonozuka 2001; Allen 1999. Jumlah dan komposisi makanan dari suplai makanan menentukan komposisi jenis ikan yang ada dan juga mempengaruhi pertumbuhannya Nikolsky 1969. Hal ini dapat diartikan bahwa berkurangnya kelimpahan plankton, akan berpengaruh terhadap keberadaan ikan ekor kuning di suatu habitat tertentu. Berdasarkan analisa kelimpahan plankton pada masing-masing lokasi pengamatan menunjukkan ada keterkaitan yang erat antara kelimpahan plankton dan kelimpahan ikan ekor kuning yang ditunjukkan dengan nilai korelasi r 0.97 signifikan pada p0.05 Lampiran6. Selanjutnya untuk mendapatkan model dugaan dan koofisien determinasi dilakukan analisis regresi. Dari hasil analis regresi diperoleh model dugaan nya yaitu Y = 0,0227X – 9,056 dengan koefisien determinasi R 2 0.94 Gambar12. 54.75 8.03 6.57 16.06 7.30 7.29 Diat om ae Dinopphyceae Prot ozoa Copepoda Larva Crust acea Lainnya Gambar 12. Regresi keterkaitan plankton dengan kelimpahan ikan Komposisi makanan ikan akan membantu menjelaskan kemungkinan- kemungkinan habitat yang seringkali dikunjungi Kagwade 1967. Harus disadari bahwa di dalam lingkungan dengan kondisi normal, bergerombolnya biota laut hampir selalu berkaitan erat dengan banyaknya mangsapakan di suatu perairan Sutomo 1978; Tham 1950 in Thoha 2007. Roa 1974 menyebutkan bahwa besarnya populasi ikan di suatu perairan merupakan suatu fungsi dari makanannya.

4.6. Pengelompokan Habitat

Pengelompokan habitat dilakukan untuk untuk mengetahui kedekatan karakteristik dari masing-masing stasiun penelitian berdasarkan persentase tutupan substrat bentik. Parameter substrat bentik terdiri dari komponen ACB acropora branching, ACE acropora encrusting, ACT acropora tabulate, CB coral branching, CE coral encrusting, CM coral massive, CS coral sub massive, CMR coral mushroom, CML coral melliopora, DCA dead coral algae, SC soft coral, SP sponge, ZO zoanthids, OT others, HA halimeda, MA macro alga, S sand, R rubble, RCK rock English et al. 1997. Pengelompokan dengan menggunakan klaster analisis menggunakan XLSTAT diperoleh dendrogram 3 kelompok pada titik potong 0,65 berdasarkan matriks disimilarity Bray Curtis. Secara visual hasil pengelompokan dapat dilihat pada Gambar 12. y = 0.022x - 9.056 R² = 0.948 20 40 60 80 100 120 1000 2000 3000 4000 5000 6000 K e li m p a h a n ik a n in d 2 5 m 2 Kelimpahan Plankton ind l