Gambaran Umum Lokasi Penelitian

2. Mengurangi, menghentikan, menanggulangi dan mengendalikan tindakan dari kegiatan-kegiatan merusak terhadap habitat dan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang; 3. Menjamin dan melindungi kondisi lingkungan dan sumberdaya wilayah pesisir dan laut dalam rangka pembangnan di wilayah pesisir dan yang memperhatikan daya dukung lingkungan; 4. Mendorong kerjasama dan meningkatkan kapasitas pengelolaaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu antara masyarakat local, pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang lingkungan; 5. Meningkatkan kapasitas, kemampuan dan kemandirian dalam mengelola wilayah pesisir dan terpadu oleh masyarakat di tingkat pedesaan. Sedangkan prioritas pengelolaan wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang adalah : 1. Meningkatkan koordinasi pengambilan keputusan melalui proses antar sektor dalam membuat dan meninjau keptusan-keputusan yang berhubungan dengan pengelolaaan wilayah pesisir dan laut; 2. Melindungi habitat pesisir dan laut melalui penetapan dan pelaksanaan Daerah Perlindungan Laut atau Taman Laut Provinsi dan KabupatenKota; 3. Meningkatkan keadilan dan partisipasi melalui pengakuan hak masyarakat tradisional; 4. Meningkatkan kapasitas melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan peayanan kepada masyarakat; 5. Memajukan dan mempertahankan sumberdaya perikanan pesisir melalui kegiatan perikanan yang ramah lingkungan; 6. Memperbaiki perencanaan tata ruang melalui prioritas ketergantungan pemanfaatan pada wilayah pesisir dan laut.

4.2 Kondisi Lingkungan Perairan

Kualitas lingkungan perairan adalah suatu kelayakan lingkungan perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme air yang nilainya dinyatakan dalam suatu kisaran tertentu. Sementara itu, perairan ideal adalah perairan yang dapat mendukung kehidupan organisme dalam menyelesaikan daur hidupnya Boyd 1982. Adapun nilai parameter fisika-kimia perairan yang didapatkan dari hasil pengukuran di stasiun pengamatan selengkapnya disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan No Parameter Unit Bolok Pulau Kambing Hansisi Tj. Uikalui Uiasa Otan Pasir Panjang 1 Suhu o C 26.27 27.50 27 28 28.17 27.67 29 2 Salinitas 00 32.30 32.20 32.70 32.50 32.50 32.50 33 3 Kec. Arus mdetik 0.20 0.16 0.14 0.50 0.37 0.67 0.50 4 Kecerahan 90 85 100 90 100 100 100 5 pH - 7.50 7.00 7.50 7.90 8.20 7.90 7.50 6 Plankton indl 2126 4916 600 875 1750 1233 3091

4.2.1 Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan penting yang mempengaruhi organisme dalam melakukan aktivitas metabolisme, perkembangbiakan serta proses-proses fisiologi organisme, karena suhu dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian sebaran suhu berkisar antara 26.67-29 o C Tabel 4. Hasil pengukuran suhu pada semua stasiun menunjukkan bahwa suhu di lokasi penelitian masih tergolong normal untuk kehidupan biota laut Meneg LH 2004. Kisaran suhu tersebut masih termasuk dalam kriteria dimana terumbu karang dapat tumbuh dan berkembang. Menurut Sukarno et al. 1983 suhu yang paling baik untuk pertumbuhan karang berkisar antara 25-30 o C. Biota karang sebagai habitat ikan dapat mentolerir suhu tahunan maksimum sebesar 36-40 o C dan suhu minimum 18 o C Nybakken 1998 ; Thamrin 2006. Menurut Boyd Kopler 1979 suhu optimum untuk pertumbuhan ikan di daerah tropis berkisar antara 25-30 o C. Huet 1971 menyatakan fluktuasi harian suhu perairan sangat mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya, fluktuasi suhu air yang terlalu besar dapat mematikan organisme perairan. Bishop 1973 menyatakan suhu air dapat merangsang dan mempengaruhi pertumbuhan organisme perairan serta mempengaruhi oksigen terlarut untuk respirasi.

4.2.2 Salinitas

Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua korbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi Effendi 2003. Hasil pengukuran salinitas di setiap stasiun pengamatan menunjukan nilai yang homogen di semua stasiun pengamatan yaitu berkisar antara 32.20-33 o oo Tabel 4, dengan nilai salinitas terendah terdapat di Pulau Kambing 32.20 o oo dan yang tertinggi terdapat di Stasiun 8 yaitu Pasir Panjang 33 o oo . Menurut Effendi 2003 bahwa nilai salinitas perairan laut berkisar antara 30-34 o oo , sedangkan salinitas perairan dimana karang dapat hidup adalah pada kisaran 27- 40 o oo dengan kisaran optimum untuk pertumbuhan karang adalah 34-36 o oo Nybakken 1998 ; Thamrin 2006. Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi penelitian terlihat bahwa salinitas perairan di lokasi penelitian masih dalam kisaran yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan bagi ikan maupun biota karang.

4.2.3 Kecepatan Arus

Kecepatan arus pada masing-masing stasiun berkisar antara 0.14-0.67 mdetik Tabel 4, kecepatan arus terendah terjadi di stasiun 4 yaitu Hansisi 0.14 mdetik, sedangkan kecepatan arus yang tertinggi terjadi di stasiun 7 yaitu di Otan. Kecepatan arus di Otan tertinggi dibandingkan stasiun yang lain sangat dimungkinkan karena lokasi Otan berbatasan langsung dengan laut lepas. Sedangkan arah arus pada umumnya menuju arah barat hal ini berkaitan erat dengan musim tenggara pada bulan Mei dan musim timur bulan Juni yang berlangsung pada saat pengukuran. Adanya arus ini diperlukan untuk tersedianya aliran air yang membawa nutrient dan oksigen untuk kelangsungan hidup bagi ikan dan tumbuh optimal biota karang serta menghindarkan karang dari pengaruh sedimentasi. Akan tetapi arus juga dapat memberikan efek negatif bagi terumbu karang. Arus yang terlalu kuat dapat mematahkan karang dan mengaduk dasar perairan sehingga perairan menjadi keruh dan mengganggu proses fotosintesis alga zooxanthellae Nugeus 2002. Bagi biota karang, penyuplai nutrient terbesar berasal dari zooxanthellae, namun arus diperlukan karang dalam memperoleh makanan dalam bentuk