zooplankton dan oksigen serta dalam membersihkan permukaan karang dari sedimen Thamrin 2006. Bagi biota ikan, pergerakan air merupakan salah satu
faktor fisika yang berperan dalam proses rekruitmen yakni pada tahap penyebaran larva pelagik di perairan laut Cowen 1991.
4.2.4 Kecerahan
Kecerahan berhubungan erat dengan kekeruhan karena kecerahan air sangat tergantung pada warna dan kekeruhan. Peningkatan padatan tersuspensi
akan meningkatkan kekeruhan parairan dan sebaliknya akan mengurangi kecerahan perairan. Parameter tersebut merupakan indikasi tingkat produktivitas
perairan sehubungan dengan proses respirasi biota perairan dan kualitas perairan. Kecerahan menggambarkan kemampuan cahaya menembus lapisan air
pada kedalaman tertentu. Hasil pengukuran kecerahan di lokasi penelitian berkisar antara 85-100 Tabel 4. Hal ini menunjukan penetrasi cahaya matahari ke
dalam perairan berlangsung baik tanpa hambatan dari bahan organik maupun anorganik yang tersupensi di dalam perairan. Sebagaimana dinyatakan oleh
Wardoyo 1980 bahwa kemampuan daya tembus cahaya matahari ke perairan sangat ditentukan oleh kandungan bahan organik dan bahan anorganik tersuspensi
di dalam air, kelimpahan plankton, jasad renik dan densitas air. Cahaya matahari sangat diperlukan terutama oleh alga simbion karang zooxanthellae untuk
melakukan fotosintesis, selanjutnya hasil dari fotosintesis dimanfaatkan oleh karang untuk melakukan proses respirasi dan klasifikasi Hubbard 1997.
Kedalaman penetrasi sinar matahari mempengaruhi kedalaman pertumbuhan karang hermatipik sehingga diduga hal ini juga mempengaruhi penyebarannya
Sukarno 1977. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kecerahan di lokasi pengukuran
berada dalam kisaran yang layak bagi pertumbuhan biota karang sesuai dengan baku mutu air laut yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Kepmen
LH No. 512004 tentang Baku Mutu Air Laut yakni masing-masing sebesar 5m, sehingga dapat disimpulkan bahwa cukup tersedia cahaya matahari untuk proses
fotosintesis bagi kelangsungan hidup hewan karang.
4.2.5 pH Derajat Keasaman
Derajat keasaman pH perairan hasil pengukuran di semua stasiun lokasi penelitian berkisar antara 7.0-8.2 Tabel 4, nilai pH terendah terdapat di Pulau
Kambing 7.0, sedangkan tertinggi di Uiasa yaitu sebesar 8.2. Kisaran pH pada lokasi penelitian masih dalam batas yang optimum untuk mendukung kehidupan
biota laut, kisaran pH air laut bagi biota laut adalah 7-8.5 Meneg LH 2004. Derajat keasaman adalah salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangbiakan biota laut. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 – 8.5. Nilai pH
sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah Effendi 2003.
4.3 Kondisi Terumbu Karang
Terumbu karang di perairan pesisir selatan Teluk Kupang; perairan Pulau Semau dan pesisir Kupang termasuk tipe terumbu karang tepi fringing reef. Dari
arah pantai menuju tubir membentuk paparan reef flat. Komposisi substrat dasar pada masing-masing stasiun penelitian terdiri atas tutupan karang hidup hard
coralsHC, karang mati dead coralsDC, algae, biota lainnya dan abiotik English et al. 1997. Dari hasil survey saat penelitian diperoleh data persentase
penutupan karang keras HC berkisar antara 18 – 70.33 dengan rerata 35.71. Persentase penutupan karang mati DC berkisar antara 0 – 33.33 dengan rerata
17.33. Persentase penutupan karang alga berkisar antara 0 – 2.34 , sedangkan penutupan biota lain berkisar antara 3 - 45 dengan rerata 28.86 dan penutupan
abiotik berkisar antara 0 – 43.33 dengan rerata 17.62 Gambar 5.