Ikan Karang TINJAUAN PUSTAKA 1 EkosistemTerumbu Karang

Balistidae, Ostraciodontidae, Pomacentridae, Serranidae, Blennidae dan Muraenidae merupakan komponen famili ikan demersal dan termasuk kedalam jenis ikan pemakan benthos epibentis. Beberapa famili ikan yang hidup di daerah pelagis epipelagis dan mempunyai hubungan erat dengan terumbu karang adalah ikan spesies Sphyrena danfamili Carangidae. Ikan-ikan karang tersebut rata-rata memiliki warna yang cerah dan mempunyai ciri khusus yang dapat membantu kita dalam mengidentifikasi species ikan tersebut. Selain itu, warna dan ciri tersebut dapat berfungsi untuk melindungi diri dari predator yang selalu mencari kesempatan untuk memakannya. Kelompok ikan karnivor di daerah terumbu karang sekitar 50-70 dan hampir meliputi jenis ikan di daerah terumbu karang sedangkan kelompok ikan pemakan karang dan herbivore sekitar 15. Ikan-ikan dari kelompok ini sangat tergantung kepada kondisi terumbu karang untuk mengembangkan populasinya. Kelompok planktivor dan omnivore hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit Choat Bellwood 1991. English et al. 1997 mengelompokkan jenis ikan karang ke dalam tiga kategori, yaitu : 1. Kelompok ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarangdaerah asuhan. Kelompok ikan target ini diwakili oleh familiCaesionidae ikan ekor kuning, Lutjanidae ikan kakap,Serranidae ikan kerapu, Haemulidae ikan bibir tebal, Lethrinidae ikan lencam, Nemipteridae ikan kurisi, Siganidae ikan baronang, Scaridae ikan kakak tua, dan Acanthuridae ikan pakol. 2. Kelompok ikan indikator, yaitu kelompok ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Hanya 1 famili yang termasuk jenis kelompok ikan indikator, yaitu ikan dari famili Chaetodontidae ikan kepe-kepe. 3. Kelompok ikan mayor, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5 – 25cm. dengan pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersiat territorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada di terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae ikan betok laut, Apogonidae ikan serinding, Labridae ikan sapu-sapu, dan famili Blenniidae ikan peniru. Menurut Longhurst and Pauly 1987 ikan karang dibedakan kedalam dua kategori, yaitu ikan nocturnal dan ikan diurnal. Ikan diurnal merupakan ikan yang sering muncul pada siang hari dimana ikan-ikan tersebut memiliki bentuk tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan ikan nocturnal yang sering muncul pada malam hari. Ikan diurnal memiliki warna yang lebih terang dibandingkan dengan ikan nocturnal. Namun ikan nocturnal biasanya hidup soliter. Ikan karang nocturnalbiasanya tidak memiliki warna yang mencolok dan mempunyai mata yang besar squirrelfishes, Holocentridae. Ekosistem terumbu karang yang sangat indah dan merupakan habitat hewan dan tumbuhan terutama ikan karang yang memiliki densitas terbesar. Struktur komunitas ikan karang didominasi oleh ikan dari famili Labridae dan famili Pomacentridae. Menurut Nybakken 1992 bahwa pada siang hari di daerah reef flat ditemukan 336 spesies yang termasuk ke dalam 45 famili dengan jumlah ikan karang yang paling dominan adalah famili Pomacentridae, baru kemudian famili Labridae. Sedangkan daerah reef slope ditemukan 373 spesies yang termasuk dalam 41 famili dengan jumlah ikan karang yang paling dominan adalah spesies ikan dari famili Labridae, kemudian famili Pomacentridae. Umumnya setiap spesies ikan mempunyai kesukaan habitat tertentu Hutomo 1995. Terumbu karang sendiri tidak hanya terdiri dari dari karang saja, tetapi juga daerah berpasir, teluk dan celah, daerah alga dan juga perairan dangkal dan dalam serta zona-zona berbeda yang melintasi karang. Habitat yang beranekaragam ini dapat menerangkan peningkatan jumlah ikan-ikan tersebut Nybakken 1992. Distribusi spasial ikan karang berhubungan dengan karakteristik habitat dan interaksi diantara ikan-ikan itu sendiri, baik yang bersifat hubungan antar spesies interspesies maupun hubungan antara individu dengan spesies tertentu intraspesies. Diversitas dan densitas ikan karang yang tinggi disebabkan oleh banyaknya variasi habitat yang terdapat di terumbu karang. Ikan-ikan tersebut memiliki relung ekologi yang lebih sempit sehingga lebih banyak spesies yang hanya dapat bergerak dalam area tertentu. Sebagai akibat dari keadaan ini, ikan- ikan terbatas pada area tertentu pada terumbu karang. Selain itu juga diantara ikan-ikan ada yang dapat bermigrasi dan bahkan beberapa spesies menetap tanpa berpindah tempat untuk melindungi wilayahnya Nybakken 1992. Sebaran secara geografis dari ikan karang mengikuti terumbu pembentuk karangnya, biasanya terbatas di perairan tropis yang dangkal dengan suhu 20 o C isotherm atau kira-kira antara garis lintang 30 o utara dan selatan. Pusat keanekaragaman ikan karang terdapat di kepulauan Indo-Australia, wilayah Indo- Pasifik Hixon2009.

2.3 Morfologi dan Klasifikasi Ikan Ekor Kuning

Ikan ekor kuning memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut : bentuk badan memanjang, melebar dan gepeng, mulut kecil dan serong, memiliki gigi-gigi kecil dan lancip. Dua gigi taring pada rahang bawah dan yang halus pada langit-langit. Jari-jari keras sirip punggung 10 dan 15 yang lemah, sedangkan jari-jari keras pada sirip dubur 3 dan yang lemah 11. Ikan ekor kuning memiliki sisik tipis pada garis rusuknya, sisik-sisik kasar di bagian atas dan bawah garis rusuk serta tersusun horizontal, mulai dari dari mata Kottelat et al. 1993. Tubuh ikan ekor kuning bagian atas sampai pinggung berwarna ungu kebiruan, bagian belakang punggung, batang ekor, sebagian dari sirip punggung yang berjari-jari lemah, sirip dubur dan ekor berwarna kuning. Bagian bawah kepala, badan, sirip perut dan dada berwarna merah jambu, pinggir sirip punggung sedikit hitam dan ketiak sirip dada berwarna hitam Kottelat et al. 1993. Pengklasifikasian ikan ekor kuning menurut Nelson 2006 adalah sebagai berikut : Kingdom : Animal Phylum : Chordata Class : Osteichtyes Order : Perciformes Family : Caesionidae Genus : Caesio Species : Caesio cuning

2.4 Habitat dan Kebiasaan Ikan ekor Kuning

Habitat adalah suatu lingkungan dengan kondisi tertentu dimana suatu spesies atau kominitas hidup. Habitat yang baik akan mendukung perkembangbiakan organisme yang hidup di dalamnya secara normal.Habitat memiliki kapasitas tertentu untuk mendukung pertumbuhan populasi suatu organisme. Kapasitas optimum habitat untuk mendukung populasi suatu organisme disebut daya dukung habitat. Menurut Macpherson 1981, jenis ikan yang mempunyai relung yang luas, berarti jenis ikan tersebut mempunyai peran yang besar dalam memanfaatkan pakan yang tersedia dan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan diri terhadap fluktuasi ketersediaan pakan, serta mempunyai daya reproduksi secara individual sangat besar. Berdasarkan luas relung, suatu jenis ikan mempunyai potensi yang besar untuk berkembang menjadi induk populasi di dalam ekosistem perairan di mana ikan tersebut hidup. Kelayakan suatu perairan sebagai lingkungan hidup organisme perairan dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia faktor abiotik perairan itu sendiri. Tetapi di lain pihak sifat organisme itu sendiri ikut berperan. Suatu perairan yang ideal bagi kehidupan ikan dapat didefinisikan sebagai suatu perairan yang dapat mendukung kehidupan ikan dalam menyesuaikan seluruh daur hidupnya, serta dapat mendukung kehidupan organisme makanan ikan yang diperlukan dalam setiap stadia daur hidupnya dengan jumlah yang mencukupi Wardoyo 1981. Habitat ikan ekor kuning adalah perairan pantai berkarang, perairan karang dengan suhu lebih dari 20 C. Ikan ekor kuning berasosiasi dengan terumbu karang dan dapat ditemukan pada kedalaman 1-60 meter. Pada siang hari sering ditemukan pada gerombolan yang sedang memakan zooplankton pada pertengahan perairan di atas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun perenang aktif mereka sering diam untuk menangkap