organisme lainnya, secara ekologis, terumbu karang memiliki peranan yang penting bagi ekosistem lainnya seperti ekosistem padang lamun dan ekosistem
mangrove Lalamentik 1991. Hubungan antara terumbu karang sebagai habitat dan distribusi komunitas
ikan dapat dijelaskan oleh ketergantungan ikan karang pada terumbu karang yang menyediakan tempat makanan dan perlindungan. Keanekaragaman dan
kelimpahan jenis pada komunitas ikan karang hubungannya dengan terumbu karang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; 1 tutupan karang hidup Bel
Galzin1984; Jones et al. 2004, 2 keanekaragaman subtratum Robert Osmond 1987, dan 3 keanekaragaman struktural McClanahan 1994.
2.6 Pengelolaan Terumbu Karang dan Ikan Karang
Pemanfaatan sumberdaya ikan oleh manusia berhubungan erat dengan kondisi lingkungan tempat ikan tersebut tinggal. Adanya interaksi antara
sumberdaya ikan, lingkungan perairan serta manusia sebagai pengguna, maka diperlukan sebuah pengelolaan agar ketiga interaksi tersebut dapat berjalan
secara seimbang dalam sebuah ekosistem. Artinya pengelolaan sumberdaya ikan adalah penataan pemanfaatan sumberdaya ikan, pengelolaan lingkungan dan
pengelolaan manusia sebagai pengguna. Pelaksanaan suatu pengelolaan di wilayah pesisir harus diawali dengan
perencanaan dengan melihat berbagai potensi sumberdaya yang ada sehingga dapat tertata dengan rapi. Tujuan dari pengelolaan terumbu karang adalah untuk
menjaga dan melindungi kawasan ekosistem atau habitat terumbu karang supaya keanekaragaman hayati dari kawasan ekosistem atau habitat tersebut dapat dijaga
dan dipelihara kelestariannya dari kegiatan pengambilan atau pengrusakan Supriharyono 2000.
Menurut Bengen 2005 bahwa suatu pengelolaan dikatakan berkelanjutan apabila kegiatan terebut dapat mencapai tiga tujuan, yaitu ekologi, sosial dan
ekonomi. Berkelanjutan secara ekologi mengandung arti, bahwa pengelolaan dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan
dan konservasi sumberdaya ikan termasul keanekaragaman hayati biodiversity, sehingga pemanfaatan dapat berkesinambungan. Berkelanjutan secara sosial
mensyaratkan bahwa kegiatan pengelolaan ikan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil, mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, identitas sosial dan pengembangan kelembagaan. Sedang keberlanjutan ekonomi berarti bahwa kegitan pengelolaan dapat
membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital dan penggunaan sumberdaya serta investasi secara efisien.
Mengingat begitu besarnya peranan terumbu karang bagi manusia dan untuk mencegah kerusakannya, maka pengelolaan ekosistem terumbu karang
tidak lepas dari beberapa aspek sebagai berikut Supriharyono 2000 : 1.
Pertimbangan fisik, pengelolaan ekosistem terumbu karang meliputi area lokasi, kondisi geologis, tipe arus pasang surut utama didaerah tersebut dan
gambaran awal lokasi 2.
Pertimbangan biologis, meliputi kondisi biota dalam penyebaran, kelimpahan, komposisi; perubahan, indikator kerusakan, indikator
pemanfaatan dan eksploitasi; pertimbangan khusus pada lokasi pembesaran atau pemijahan spesies langka yang endemik dan ekonomis.
3. Pertimbangan sosio-ekonomis, meliputi pemanfaatan ekosistem terumbu
karang; konflik faktual dan potensial yang akan terjadi diantara pemanfaat. 4.
Pertimbangan budaya, meliputi asal usul pemanfaat ekosistem terumbu karang secara tradisional; tradisi pemanfaatan; perubahan konsep
pemanfaatan secara tradisional ke modern.