c. Kadar lemak
Sebanyak 2 gram sampel disebar di atas kapas yang beralas kertas saring dan digulung membentuk thimble, lalu dimasukkan kedalam labu
soxhlet. Kemudian sampel diekstraksi selama 6 jam dengan pelarut lemak berupa heksana sebanyak 150 ml. Lemak yang terekstrak
dikeringkan dalam oven pada suhu 100 C selama 1 jam. Kadar lemak di
hitung dengan rumus :
d. Kadar protein
Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan dalam labu kjeldahl 100 ml dan ditambahkan selenium 0,25 gram dan 3 ml H
2
SO
4
pekat. Kemudian lakukan destruksi pemanasan dalam keadaan mendidih selama 1 jam
sampai larutan jernih, setelah dingin sampel ditambahkan dengan 50 ml akuades dan 20 ml NaOH 40, lalu didestilasi. Destilat ditampung dalam
labu erlenmeyer yang berisi campuran 10 ml H
3
BO
3
2 dan 2 tetes indikator Brom Cresol Green-Methyl Red berwarna merah muda. Setelah
volume hasil tampungan destilat menjadi 10 ml dan berwarna hijau kebiruan kemudian proses destilasi dihentikan dan destilat dititrasi dengan
HCl 0,1 N sampai berwarna merah muda. Perlakuan yang sama dilakukan juga terhadap blanko. Kadar protein diperoleh dengan mengalikan kadar
nitrogen dengan faktor perkalian untuk berbagai bahan pangan sebesar 6,25. Dengan metode ini diperoleh kadar nitrogen total yang dihitung
dengan rumus:
Keterangan : S : volume titran sampel ml B : volume titran blanko ml
W : bobot sampel kering mg
e. Kadar karbohidrat by difference
Kadar karbohidrat total ditentukan dengan metode karbohidrat by difference yaitu nilai keseluruhan dari bobot sampel dikurangi dengan
bobot air, protein dan lemak. Kadar protein N free menunjukkan besarnya kandungan karbohidrat yang dicerna dari suatu bahan pangan.
Bobot lemak terekstrak Bobot sampel
x 100 Kadar lemak =
S – B x N HCl x 14
W x 1000 x 100
N =
Ditentukan dengan cara 100 - kadar air + abu + lemak + protein + serat kasar.
4 Penghitungan jumlah energi Fennema 1996
Penghitungan jumlah energi dapat dilakukan dengan mengkonversikan kandungan kimia kadar karbohidrat, kadar lemak dan kadar protein pada
formula biskuit hasil pengolahan. Dalam metode ini, karbohidrat memiliki faktor konversi yang sama dengan kadar protein, yaitu sebesar 4 kkalg,
sedangkan faktor konversi pada kadar lemak sebesar 9 kkalg. Secara matematis, penghitungan jumlah energi pada formula biskuit dapat
disajikan kedalam rumus sebagai berikut :
Dimana : A = Karbohidrat B = Protein
C = Lemak
3.3.3.2 Analisis pada hewan percobaan
Analisis yang akan dilakukan pada hewan percobaan mencit meliputi pengamatan perubahan berat badan selama penelitian.
Pengamatan terhadap perubahan berat badan akan dilakukan baik pada mencit dewasa maupun anak mencit yang dilahirkan.
1. Pertumbuhan berat badan
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran misalnya bobot badan yang dinyatakan dengan angka. Bobot badan dapat digunakan sebagai
salah satu tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan mahluk hidup. Pertumbuhan berat badan pada induk mencit diukur dengan metode
penimbangan berat badan hewan percobaan yang dilakukan dua hari sekali selama masa bunting hingga melahirkan. Sedangkan pengukuran
berat badan pada anak mencit dengan metode penimbangan hewan percobaan yang dilakukan setiap hari sejak hari pertama kelahiran hingga
anak mencit siap lepas sapih dari induk mencit.
2. Evaluasi nilai mutu protein secara biologis daya cerna protein Anwar 1994
Untuk mengetahui kualitas protein dalam suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan menggunakan indikator Protein Efficiency Ratio PER.
Jumlah Energi100 gram = 4A + 4B + 9C Jumlah Energi100 gram = 4A + 4B + 9C