Dari hasil penelitian, menunjukkan produktivitas mencit dengan formula biskuit yang difortifikasi F1 dan F3 dengan formula biskuit yang tidak difortifikasi
F2 dan F4 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan berat badan anak mencit begitu juga terhadap formula biskuit yang berbahan dasar tepung kepala ikan
lele F1 dan F2 dan biskuit dengan bahan baku utama tepung badan lele F3 dan F4. Tetapi, jika formula biskuit F1-F4 dibandingkan dengan formula biskuit
F5 pakan kontrol perbedaan terlihat nyata.
4.3.3 Analisis daya cerna protein formula biskuit
Fennema 1996 mendefinisikan daya cerna sebagai proporsi nitrogen yang dapat diserap setelah proses pencernaan. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi daya cerna protein dalam tubuh, diantaranya: 1 konformasi protein; 2 faktor antinutrisi; 3 ikatan protein dengan senyawa lain seperti
polipeptida dan serat, dan; 4 proses pengolahan. Analisis daya cerna protein bisa dilakukan melaui dua cara, yaitu kimia in
vitro dan biologis in vivo. Pada penelitian ini daya cerna protein dihitung menggunakan metode biologis dengan menggunakan indikator Protein Efficiency
Ratio PER. PER adalah perbandingan anatara kenaikan berat badan dengan jumlah protein yang dimakan, penentuan ini biasanya dilakukan pada tikus yang
masih tumbuh. Prinsip dari penentuan PER adalah menganggap bahwa semua protein yang dimakan digunakan untuk pertumbuhan. Data hasil analisis PER
dapat dilihat pada Tabel 28.
3 5
7 9
11 13
15 19
21 0,90
1,10 1,30
1,50 1,70
1,90 2,10
ber a
t ba
da n
gram
Hari ke-
Gambar 26 Pertumbuhan berat badan anak mencit
Tabel 28 Analisis Protein Efficiency Ratio PER Formula
Perubahan Berat Badan
Konsumsi Protein
PER Rata-rata
PER F1
11,33 18,05
0,628 0,635
F2 11,58
18,05 0,641
F3 10,27
15,15 0,678
F4 10,35
15,15 0,683
F5 8,47
20,00 0,424
0,424 Dari hasil analisis PER diatas diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada
formula F4 yaitu sebesar 0,683, dimana nilai ini diperoleh dari penghitungan konsumsi protein sebesar 15,15 berpengaruh pada peningkatan berat badan
sebesar 10,35. Nilai ratio 0,683 menggambarkan bahwa setiap satuan protein yang dikonsumsi mencit berpengaruh pada peningkatan berat badan sebesar
0,683 gram selama masa perlakuan formula biskuit. Pada formula biskuit dengan bahan baku utama tepung kepala F1 dan F2
diperoleh nilai rata-rata PER sebesar 0,635 sedangkan formula biskuit dengan bahan baku utama tepung badan F3 dan F4 nilai rata-rata PER sebesar 0,681
dan formula biskuit komersil F5 sebesar 0,424. Nilai ini menggambarkan bahwa daya serap protein pada pakan dengan bahan baku tepung badan lebih tinggi
dibandingkan dengan daya serap protein pada formula biskuit dengan bahan baku tepung kepala dan formula biskuit komersil yang digunakan dalam
penelitian.
4.3.4 Analisis status metabolisme total serum induk mencit