1.  Kadar air
Proses  pengurangan  kadar  air  pada  saat  pengolahan  formula  biskuit terjadi  pada  tahapan  pengeringan  menggunakan  oven  pada  suhu  80
C selama  kurun  waktu  12  jam.  Kadar  air  pada  produk  pangan  berpengaruh
pada  daya  simpan  dan  kerenyahan  produk,  dimana  semakin  kecil  kadar  air maka  produk  tersebut  memiliki  daya  simpan  yang  lebih  baik,  begitu  juga
terhadap  kerenyahan  produk  tersebut.  Kadar  air  yang  diperoleh  dari penelitian  ini  menunjukkan  nilai  5,13  untuk  formula  biskuit  dengan  bahan
dasar  tepung  kepala  dan  5,14  untuk  formula  biskuit  dengan  bahan  dasar tepung badan. Kedua jenis formula biskuit  ini dapat dikatakan tidak memiliki
perbedaan yang signifikan untuk nilai kadar air. Jika ditinjau dari standar yang ditetapkan SNI sebesar maksimal 12, kedua jenis formula biskuit  ini dapat
dikategorikan  memiliki  kualitas  yang  baik.  Diagram  hasil  analisis  kadar  air pada pakan dapat dilihat pada Gambar 16.
Tetapi jika dibandingkan dengan SNI untuk produk biskuit, kedua produk ini  telah  melampaui  batas  maksimal  yaitu  5  .  Biskuit  relatif  memiliki  kadar
air  yang  lebih  rendah  dibandingkan  dengan  formula  biskuit  dalam  bentuk pelet,  hal  ini  dipengaruhi  oleh  proses  pengolahan  biskuit  melalui  tahap
pemanggangan  dengan  suhu  yang  sangat  tinggi  yang  mencapai  150 C
Mervina,  2009  sedangkan  pengolahan  formula  biskuit  ini  menggunakan suhu 80
C.
2.  Kadar abu
Pada  dasarnya,  kadar  abu  merupakan  unsur  mineral  yang  merupakan sisa  yang  tertinggal  setelah  bahan  dibakar  sampai  bahan  bebas  dari  unsur
karbon.  Kadar  abu  juga  dapat  dikatakan  sebagai  komponen  yang  tetap
5,13 5,14
2 2,5
3 3,5
4 4,5
5 5,5
p e
rsen
Gambar 16 Diagram analisis kadar air pada pakan Kepala       Badan.
tinggal  yang  tidak  mudah  menguap  dalam  pembakaran  dan  pemijaran senyawa organik.
Data analisis yang diperoleh menunjukkan nilai kadar abu pada formula biskuit  dengan  bahan  dasar  tepung  kepala  ikan  adalah  sebesar  10,55,
sedangkan nilai kadar abu pada formula biskuit dengan bahan dasar tepung badan ikan adalah sebesar 3,85 . Perbedaan yang cukup signifikan ini tidak
terlepas  dari  kadar  abu  bahan  dasar  yang  digunakan,  dimana  kadar  abu tepung kepala sebesar 26,99   sedangkan kadar abu tepung badan hanya
sebesar  6,58  .  Diagram  hasil  analisis  kadar  abu  pada  pakan  dapat  dilihat
pada Gambar 17.
Kadar abu pada formula biskuit ternak yang disyaratkan SNI 2006 adalah maksimal  15,  dengan  demikian  produk  formula  biskuit  yang  dihasilkan
dalam penelitian ini masuk dalam kategori bermutu baik menurut standar SNI 2006. Tetapi jika dibandingkan dengan standar SNI 1992 untuk biskuit yang
bernilai 1,6 produk yang dihasilkan masuk dalam kategori kurang baik, hal ini  tentunya  dipengaruhi  oleh  bahan  baku  tepung  yang  digunakan,  dimana
pada  pembuatan  biskuit  dominan  menggunakan  tepung  terigu,  sedangkan proses  pembuatan  formula  biskuit  ini  menggunakan  bahan  yang  didominasi
oleh  tepung  ikan  yang  pada  dasarnya  memiliki  kadar  abu  tinggi  terutama pada tepung kepala.
3.  Kadar lemak