2.6 Fortifikasi zat besi Fe
Menurut Husain et al, 1989 konsumsi zat gizi yang sangat rendah merupakan faktor utama yang menyebabkan keadaan kurang gizi. Hal tersebut
dapat disebabkan karena konsumsi pangan yang rendah atau pangan yang dikonsumsi kurang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Salah satu
cara peningkatan konsumsi zat-zat gizi adalah dengan peningkatan kosumsi zat gizi yang dapat dicapai dengan peningkatan mutu gizi pangan itu sendiri, seperti
dengan cara fortifikasi pangan dengan zat gizi tertentu. Fortifikasi makanan bermanfaat sekali terutama dalam pemberian tambahan zat gizi mikro seperti
vitamin dan mineral. Zat besi yang ditambahkan harus cukup dapat diserap dan tidak mengubah rasa, warna, bau dan penampakan bahan pangan pembawa.
Senyawa besi yang larut adalah yang paling mudah diserap, namun zat besi ini juga sangat mudah bereaksi sehingga sering menimbulkan efek yang tidak
dikehendaki Husaini et al. 1989. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih jenis zat besi sebagai
fortifikan yaitu keamanannya, harganya terjangkau, stabil sifat kimianya tidak berubah-ubah, nilai biologinya tinggi bioavailability, reaksi terhadap senyawa
lain dan efikasinya dalam meningkatkan kadar hemoglobin Husaini et al. 1989.
2.7 Fortifikasi vitamin A
Fortifikasi vitamin A adalah penambahan zat gizi mikro vitamin A ke dalam bahan pangan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan mutu konsumsi
vitamin A yang ditambahkan dalam rangka memperbaiki status gizi mikro dari masyarakat yang mengkonsumsinya. Secara umum fortifikasi vitamin A bertujuan
untuk : 1 menjaga agar vitamin A tetap berada dalam jumlah yang signifikan dalam pangan; 2 mencegah defisiensi vitamin A dalam populasi yang besar
atau kelompok berisiko defisiensi vitamin A orang tua, ibu hamil, vegetarian, dan anak-anak; 3 meningkatkan kualitas gizi produk makanan; dan 4 sebagai
sarana teknologi pangan sehingga dapat dihasilkan pangan yang bisa disubtitusi dengan pangan lain Lotfi et al. 1996.
Bentuk vitamin A komersial yang paling penting adalah vitamin A asetat dan vitamin A palmitat. Vitamin A dalam bentuk retinol atau karoten dapat dibuat
secara komersial untuk ditambahkan dalam pangan. Ada beberapa pangan sebagai pembawa vitamin A seperti minyak dan lemak, gula, garam, teh, sereal,
dan MSG Lotfi et al. 1996. Beberapa pangan yang sudah difortifikasi disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Pangan potensial untuk fortifikasi Pangan Potensial
Fortifikan Garam
Yodium, besi Susu, margarin
Vitamin B1, B2, niacin, besi Gula, MSG, teh
Vitamin A dan D Makanan bayi dan cookies
Zat Besi Campuran sayuran dan asam amino, protein
Vitamin dan mineral Sereal siap saji
Vitamin dan mineral Minuman diet
Vitamin dan mineral Larutan enteral dan parenteral
Vitamin dan mineral
Sumber : Mejia 2002
2.8 Biskuit