Setelah selesai tahapan pembuatan tepung berbahan dasar kepala dan tepung berbahan dasar badan ikan lele ini, tahapan selanjutnya adalah
melakukan uji terhadap kedua jenis tepung yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian utama. Uji yang akan dilakukan meliputi uji
sifat fisik dan uji sifat kimia terhadap tepung kepala dan tepung badan yang meliputi: 1 uji fisik : uji aktivitas air a
w
dan rendemen; 2 analisis kimia tepung proksimat AOAC 1995badan ikan lele dan tepung kepala ikan lele yang terdiri
dari: kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan kadar karbohidrat.
3.3.2 Penelitian utama
Pada penelitian utama akan dilakukan formulasi terhadap beberapa jenis bahan baku. Formulasi dimulai dengan mencampurkan bahan baku utama
tepung badan ikan dan tepung kepala ikan lele dumbo dengan bahan-bahan penyusun lainnya seperti tepung terigu, tepung gula, margarin, pengembang,
susu skim, dan kuning telur beserta bahan fortifikan zat besi, asam folat, dan vitamin A sehingga menjadi formula biskuit dalam bentuk pelet. Formula biskuit
pakan mencit yang mengadopsi komposisi makanan ringan biskuit. Adapun komposisi bahan baku yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Komposisi bahan baku formula bahan baku biskuit Bahan Baku
Jumlah gram Tepung kepala badan ikan lele
24,2 Tepung terigu
16,1 Tepung gula
20,2 Susu skim
6,0 Margarin
26,5 Kuning Telur
6,0 Baking powder
1,0 Total
100,0
Sumber : Ambarani 2004
Penambahan jumlah fortifikan didasarkan pada angka kecukupan gizi AKG untuk wanita hamil WNPG 1998. Jenis fortifikan yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas zat besi fero sulfat, vitamin A retinol A, dan asam folat folic acid, ketiga fortifikan ini yang umum digunakan dalam pangan, bentuk
komersil ketiganya dalam bentuk serbuk WNPG 1998. Jumlah yang dianjurkan dalam angka kecukupan gizi untuk ibu hamil dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan untuk ibu hamil Jenis kandungan gizi
Kebutuhan Vitamin A
700 g RE Asam folat
300 µghari Zat besi
34-46 mghari
Sumber : WNPG 1998 : Retinol Ekuivalen
Komposisi dan jumlah pencampuran bahan fortifikan yang digunakan dalam pembuatan formula biskuit mengacu pada acuan standar yang
dikeluarkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 1998 seperti yang disajikan pada tabel 12.
Tabel 12 Jumlah fortifikan yang ditambahkan pada 100 gram produk Jenis fortifikan
Jumlah mg Vitamin A
11,2 Asam folat
1,1 Zat besi
43,3
Sumber: WNPG 1998
Formula biskuit yang dibuat terdiri dari 4 tipe, yaitu formula biskuit dengan bahan baku utama tepung kepala yang difotifikan F1, tepung kepala non
fortifikan F2, tepung badan dengan fortifikan F3 dan tepung badan non fortifikan F4. Jenis formula biskuit yang difortifikasi akan ditambahkan bahan
fortifikan yang terdiri atas asam folat folic acid, vitamin A, dan zat besi. Formulasi pembuatan formula biskuit ikan lele dumbo dalam dapat dilihat pada
Tabel 12. Diagram alir proses formulasi biskuit dan proses in-vivo pada mencit dalam penelitian utama dapat dilihat pada Gambar 3.
Pengumpulan data : 1. Feses
2. Urine 3. serum
Hasil dan Pembahasan Pengujian pada Mencit
Bunting 1. Uji Rendemen
2. Uji proksimat 3. Kandungan energi
sampel
6. Analisis Penilaian Kualitas Protein Daya Cerna Protein
7. Analisis Status Metabolisme Total Serum
Status Metabolisme Asam Folat
Status Metabolisme Zat Besi Status Metabolisme Vitamin A
4. Pertumbuhan Berat Badan Mencit 5. Pertumbuhan Berat Badan Anak
Mencit
Gambar 3 Diagram alir proses formulasi biskuit dan proses in-vivo pada mencit dalam penelitian utama
Tepung kepala badan
Pencampuran tepung ikan dengan bahan tambahan
dan fortifikan
Tipe sampel : F1. Kepala dengan fortifikan
F2. Kepala non fortifikan F3. Badan dengan fortifikan
F4. Badan non fortifikan Pengeringan
menggunakan oven pada suhu 80
C selama 12 jam Pencetakan sampel
menjadi pelet menggunakan grider
Tabel 13 Formulasi yang digunakan dalam pengolahan formula biskuit Jenis Bahan
F 1 F 2
F 3 F 4
F5 Tepung Kepala
√ √
x x
x Tepung Badan
x x
√ √
x Asam folat
√ x
√ x
x Vitamin A
√ x
√ x
x Zat besi
√ x
√ x
x
Keterangan : Formula 1 F1 : Sampel dari tepung kepala dengan fortifikan Formula 2 F2 : Sampel dari tepung kepala tanpa fortifikan
Formula 3 F3 : Sampel dari tepung badan dengan fortifikan Formula 4 F4 : Sampel dari tepung badan tampa fortifikan
Formula 5 F5 : Sampel pakan komersil ayam ras pedaging
Formula biskuit kontrol F5 yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan komersil ayam ras pedaging dalam bentuk pelet dengan diameter 3 mm.
Pemilihan formula ini didasarkan karena pada awal pemeliharaan induk mencit telah menggunakan pakan jenis ini. Adapun data kimia dari formula biskuit F5
disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Kandungan kimia formula biskuit F5
Kandungan Jumlah
Kadar air 13,5
Kadar protein kasar 20
Lemak kasar 5
Serat kasar 5,5
Kadar abu 6,7
Calsium Ca 0,9
Phosphor P 0,8
L-Lysine 0,7
DL-Methionine 0,06
Alfatoksin 60 ppb
Sumber : Utama Jaya 2010
Pada formula biskuit dengan berbagai tipe perlakuan yang telah ditetukan, selanjutnya akan dilakukan analisis lebih lanjut terhadap formula biskuit. Analisis
yang akan dilakukan meliputi analisis fisik dan analisis kimia terhadap empat jenis formula biskuit, adapun analisis yang dilakukan meliputi 1 sifat fisik :
aktivitas air
a
w
dan rendemen 2 sifat kimia : analisis proksimat AOAC 1995 dan analisis kandungan energi formula biskuit, analisis proksimat meliputi :
kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidarat. Pada penelitian ini menggunakan mencit sebanyak 75 ekor, mencit yang
digunakan yaitu mencit betina yang berusia produktif antara 50-70 hari dengan spesifikasi mencit dalam keadaan bunting pertama. Penggunaan mencit
berjumlah 5 lima ekor untuk masing-masing perlakuan yang terdiri dari 5 lima perlakuan F1-F2-F3-F4-F5 dengan 3 tiga kali proses ulangan. Dalam
penelitian ini, disiapkan 10 ekor mencit tambahan yang terdiri dari 2 ekor untuk masing-masing perlakuan pakan, penambahan mencit ini digunakan sebagai
penggganti jika dalam masa pengamatan terdapat mencit yang mati. Setelah diberikan perlakuan selama proses penelitian, selanjutnya
dilakukan analisis terhadap hewan percobaan. Tahapan analisis yang akan dilakukan pada mencit setelah mendapatkan perlakuan pada ransum meliputi:
1 pertumbuhan berat badan mencit; 2 pertumbuhan berat badan anak mencit; 3 analisis daya cerna protein; 4analisis status metabolisme total serum asam
folat, zat besi dan vitamin A.
3.3.3 Metode analisis