berjumlah 5 lima ekor untuk masing-masing perlakuan yang terdiri dari 5 lima perlakuan F1-F2-F3-F4-F5 dengan 3 tiga kali proses ulangan. Dalam
penelitian ini, disiapkan 10 ekor mencit tambahan yang terdiri dari 2 ekor untuk masing-masing perlakuan pakan, penambahan mencit ini digunakan sebagai
penggganti jika dalam masa pengamatan terdapat mencit yang mati. Setelah diberikan perlakuan selama proses penelitian, selanjutnya
dilakukan analisis terhadap hewan percobaan. Tahapan analisis yang akan dilakukan pada mencit setelah mendapatkan perlakuan pada ransum meliputi:
1 pertumbuhan berat badan mencit; 2 pertumbuhan berat badan anak mencit; 3 analisis daya cerna protein; 4analisis status metabolisme total serum asam
folat, zat besi dan vitamin A.
3.3.3 Metode analisis
Tahapan selanjutnya dari penelitian ini adalah melakukan beberpa uji yang diharapkan dapat menjawab tujuan penelitian. Adapun uji yang akan dilakukan
meliputi uji sifat fisik yang meliputi: 1 Uji aktivitas air
a
w
, 2 Rendemen, 3Tekstur. Analisis kimia tepung badan ikan lele dan tepung kepala ikan lele
4 Analisis proksimat kadar air, kadar lemak, kadar abu, kadar protein dan kadar karbohidrat 5 Pertumbuhan berat badan mencit 6 Pertumbuhan berat
badan anak mencit 7 Analisis penilaian kualitas protein daya cerna protein, 8 Analisis status metabolisme total serum asam folat, zat besi dan vitamin A.
3.3.3.1 Analisis pada tepung dan formula biskuit
Analisis yang dilakukan pada tepung meliputi kedua jenis tepung ikan lele yang dihasilkan, yaitu tepung kepala dan tepung badan.
Sedangkan pada formula biskuit meliputi keempat jenis formulasi biskuit, yaitu formula biskuit dengan bahan baku utama tepung kepala yang
difotifikan F1, tepung kepala non fortifikan F2, tepung badan dengan fortifikan F3 dan tepung badan non fortifikan F4. Berikut ini adalah
beberapa jenis analisa yang dilakukan terhadap formula biskuit tepung dan formula biskuit pakan ikan:
1 Aktivitas air
a
w
Wiyati 2004
Aktivitas air
a
w
adalah perbandingan antara tekanan uap larutan
dengan tekanan uap air solven murni pada suhu yang sama
a
w
= ppo. Ini merupakan jumlah air yang tersedia untuk pertumbuhan mikrobia dalam
pangan dan bukan berarti jumlah total air yang terkandung dalam bahan makanan sebab adanya adsorpsi pada konstituen tak larut dan absorpsi
oleh konstituen larut gula, garam. Air murni mempunyai
a
w
=1,0 dan bahan makanan yang sepenuhnya terdehidrasi memiliki
a
w
= 0. Bakteri Gram negatif lebih sensitif terhadap penurunan
a
w
dibandingkan bakteri lain. Batas
a
w
minimum untuk multiplikasi sebagian besar bakteri adalah 0,90. Escherichia coli membutuhkan
a
w
minimum sebesar 0,96, sedangkan penicillium 0,81 dan
a
w
minimum staphylococcus aureus adalah 0,85.
2 Rendemen
Rendemen dapat diartikan sebagai prosentase hasil bagi antara berat produk yang dihasilkan dibandingkan dengan berat produk awal.
Penghitungan rendemen dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar produk akhir yang dihasilkan dari sejumlah bahan mentah yang
digunakan.
3 Analisis sifat kimia Uji proksimat
AOAC 1995
Analisis sifat kimia dilakukan pada kedua jenis formula biskuit yang dihasilkan yaitu pada tepung dan jenis formula biskuit. Adapun analisis
kimia proksimat yang dilakukan meliputi 1 Kadar Air, 2 Kadar Lemak, 3
Kadar Abu, 4 Kadar protein dan 5 Kadar Karbohidrat.
a. Kadar air