Standardisasi biaya per unit upaya Estimasi parameter

Seperti diketahui bahwa terdapat dua model pertumbuhan yang dapat menggambarkan stok ikan, dimana persamaan di atas merupakan persamaan Gordon-Schaefer atau model Logistik dan model pertumbuhan satunya merupakan model pertumbuhan Gompertz. Dimana model Gompertz adalah sebagai berikut :          x K rx t x ln ...…………………………………………………………….3-15 Maka dengan memasukkan fungsi produksi adalah sebagai berikut : qxE x K rx t x           ln ………………………………………………………..3-16 Sehingga diperoleh persamaan nilai stok sebagai berikut :         r qE Ke x ..………………………………………………………………...3-17 Dengan memasukkan persamaan nilai stok di atas ke dalam persamaaan qxE h  , maka di peroleh nilai produksi:       r qE qKEe h ...……………………………………………………………..3-18 Untuk memperoleh estimasi parameter r,q dan K untuk kedua persamaan pertumbuhan tersebut di atas dilakukan dengan menggunakan teknik non-linear. Dengan menggunakan teknik weighted least square WLS, yaitu dengan membagi fungsi h q, K, E tersebut dengan E Ut=ht Et, maka kedua persamaan tersebut dapat ditransformasikan menjadi persamaan linear, sehingga metode regresi biasa ordinary least square, OLS dapat digunakan untuk mengestimasi parameter biologi dari fungsi tersebut di atas. Dengan memasukkan nilai parameter r,q dan K ke dalam persamaan fungsi logistik dan fungsi Gompertz maka kita akan memperoleh tingkat pemanfaatan lestari antar waktu. Adapun nilai produksi h dan tingkat upaya E saat Maximum Sustainable Yield MSY adalah sebagai berikut : 4 rK h MSY  Logistik dan e rK h MSY  Gompertz……………………….3-19a q r E MSY 2  Logistik dan q r E MSY  Gompertz………………………..3-19b Perhitungan analisis ekonomi pengelolaan sumber daya ikan dilakukan dengan mengikuti Fauzi 2010 dimana pengelolaan optimum dilakukan dengan mengasumsikan tiga rezim yakni akses terbuka, dikuasai oleh pemerintah sole owner dimana pengelolaan dilakukan pada tingkat Maximum Economic Yield MEY dan rezim lestari atau MSY. Kondisi sumberdaya pada level open access akan diperoleh pada saat TR=TC, dimana keuntungan yang di peroleh sama dengan nol   . Bila TR = ph dan TC = cE, maka akan diperoleh persamaan keundungan sebagai berikut : TC TR    ..……………………………………………………………...3-20a cE ph    .………………………………………………………...…….3-20b cE pqxE π   ...……………………………………………………..……3-20c Bila keuntungan sama dengan nol   maka dapat diartikan bahwa keuntungan tingkat biomas x sebanding dengan nilai biaya ekstraksi per unit upaya c dibagi dengan harga ikan per satuan berat p dan koefisien daya tangkap q atau dapat ditulis seperti persamaan di bawah ini : pq c x OA  .…………………………………………………………………...3-21 Dengan mengsubstitusikan persamaan di atas ke dalam persamaan pertumbuhan fungsi logistik maka akan diperoleh persamaan produksi sebagai berikut :         pqK c pq rc h OA 1 ...………………………………………………………3-22 Tingkat upaya pada kondisi open access adalah sebagai berikut:         E q r K x 1 ..…………………………………………………………….3-23 Maka dengan mengsubstitusikan pq c x OA  ke dalam persamaan di atas maka akan diperoleh persamaan upaya sebagai berikut :         pqK c q r E OA 1 ...………………………………………………………..3-24 Estimasi untuk Maximum Economic Yield MEY akan mengunakan asumsi bahwa : x F x h  .………………………………………………………………...3-25 Maka rente sumberdaya sebagai berikut : qx x cF x pF    .. ………………………………………………………..3-26 Persamaan di atas di sederhanakan maka akan diperoleh : x F qx c p          .. …………………………………………………………3-27 Dengan memasukkan persamaan di atas ke persamaan fungsi pertumbuhan logistik, maka akan diperoleh rente ekonomi lestari sebagai berikut :                K x rx qx c p 1  ……………………………………………………..3-28 Dengan menurunkan persamaan di atas terhadap x, maka akan diperoleh : 2 1             qK cr K x pr x  …………………………………………………3-29 Persamaan di atas dapat dipecahkan untuk mendapatkan tingkat biomas yang optimal   MEY x , maka akan diperoleh :         pqK c K x MEY 1 2 ... ………………………………………………….…..3-30 Dengan diketahuinya nilai optimal biomass dan dengan disubstitusikan kembali ke fungsi produksi untuk memperoleh nilai tangkap optimal dan nilai upaya optimal, maka akan didapatkan persamaan sebagai berikut :                pqK c pqK c rK h MEY 1 1 4 . ……………………………………….…3-31a         pqK c q r E MEY 1 2 ... ……………………………………………....……3-31b Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pemanfaatan sumber daya ikan diperoleh dengan mempersenkan jumlah hasil tangkapan pada tahun tertentu dengan nilai produksi maksimum lestari MSY: Tingkat pemanfaatan = 100 x MSY Ci ..………………………………...3-32 keterangan: Ci = jumlah hasil tangkapan ikan pada tahun ke-1 MSY = maksimum sustainable yield Dalam penggunaan metode ini, sebagaimana metode-metode yang lain memiliki kelemahan, karena sangat dipengaruhi keberadaan dan keakuratan data dan informasi stok biomasa. Oleh karena itu data yang dikumpulkan berorientasi pada data dependen yang meliputi total tangkapan, jumlah upaya tangkapan dan kombinasi keduanya berupa CPUE. Selanjutnya spesies yang dideteksi adalah spesies unggulan yang secara tepat dapat dikenali. Oleh karena itu didalam penggunaan metode ini, beberapa asumsi dasar yang harus diperhatikan adalah : 1 Stok ikan dianggap sebagai unit tunggal dan sama sekali tidak berpedoman pada struktur populasinya. 2 Stok ikan selalu dalam keadaan yang cenderung menuju situasi steady state sesuai model pertumbuhan biomas seperti kurva logistik. 3 Hasil tangkapan dan upaya penangkapan merupakan data yang bersifat random. 4 Hasil tangkapan yang di daratkan berasal dari perairan di kawasan pantai Kabupaten Kepulauan Talaud dan tidak ada hasil tangkapan yang di daratkan di luar kawasan. 5 Teknologi penangkapan tidak ada perubahan secara signifikan.

3.4.2 Analisis finansial

Suatu usaha atau kegiatan ekonomi dianggap dapat dilaksanakan, bila dapat diharapkan: 1 memberikan keuntungan untuk memenuhi setiap kewajiban jangka pendek 2 likuiditasnya terpelihara meskipun pada saat-saat tertentu perusahaan dalam kesulitan 3 berkembang kemampuannya membiayai operasinya terutama dari modal sendiri dan bukan kredit pada suatu saat dan 4 dapat membayar semua beban pembiayaan. Dengan demikian, kelayakan finansial harus mengungkapkan secara terperinci apakah usaha atau kegiatan akan menguntungkan dalam suasana persaingan, risiko bisnis, kondisi perekonomian tidak stabil dan lain-lain. Menurut Kadariah 1986, untuk mengevaluasi kelayakan finansial dapat digunakan 3 tiga kriteria investasi yang penting, yaitu net present value NPV, net benefit - cost ratio dan internal rate of return IRR. Kriteria investasi yang digunakan untuk pengujianevaluasi kelayakan usaha secara finansial didasarkan pada discounted criterion. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat benefit serta biaya-biaya cost selama umur ekonomis usaha in the future nilai-nilai saat ini at present =t diukur dengan nilai uang sekarang present value, yaitu dengan mengunakan discounting factor. Kriteria tersebut adalah: 1 Perhitungan net present value NPV NPV merupakan jumlah nilai arus tunai pada waktu sekarang setelah dikurangi dengan modal investasi yang dianggap sebagai ongkos investasi selama waktu tertentu.      n t t t i C B NPV 1 ……………………………………………………....3-33 Keterangan: NPV = Nilai Bersih Sekarang C t = biaya pada tahun ke-t B t = manfaat pada tahun ke –t i = tingkat diskonto n = umur ekonomis proyek tahun Suatu proyek dikatakan layak dilaksanakan apabila NPV  1 dan jika NPV = 0 berarti pengembalian proyek persis sebesar social opportunity cost of capital atau sebesar tingkat suku bunga dan apabila NPV 0 maka proyek tidak layak untuk dilakukan. 2 Perhitungan internal rate of return IRR IRR merupakan nilai tingkat diskonto yang membuat NPV = 0 i xi NPV NPV NPV i IRR     atau IRR 1 C B NPV n t t t t       . ……….3-34 Keterangan: i’ = tingkat diskonto yang menyebabkan NPV bernilai positif i’’ = tingkat diskonto yang menyebabkan NPV bernilai negatif NPV’ = NPV dengan tingkat bunga i’ NPV’’ = NPV dengan tingkat bunga i’’ Hasil dari analisis diperoleh nilai IRR i maka proyek layak untuk dilaksanakan. Bila nilai IRR i maka proyek tidak layak dilaksanakan. 3 Perhitungan net benefit cost ratio Net BC Net BC Ratio merupakan perbandingan antara jumlah present value yang bersifat positif dengan jumlah nilai sekarang yang bersifat negatif.    NPV NPV C NetB .. ………………………………………………………3-35 Keterangan : NPV’ = nilai bersih sekarang yang bernilai positif NPV’’ = nilai bersih sekarang yang bernilai negatif Jika Net BC 1 maka proyek layak untuk dilaksanakan, tetapi bila Net BC 1 maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. 4 Payback periods Masa pengembalian investasi payback periods dihitung mulai proyek telah menghasilkan sampai seluruh ongkos proyek tertutup oleh net cash inflow yang diterima.    I PBP …………………………………………………………………3-36 Keterangan: I = Investasi  = Net Benefit rata-rata proyek sampai tahun ke-n Prosedur diskonto dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: n i 1 F P   .………………………………………………………………….3-37 Keterangan: P = nilai sekarang F = nilai pada masa yang akan dating i = tingkat suku bunga N = waktu

3.4.3 Analisis illegal fishing 1. Analisis simulasi nilai kerugian akibat illegal fishing

Analisis simulasi ini dilakukan untuk mengestimasi nilai kerugian ekonomi akibat adanya aktivitas pencurian ikan illegal fishing di daerah penelitian yang merupakan wilayah perbatasan Negara Indonesia. Banyak software yang menawarkan solusi melalui simulasi namun pada penelitian ini simulasi yang digunakan adalah software vensim, dimana software tersebut nantinya dapat menjelaskan bagaimana kondisi penangkapan ikan didaerah perbatasan dan dampak ekonomi yang diakibatkan dengan adanya aktivitas pencurian ikan illegal fishing.