usaha yang dikeluarkan.
2. Keragaan Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha ini meliputi perkiraan cash flow dan analisis kriteria investasi, sebagai berikut :
1 Analisis Perkiraan Cash Flow Dalam menganalisis aspek finansial dilakukan perhitungan cash flow dari
usaha yang direncanakan, dengan beberapa asumsi : 1 Umur proyek selama 5 tahun
2 Nilai hasil tangkapan pada tahun 1 sampai tahun ke-5 diperkirakan tetap 3 Nilai sisa investasi sebesar 10 sesuai dengan umur teknisnya
4 Pajak penghasilan sebesar 15 per tahun 5 Dicount rate tetap yaitu sebesar 18
Tabel analisis cash flow dari masing-masing alat tangkap dilokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1sampai dengan Lampiran 5.
2 Analisis Kriteria Investasi Untuk menganalisis kelayakan atau kemungkinan pengembangan usaha
penangkapan dari aspek finansial digunakan kriteria investasi yaitu Net Present Value NPV, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate
Return IRR. NPV merupakan jumlah net benefit yang diperoleh selama umur proyek yang
dihitung berdasarkan nilai saat ini. Net BC merupakan perbandingan antara Nilai Gabungan sekarang dari penerimaan yang bersifat positif dengan Nilai
Gabungan sekarang dari penerimaan yang bersifat negatif. IRR merupakan nilai keuntungan internal dari investasi dari investasi yang ditanamkan.
Perhitungan kriteria investasi pada Tabel-30 menunjukkan bahwa usaha penangkapan di Kepulauan Talaud memungkinkan atau layak untuk
dikembangkan. NPV yang diperoleh dalam mlakukan penangkapan ikan di Kabupaten Kepulauan Talaud berkisar antara Rp. 6,666,000 sampai dengan
Rp. 15,013,000, dimana alat tangkap yang memiliki NPV tertinggi adalah Pukat Cincin. Namun, kriteria investasi usaha lain Net BC dan IRR yang
tertinggi ada pada alat tangkap jaring insang hanyut, sedangkan yang terendah ada pada pancing tonda.
Tabel 30 Nilai kriteria investasi usaha penangkapan di Kabupaten Kepulauan Talaud dalam Rp. 000
Jenis Alat Tangkap Nilai Kriteria Investasi
NPV Rp Net BC IRR Kelayakan
Pancing Tonda 6,666
1.29 30.45
Layak Jaring Insang
11,722 1.45
36.13 Layak
Pukat Cincin 15,013
1.32 31.45
Layak
5.3 Illegal Fishing di Perairan Perbatasan
Salah satu dampak adanya illegal fishing di wilayah perbatasan adalah hilangnya sumberdaya karena ditangkap oleh nelayan asing. Untuk itu, dalam
kajian ini akan dilakukan estimasi kerugian akibat illegal fishing. Estimasi nilai kerugian akibat terjadinya kegiatan illegal fishing di perairan Kepulauan Talaud
dalam kaitannya sebagai wilayah perbatasan dilakuan dengan menggunakan simulasi. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, wilayah Talaud merupakan
wilayah daerah terluar yang berbatasan dengan negara lain seperti Philipine. Sebagai daerah perbatasan yang rawan dengan pencurian ikan illegal fishing
maka kebocoran ekonomi terhadap wilayah akan sangat merugikan pengembangan sumber daya perikanan dan kelautan di wilayah ini. Untuk
melakukan sintesis mengenai aspek di atas, maka pada bagian ini dilakukan model simulasi dengan menggunakan parameter bioekonomi yang telah
diperoleh sebelumnya. Interaksi antara berbagai komponen dalam model ini dapat dilihat pada Gambar 11.
Ilegal Fishing Filipina Perikanan Domestik
SDI Talaud
Pertumbuhan Laju pertumbuhan
Daya dukung
Upaya
Laju upaya Koefisien
Daya tangkap
harga biaya
Hasil tangkap
keuntungan
Surplus Ekonomi
lokal Suku bunga
Laju Kebocoran ekonomi
Rate Ilegal fising
Ilegal fising
Kerugian ekonomi
Harga perbatasan
Upaya ilegal
Surplus tangkap
Surplus Ekonomi
Asing
Surplus bersih
Kebocoran Ekonomi Jangka
panjang
Gambar 11 Model simulasi untuk mengestimasi nilai kerugian akibat illegal
fishing Simulasi perikanan terdiri dari dua blok. Blok pertama adalah kotak yang
menggambarkan situasi perikanan domestik tanpa adanya illegal fishing, sementara blok kedua adalah kotak yang menggambarkan terjadinya illegal
fishing. Keduanya kemudian dihubungkan dengan variabel ekonomi berupa kebocoran ekonomi yang diderita oleh perikanan Talaud akibat adanya illegal
fishing oleh kapal asing khususnya dari Filipina. Sebagaimana terlihat pada Gambar-11 di atas, interaksi stok dan effort
yang diukur dari kapal yang beroperasi di wilayah Talaud tergambar di sebelah kiri gambar simulasi sementara di sebelah kanan menggambarkan variable dan
parameter yang terkait dengan wilayah perbatas seperti harga ikan di wilayah perbatasan, illegal fishing dan surplus tangkap yang dapat diperoleh setelah
dikurangi dengan illegal fishing. Hasil dari simulasi dapat dilihat pada Gambar 13 berikut ini.
Gambar 12 Grafik tangkapan domestik Gambar 12 di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan yang dapat
dilakukan oleh armada domestik Talaud mengalami peningkatan pada sepuluh tahun pertama dengan meningkatan yang tajam sampai mencapai lebih dari
30000 ton. Produksi ini kemudian meski masih tetap mengalami peningkatan namun relative stabil dengan tingkat peningkatan yang relative tidak terlalu tajam.
Hal ini mungkin dikarenakan meningkatnya scenario pencurian ikan oleh kapal- kapak di luar Talaud yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun
sebagaimana terlihat pada Gambar 13 di bawah ini. Dengan scenario illegal fishing sebesar 10 maka terjadi peningkatan yang tajam pada 10 tahun
T a
n g
k a
p P
ro d
u k
s i
D o
m e
s tik
to n
Tahun
pertama yang kemudian mengalami stagnasi atau cenderung konstan setelah periode tahun kesepuluh.
Gambar 13 Grafik skenario illegal fishing Dalam model ini juga diperoleh informasi mengenai perkembangan upaya
penangkapan yang diukur dari jumlah kapal yang beroperasi. Sebagaimana terlihat pada Gambar 14.
100 200
300 400
500 600
700 800
1 4
7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 U
pa y
a k
a pa
l
Upaya
Upaya
Gambar 14 Grafik upaya Seperti terlihat pada Gambar 14 nampak bahwa jumlah kapal di Talaud
akan mengalami peningkatan dari sekitar rata-rata 500 kapal yang ada pada saat ini menjadi lebih dari 700 kapal di masa mendatang. Perkembangan ini selain
dipicu oleh perkembangan penduduk juga sebagai respon dari kemungkinan
T a
n g
k a
p P
ro d
u k
s i
i ll
e g
a l
1 t
o n
Upay a
K ap
al
Tahun
Tahun