jenuh. Kemudian, karena yang digunakan sebagai alat standardisasi adalah purse seine, maka nilai biaya upaya penangkapan yang digunakan untuk
mengestimasi nilai MEY adalah biaya per trip dari unit penangkapan purse seine. Rata-rata biaya penangkapan ikan per trip yang dikeluarkan kapal purse seine di
Kepulauan Talaud adalah sebesar Rp 1.500.000,-, sedangkan rata-rata harga ikan hasil tangkapan yang digunakan adalah sebesar Rp 6.000,- per kg.
Kemudian, hasil perhitungan berdasarkan tiga rezim pengelolaan yaitu pada saat Maximum Sustainable Yield MSY, Maximum Economic Yield MEY, dan Open
Access OA dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 Kondisi sumber daya ikan utama saat MSY, MEY dan OA.
Keterangan Estimasi Nilai
MSY MEY
Open Access Effort
9.610 8.853
17.706
Produksi Ton 5.448,75
5.414,93 1.581,72
TR Juta Rupiah 40.865,63
40.611,98 11.862,90
TC Juta Rupiah 6.438,69
5.931,46 11.862,91
Rente Juta Rupiah 34.426,94
34.680,52 Berdasarkan Tabel-27 di atas maka didapatkan bahwa kondisi
sumberdaya ikan saat MSY effort sebanyak 9.610 trip dan produksi MSY sebesar 5.448,75 ton sedangkan rente saat MSY sebesar Rp. 34.426,94 juta. Saat
kondisi MEY, dimana untuk effort sebesar 8.853 trip dan kondisi produksi sebanyak 5.414,93 ton dan rente saat MEY sebesar Rp. 34.680,52 juta. Dalam
kondisi open access maka diperoleh nilai effort sebesar 17.706 trip dan produksi sebanyak 1.581,72 ton dan rente saat open access sebesar Rp. 0 artinya bahwa
nelayan akan terus menangkap ikan hingga tidak mendapatkan keuntungan. Kemudian, bila nilai MEY dan MSY ini dibandingkan dengan kondisi data
aktual yang ada Gambar 10, maka dapat dinyatakan secara umum bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan utama di perairan Talaud sudah mengindikasikan
telah terjadi overfishing secara ekonomi MEY dan biologi MSY.
Gambar 10. Kondisi Maximum Sustainable Yield MSY, Maximum Economic Yield MEY, dan Open Acces OA untuk pemanfaatan sumber
daya ikan utama di perairan kawasan Kabupaten Kepulauan Talaud.
5.2 Keragaan Finansial Usaha Penangkapan Ikan Utama
Usaha Perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Talaud secara umum menguntungkan, tetapi untuk membuktikannya secara ilmiah perlu dilakukan
analisis finansial terhadap usaha perikanan tangkap tersebut, utamanya dari alat tangkap utama yang menangkap sumber daya ikan utama, yakni pukat cincin,
jaring insang hanyut, dan pancing tonda. Dalam analisis finansial ini akan dibahas mengenai analisis usaha dan analisis kelayakan pengembangan usaha
alat penangkapan ikan tersebut.
1. Keragaan Usaha
Pengembangan suatu usaha harus diketahui dana yang diperlukan. Pada studi ini, modal investasi yang dibutuhkan untuk suatu usaha penangkapan
berbeda-beda tergantung dari jenis perahu dan alat tangkap yang akan diusahakan. Modal investasi usaha penangkap terdiri atas pembelian kapal,
mesin, alat tangkap dan perlengkapan lainnya. Rincian besarnya modal investasi usaha penangkapan di perairan perbatasan Kabupaten Kepulauan Talaud
disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28 Modal investasi usaha penangkapan di perairan Kabupaten Kepulauan Talaud
Jenis Alat Tangkap
Jenis Investasi Perahu
Mesin Alat
Tangkap Total
Investasi
Pancing Tonda 9,000,000
12,000,000 2,000,000
23,000,000 Jaring Insang
Hanyut 9,000,000
12,000,000 5,000,000
26,000,000 Pukat Cincin
12,000,000 20,000,000
15,000,000 47,000,000
Sumber : Data primer 2008 Berdasarkan Tabel 28 diatas, diketahui bahwa usaha perikanan tangkap di
Kabupaten Kepulauan Talaud membutuhkan modal investasi antara Rp. 23,000,000 hingga Rp 47,000,000 dan biaya yang paling tinggi pada alat tangkap
Pukat Cincin. Untuk besarnya biaya usaha, penerimaan, keuntungan, pendapatan ABK dan RC ratio dari setiap jenis teknologi penangkapan ikan di
perairan Kabupatan Kepulauan Talaud dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29 Analisis usaha teknologi penangkapan ikan yang eksisting di perairan Kabupaten Kepulauan Talaud
Jenis Alat Tangkap
Analisis Usaha Rp. Investasi
Penerimaan Biaya Nilai
Gabungan Keuntungan
Pendapatan ABK
RC
Pancing Tonda
23,000,000 36,000,000
25,412,700 10,587,300
4,600,100 1.42
Jaring Insang Hanyut
26,000,000 35,000,000
28,422,000 6,578,000
4,201,000 1.23
Pukat Cincin 47,000,000
56,000,000 47,460,000
8,540,000 4,870,000
1.18
Sumber : Data Primer 2008 Keuntungan usaha penangkapan ikan alat tangkap Pancing Tonda memberi
keuntungan yang tertinggi yaitu sebesar Rp. 10,587,300. Sedangkan tingkat pendapatan ABK yang paling tinggi ada pada jenis alat tangkap Pukat cincin,
yaitu sebesar Rp. 4,870,000. Besarnya pendapatan ABK tentunya dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan yang diperoleh, biaya usaha yang dikeluarkan,
sistem bagi hasil dan jumlah ABK yang teribat dalam operasi penangkapan. Selanjutnya untuk nilai imbangan penerimaan-biaya RC usaha penangkapan
ikan di perairan Kabupaten Kepulauan Talaud, alat tangkap Pancing Tonda memiliki nilai RC yang tertinggi, yaitu sebesar 1.42. Besarnya nilai RC ini
dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan yang diperoleh, harga ikan dan biaya
usaha yang dikeluarkan.
2. Keragaan Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha ini meliputi perkiraan cash flow dan analisis kriteria investasi, sebagai berikut :
1 Analisis Perkiraan Cash Flow Dalam menganalisis aspek finansial dilakukan perhitungan cash flow dari
usaha yang direncanakan, dengan beberapa asumsi : 1 Umur proyek selama 5 tahun
2 Nilai hasil tangkapan pada tahun 1 sampai tahun ke-5 diperkirakan tetap 3 Nilai sisa investasi sebesar 10 sesuai dengan umur teknisnya
4 Pajak penghasilan sebesar 15 per tahun 5 Dicount rate tetap yaitu sebesar 18
Tabel analisis cash flow dari masing-masing alat tangkap dilokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1sampai dengan Lampiran 5.
2 Analisis Kriteria Investasi Untuk menganalisis kelayakan atau kemungkinan pengembangan usaha
penangkapan dari aspek finansial digunakan kriteria investasi yaitu Net Present Value NPV, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate
Return IRR. NPV merupakan jumlah net benefit yang diperoleh selama umur proyek yang
dihitung berdasarkan nilai saat ini. Net BC merupakan perbandingan antara Nilai Gabungan sekarang dari penerimaan yang bersifat positif dengan Nilai
Gabungan sekarang dari penerimaan yang bersifat negatif. IRR merupakan nilai keuntungan internal dari investasi dari investasi yang ditanamkan.
Perhitungan kriteria investasi pada Tabel-30 menunjukkan bahwa usaha penangkapan di Kepulauan Talaud memungkinkan atau layak untuk
dikembangkan. NPV yang diperoleh dalam mlakukan penangkapan ikan di Kabupaten Kepulauan Talaud berkisar antara Rp. 6,666,000 sampai dengan
Rp. 15,013,000, dimana alat tangkap yang memiliki NPV tertinggi adalah Pukat Cincin. Namun, kriteria investasi usaha lain Net BC dan IRR yang
tertinggi ada pada alat tangkap jaring insang hanyut, sedangkan yang terendah ada pada pancing tonda.