Prasarana pelabuhan Kebijakan pengembangan perikanan tangkap di kawasan perbatasan Kabupaten Kepulauan Talaud

adalah sejauh sepertiga dari batas laut daerah provinsi. Usaha perikanan menurut Syafrin 1993 adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan ikan termasuk kegiatan penyimpanan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersil atau mendapatkan laba dari kegiatan yang dilakukan. Usaha perikanan laut terbagi dua aspek, yaitu penangkapan yang dilakukan dilaut, muara sungai, laguna dan sebagainya yang dipengaruhi pasang surut. Aspek usaha perikanan yang lainnya adalah budidaya di laut yaitu semua kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dilaut atau perairan yang terletak dimuara sungai dan laguna. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 9 tahun 1985, penangkapan ikan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan diperairan yang didalam keadaan tidak dibudidayakan dengan alat tangkap atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk menampung, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah dan mengawetkan. Kegiatan penangkapan ikan ditargetkan pada satu atau lebih spesies didalam suatu ekosistem. Akan tetapi kegiatan penangkapan ikan sering pula mempengaruhi komponen lain dari ekosistem, misalnya hasil tangkapan sampingan dari spesies lain, kerusakan fisik pada ekosistem atau melalui efek rantai makanan. Pengelolaan perikanan tersebut terhadap ekosistem sebagai suatu keseluruhan, termasuk keanekaragaman hayatinya dan harus berupaya untuk penggunaan secara lestari seluruh ekosistem berikut komunitas biologi. Jumlah total atau massa ikan yang ditangkap dalam suatu periode yang ditetapkan akan tergantung pada konsentrasi ikan dikawasan penangkapan, banyaknya usaha penangkapan yang digunakan. Hubungan ini menunjukkan bahwa ada sejumlah pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatur pangkapan total yang berarti dapat mengatur moralitas penangkapan. Sebagian besar usaha penangkapan ikan dilakukan oleh nelayan yang dalam memasarkan hasil tangkapan berada dalam posisi yang lemah sehingga sering mendapatkan harga yang tidak wajar. Dilain pihak harga ikan ditingkat konsumen relatif tinggi karena panjangnya mata rantai pemasaran. Oleh karena itu, untuk mewujudkan harga yang wajar bagi konsumen dan menguntungkan bagi nelayan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan usahanya sekaligus memperpendek rantai pemasarannya dijual melalui pelelangan. Untuk pemerintah menyediakan tempat pelelangan ikan.

2.5 Perencanaan produksi perikanan

Perencanaan produksi berkaitan erat dengan keseluruhan operasi dalam suatu organisasi pada horizon waktu tertentu. Perencanaan produksi dimaksudkan untuk menentukan tenaga kerja dan sumber material yang penting untuk memproduksi output yang diminta dengan cara efisien. Perencanaan produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian dari orang-orang, bahan-bahan, unsur-unsur dan modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada satu periode tertentu dimasa datang sesuai yang diperkirakan. Perencanaan produksi juga mencakup kegiatan mengawasi apakah yang sudah direncanakan telah terencana dengan baik Sukanto 1985. Menurut Handoko 1997, sistem perencanaan dan pengendalian produksi yang berkembang saat ini merupakan sistem terpadu yang menyerupai suatu siklus atau sering disebut siklus tertutup. Bagian-bagian sistem dipadukan dalam susunan yang tepat, yang dimulai dengan membuat rencana, mengimplementasikan rencana, mengawasi kegiatan atas dasar rencana dan memberikan umpan balik untuk proses berikutnya. Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan forecast apa dan berapa yang perlu diproduksi pada waktu akan datang. Didalam kegiatan berproduksi diperlukan faktor-faktor produksi, disamping itu juga sangat diperlukan adanya manajemen yang baik agar pekerjaan dapat berhasil dengan efisien dan memuaskan serta dengan biaya yang minimum. Menurut Rahardi et al. 1996, hal-hal yang harus menjadi perhatian dalam persiapan produksi perikanan meliputi perencanaan produk, perencanaan lokasi usaha, perencanaan standar produksi dan pengadaan tenaga kerja. Menurut Rahadi et al. 1996, di dalam perencanaan produk perikanan, harus diketahui jenis ikan apa yang hendak diproduksi, apakah jenis ikan tersebut disukai konsumen dan mempunyai pangsa pasar, apakah jenis tersebut sesuai dengan potensi yang tersedia. Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dipikirkan sebelum mengambil keputusan. Ada beberapa faktor yang diperlukan dalam memilih jenis produk yang akan diproduksi antara lain kegunaan, jumlah permintaan pasar, kemungkinan pengembangan, potensi penjualan, persaingan, distribusi, faktor budidaya dan umur panen. Gabungan faktor-faktor ini dapat menunjukkan profil ikan yang sesungguhnya, serta dapat diketahuinya kekuatan dan kelemahan yang akan