57
Jumlah penduduk : 83.758 jiwa
Jumlah KK : 21.950 KK
- Laki-laki : 42.580 jiwa
- Perempuan : 41.508 jiwa Jumlah KK Miskin
: Tahun 2005 : 12.077 KK 59,0
Tahun 2006 : 10.698 KK 48,27 Jumlah pencari kerja tahun 2006
: 3.145 Orang Jumlah Pencari Kerja tahun 2008 :1.720 Orang.
- Jumlah TKK
: 81 Unit -
Jumlah SD : 114 Unit
- Jumlah SMP
: 30 Unit -
Jumlah SMU : 9 Unit
- Jumlah SMK
: 5 Unit -
Jumlah Perg. Tinggi : 2 Unit Community College Talaud atau Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan
Universitas Terbuka Kabupaten Kepulauan Talaud berasal dari sebagian wilayah Kabupaten
Kepulauan Sangihe dan Talaud, Ibu kota Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu Melonguane yang berada di Pulau Karakelang. Secara administratif kabupaten
ini terdiri atas 19 kecamatan yaitu: Tabel 11 Kecamatan di Kabupaten Talaud
No Nama Kecamatan
1 Kecamatan Melonguane
2 Kecamatan Melonguane Timur
3 Kecamatan Pulutan
4 Kecamatan Rainis
5 Kecamatan
Tampa’namma 6
Kecamatan Essang 7
Kecamatan Essang Selatan 8
Kecamatan Gemeh 9
Kecamatan Beo 10 Kecamatan Beo Utara
11 Kecamatan Torohan 12 Kecamatan Lirung
13 Kecamatan Moronge 14 Kecamatan Salibabu
15 Kecamatan Kolongan 16 Kecamatan Kabaruan
17 Kecamatan Damau 18 Kecamatan Nanusa
19 Kecamatan Miangas
58
Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Negara Filipina dan Negara-Negara lainnya di
kawasan Asia dan Pasifik sekaligus tentunya sebagai salah satu beranda depan NKRI di kawasan Asia Pasifik. Karakteristik ini telah dilandasi dan dipertegas
dalam Peraturan Presiden Nomor Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Nasional yang dinyatakan bahwa Kabupaten
Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara adalah Kabupaten Perbatasan antar Negara BAPPEDA 2005-2009.
Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri atas gugusan pulau-pulau yang ukurannya sangat variatif. Terdapat tiga gugusan pulau besar utama yaitu
Pulau Karakelang, Pulau Salibabu dan Pulau Kabaruan, sedangkan untuk pulau- pulau kecil ada sebagian yang menyatu dengan gugusan pulau besar, ada
sebagian yang lagi yang tergabung dalam satu gugusan yaitu gugusan Pulau Nanusa. Salah satu gugusan Pulau Nanusa yaitu Pulau Miangas memiliki letak
yang lebih dekat Pulau Mindanao, Filipina dibandingkan ke pusat Kepulauan Talaud yaitu Melonguane. Gugusan pulau-pulau kecil nanusa yang sebagian
berpenghuni dan sebagain lainya kosong berada pada posisi yang sangat strategis sebagai kawasan perbatasan negara namun karena letak yang sangat
jauh dan berjauhan antar pulau maka rawan terhadap beberapa kegiatan illegal, penyelundupan dan penyusupan.
Secara umum wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia yaitu
selain sebagai wilayah perbatasan dan kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud juga sebagai wilayah tertinggalterisolasi dan rawan bencana alam. Kondisi ini
menjadi nilai strategis dan dilematis dalam pengembangan wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud.
Kabupaten Kepulauan Talaud masih menghadapi berbagai keterbatasan terutama keterbatasan sarana dan prasarana bidang sosial, ekonomi,
perhubungan darat, laut, udara, telekomunikasi dan informasi serta keamanan dan pertahanan. Secara keseluruhan mengakibatkan wilayah kabupaten
Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi utara dikategorikan sebagai wilayah tertinggalterisolasi. Kondisi ini telah diidentifikasi secara ilmiah dan ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat melalui Keputusan Menteri Pembangunan daerah Tertinggal Nomor 1 Tahun 2005. Semua wilayah tertinggal di Indonesia
umumnya adalah wilayah yang masih terisolasi seperti pulau-pulau kecil terluar
59
sehingga perlu segera dilakukan pengelolaan serius secara keseluruhan dan berkelanjutan. BAPPEDA 2005-2009.
Selain sebagai wilayah terisolir, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan wilayah rawan bencana alam karena terdiri dan pulau-pulau kecil yang memiliki
daya dukung lingkungan daratan yang sangat terbatas, sementara jumlah penduduk semakin bertambah secara periodik dan dibarengi dengan dinamika
pembangunan daerah yang makin meningkat namun dibalik itu kesadaran dan komitmen masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha terhadap pentingnya
kelestarian lingkungan terutama pada kawasan lindung yaitu kawasan sepadan pantai dan sepadan sungai, kawasan mata air, kawasan terjal, kawasan hutan
suaka margasatwa serta hutan lindung relatif makin menurun yang semuanya telah berakibat pada kerusakan lingkungan. Hal ini telah diindikasikan dengan
makin tingginya frekuensi terjadinya banjir besar, tanah longsor, menurunnya debit air, kritisnya lahan akibat pengikisan lapisan tanah dan meningkatnya suhu
udara, serta bergesernya musim tanam. BAPPEDA 2005-2009. Pada sisi lainnya dengan keterbatasan infrastruktur terutama transportasi
darat, laut, dan udara serta infrastruktur usaha perikanan seperti alat tangkap yang masih tradisional perahu berukuran kecil dan tanpa peralatan modern,
tidak seimbang dengan gelombang laut di perairan Kapulauan Talaud yang sering bergelombang besar mengakibatkan tingginya kecelakaan laut
tenggelam, hanyut, terdampar dan hilang di tengah laut. Berdasarkan BMG Badan Meteorologi dan Geofisika bahwa secara alamiah posisi Wilayah
Kabupaten Kepulauan Talaud berada pada posisi yang rawan bencana alam badai, tsunami dan gempa bumi maka wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud
dikategorikan sebagai wilayah rawan bencana alam baik yang disebabkan oleh kelalaian manusia human error maupun karena proses alam. BAPPEDA 2005-
2009.
1. Iklim
Iklim di daerah ini dipengaruhi oleh angin muson. Pada bulan Juli sampai dengan September terjadi musim kemarau dan pada bulan September sampai
dengan bulan Nopember terjadi musim penghujan. Tipeiklim di Kabupaten Kepaluan Talaud menurut Schmidt and Ferguson adalah tipe A iklim basah.
Antara curah hujan dan keadaan angin berhubungan erat satu dengan lainnya. Walaupun demikian, hubungan tersebut agaknya tidak selalu ada.
Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari
60
barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal juga dengan musim barat.
2. Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Kepulauan Talaud ada sebagian wilayah yang datar dan berbukit. Topografi berbukit terdapat di tiga pulau utama yaitu
Pulau Karakelang, Pulau Salibabu dan Pulau Kabaruan. Pulau Karakelang topografi berbukit terdapat dibagian Utara, yaitu tepatnya di wilayah Kecamatan
Tampanamma, Essang dan Gemeh serta di sebagian wilayah Kecamatan Rainis dan Beo. Puncak tertinggi terletak di Gunung Piapi, Kecamatan Rainis yaitu
dengan tinggi sekitar 864 m. Kemudian topografi datar di Pulau Karakelang ada di wilayah Kecamatan Melonguane dan sebagian wilayah Kecamatan Rainis dan
Beo. Di Pulau Salibabu sebagian besar wilayah memiliki topografi datar. Untuk topografi berbukit terdapat di wilayah Kecamatan Salibabu tepatnya di bagian
selatan Pulau Salibabu yang sebarannya tidak terlalu luas dan topografi datar tersebar di wilayah Kecamatan Lirung dan Kalongan. Selanjutnya topografi
berbukit di Pulau Kabaruan terdapat di tengah pulau dan topografi datar berada di sekelilingnya hingga kawasan pesisir. Kerapatan penutupan vegetasi pada
wilayah berbukit cukup tinggi sehingga erosi relatif rendah. Wilayah berbukit di Kabupaten
Kepulauan Talaud merupakan kawasan lindung yang masih alami yaitu hutan lindung dan hutan suakamargasatwa. Wilayah yang datar penyebarannya
cukup luas yang sebagian besar merupakan dataran alluvial yang umumnya oleh penduduk digunakan untuk kegiatan perkebunan kelapa, sedangkan kegiatan
pertanian tanaman pangan jarang diusahan oleh penduduk setempat. Untuk kegiatan permukiman pada topografi datar tersebar di kawasan pesisir.
3. Hidrologi
Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki 13 aliran sungai yaitu sungai Lobbo 16,80 km, sungai Kuma 8,65 kin, sungai Binalang 7,90 km, sungai
Essang 7,60 km, sungai Teling 6,95 kin, sungai Tatou 6,80 kin, sungai Ammat 6,35 kin, sungai Buure 5,95 kin, sungai Awula 5,85 kin, sungai Tarun
5,85 1cm, sungai Dapihe 5,80 km, sungai Rawirung 5,75 km dan sungai Lalue 5,55 km. Sebagian aliran sungai oleh penduduk digunakan sebagai
sumber kebutuhan air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
61
4.3 Kondisi Demografis Kependudukan
Penduduk merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam perencanaan karena penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan
suatu wilayah. Selain itu, gambaran mengenai karakteristik penduduk merupakan aspek penting dalam melakukan tinjauan tentang potensi sumberdaya manusia
SDM. Karakteristik kependudukan yang akan diuraikan adalah jumlah dan kepadatan penduduk serta komposisi penduduk menurut mata pencaharian.
1. Jumlah, kepadatan dan distribusi penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2006 adalah 83.325 jiwa. Bila dibandingkan dengan tahun 2005 mengalami penurunan
sebesar 0,6 , dimana jumlah penduduk tahun 2005 adalah 83.373 jiwa. Untuk kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Talaud mencapai 66,6 1 jiwakm
2
. distribusi penduduk di 12 Kecamatan terlihat bervariasi, jumlah penduduk
tertinggi berada di Kecamatan Beo, yaitu 12.554 jiwa atau sekitar 15,07 dan jumlah penduduk keseluruhan. Lain halnya dengan jumlah penduduk yang
menempati jumlah tertinggi, tingkat kepadatan di Kecamatan Beo cukup rendah, yaitu 45 jiwakm
2
. Jumlah penduduk yang tinggi di Kecamatan Beo disebabkan oleh luas wilayah yang mencapai 279,65 km
2
. Luas wilayah ini merupakan luas wilayah Kecamatan terbesar di Kabupaten Kepulauan Talaud.
Di Pulau Karakelang yang merupakan pulau terluas di Kabupaten Kepulauan Talaud didiami oleh sekitar 60,98 dan total penduduk dengan
tingkat kepadatan mencapai 52,03 jiwa km2. untuk jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Kalongan yaitu 2.995 jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk mencapai 68,81 jiwakm
2
. selanjutnya untuk tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Lirung yaitu mencapai 298,80 jiwakm
2
.
Kepadatan penduduk yang tinggi ini disebabkan oleh kecilnya luas wilayah Kecamatan Lirung yang tidak sebanding dengan penduduk yang
mendiami wilayah tersebut. Sedangkan untuk tingkat kepadatan terendah berada di Kecamatan Essang, yaitu 37,61 jiwakm
2
. Tingkat kepadatan yang rendah di wilayah ini karena memiliki luas wilayah yang luas tetapi penduduk yang
mendiami berjumlah sedikit. Namun saat ini Kabupaten Talaud telah memekarkan diri menjadi 13 kecamatan. Tabel-9 berikut memperlihatkan
persebaran jumlah dan kepadatan penduduk di setiap Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud.
62
Tabel 12 Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud 2007
No Kecamatan
Luas Wilayah
km
2
Jumlah Penduduk Kepadatan
jiwakm
2
Laki-Laki jiwa
Perempuan jiwa
Total jiwa
1 Kabaruan
66,03 2.869
2.705 5.574
84,42 2
Damau 19,58
2.242 2.093
4.335 87,43
3 Lirung
33,36 5.098
4.870 9.968
298,80 4
Salibabu 21,80
2.755 2.678
5.433 249,22
5 Kalongan
42,90 1.551
1.444 2.995
69,81 6
Melonguane 125,74
5.515 5.534
11.049 87,87
7 Beo
279,65 6.504
6.050 12.554
44,89 8
Rainis 139,49
4.798 4.429
9.227 66,15
9 Tampanamma
124,18 3.027
2.927 5.954
47,95 10
Essang 169,78
3.158 3.228
6.386 37,61
11 Gemeh
137,71 2.825
2.819 5.644
40,98 12
Nanusa 60,79
2.073 2.133
4.206 69,19
Jumlah 2006 1.251,02
42.415 40.910
83.325 66,61
2005 1.251,02
42.440 40.933
83.373 66,64
2004 1.251,02
40.486 38.329
78.815 63
2003 1.251,02
38.826 37.648
76.474 61
Sumber: Kabupaten Kepulauan Talaud dalam Angka 2007
2. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian
Sebagian besar
penduduk di
Kabupaten Kepulauan
Talaud bermatapencaharian di sektor pertanian, khususnya pada kegiatan perkebunan
dan perikanan dengan persentase sebesar 73,32. Pada sektor jasa juga menempati nilai tertinggi kedua yaitu sekitar 12,05. Untuk selanjutnya secara
berurutan berdasarkan persentase terbesar sampai terkecil mata pencaharian penduduk adalah kontruksi, perdagangan, hotel dan restoran, komunikasi,
industri, keuangan, listrik, gas dan air minum dan lainnya seperti terlihat pada Tabel-7. Penduduk yang bekerja di sektor formal seperti PNS tercatat pada tahun
2006 sebanyak 2.849 orang yang tersebar di 12 Kecamatan. Selain itu, jumlah PNS pusat terbanyak 179 orang yang tersebar di instansi vertikal non TNTP
OLRI di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud. Jumlah anggota POLRI di Kabupaten Kepulauan Talaud sebanyak 280 orang. Untuk anggota TNT AD yang
bertugas di Kabupaten Kepulauan Talaud berjumlah 113.
3. PDRB Kabupaten Talaud
Pendapatan Domestik Regional Bruto untuk sektor perikanan menempati posisi urut dua sesudah perkebunan dengan jumlah 38.150 lihat Tabel 10. Hal
ini mendorong pemerintah untuk mengembangkan perikanan sebagai salah satu sektor unggulan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di
Kabupaten Keplualaun Talaud.
63
Tabel 13: PDRB Kabupaten Talaud atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
1. PERTANIAN :
293.721.400 a. Tabama
: 35.810.000
b. Perkebunan :
210.351.000 c. Peternakan
: 8.283.000
d. Kehutanan :
1.156.000 e. Perikanan
: 38.150.000
2. Pertambangan dan Penggalian :
13.693.000 3. Industri pengolahan
: 13.158.000
4. Bangunan : 65.162.000
5. Listrik Jasa :
1.835.000 6. Perdagangan hotel dan restoran
: 63.054.000
7. Pengangkutan dan komunikasi :
33.288.000 8. Keuangan persewaan dan jasa perusahaan
: 39.537.000
9. Jasa – jasa
: 83.964.000
TOTAL :
607.438.000 Sumber : BPS Talaud Kabupaten Kepulauan Talaud 2008
4.4 Keragaan Perikanan 1. Sumberdaya ikan
Sumberdaya ikan di perairan Kepulauan Talaud banyak di dominasi dari jenis ikan layang dan ikan tongkol, ikan tuna dan ikan cakalang dari hasil
produksi tahun 2008 didapatkan bahwa produksi ikan layang sebanyak 2.479,8 ton atau sebesar 32,41 dari total produksi ikan di perairan Kepulauan Talaud
dan ikan tongkol sebanyak 2.139,9 ton atau sebesar 27,96 dari total produksi ikan. Adapun komposisi ikan berdasarkan jenis ikan pada tahun 2008 dapat
dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Produksi ikan di Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2008
Jenis Ikan Produksi
Persentase
Cendro 34,5
0,45 Ekor kuning
78,3 1,02
Selar 383,8
5,02 Kuwe
22,8 0,30
Layang 2.479,8
32,41 Lencam
23,1 0,30
Tetengkek 0,5
0,01 Bawal hitam
3,2 0,04
Japuh 0,9
0,01 Tembang
1,2 0,02
Lemuru 0,6
0,01 Lemadang
72,0 0,94
Teri 2,1
0,03 Kakap merah
27,9 0,36
Belanak 1,1
0,01 Biji Nangka
19,8 0,26
Kurisi 58,4
0,76