20
Perhitungan Cobb-Douglass merupakan metode yang banyak dipakai oleh peneliti dalam menilai risiko produksi. Alasan mengapa menggunakan Cobb-Douglass
dikarenakan metode tersebut memiliki kelebihan sebagai berikut : 1. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah
penerapannya. 2. Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil
return to scale, apakah sedang meningkat, tetap atau menurun. 3. Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung
menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
4. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi
penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji
Dari kelebihan tersebut maka alasan peneliti menggunakan metode tersebut adalah penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah
dibandingkan dengan fungsi produksi, hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb- Douglas akan menghasilkan koefisien regresi.
3.1.2 Teori Risiko Produksi
Dalam melakukan suatu usaha atau kegiatan usahatani pasti memiliki risiko. Menurut Kountur 2008 ada tiga unsur penting dari sesuatu yang dianggap
sebagai risiko : 1 merupakan suatu kejadian, 2 kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan bisa terjadi atau tidak terjadi, 3 jika sampai terjadi,
akan menimbulkan kerugian. Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian, dimana ada
banyak pendapat mengenai pengertian risiko tersebut. beberapa definisi risiko antara lain yaitu merupakan suatu kerugian atau dapat juga diartikan sebagai
ketidakpastian Harwood et al, 1999. Menurut Kountur 2008 risiko berhubungan dengan ketidakpastian.
Ketidakpastian ini terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi. risiko berhubungan dengan suatu kejadian,
21
dimana kejadian tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak terjadi dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang ditimbulkan.
Menurut Robison dan Barry 1987 risiko adalah peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagi pembuat keputusan dalam
bisnis berdasarkan data historis atau pengalaman selama mengelola kegiatan usaha.
Menurut Robison dan Barry 1987, Setiap pelaku usaha memiliki perilaku yang berbeda dalam menghadapi risiko, perilaku tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut: a. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko risk aversion. Sikap ini
menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan , maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan
yang diharapkan dan merupakan ukuran tingkat kepuasaan. b. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko risk taker. Sikap ini
menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan, maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan
yang diharapkan. c. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko risk neutral. Sikap ini
menunjukkan jika terjadi kenaikan ragam dari keuntungan, maka pembuat keputusan tidak akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan
keuntungan yang diharapkan. Menurut Ellis 1993, risiko dibatasi oleh kemungkinan-kemungkinan
yang dihubungkan dengan kejadian dari suatu peristiwa yang mempengaruhi suatu proses pengambilan keputusan. Sedangkan ketidakpastian mengacu pada
situasi dimana tidak memungkinkan untuk mengetahui probabilitas kejadian dari suatu peristiwa. Setiap pelaku usaha melakukan pengambilan keputusan dalam
mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya untuk menghasilkan output yang diharapkan. Namun, seringkali keputusan tersebut dihadapkan pada risiko dan
ketidakpastian. Implikasi risiko terhadap variasi pendapatan dapat dilihat pada Gambar 3 yang menunjukkan tiga respon yang berbeda dalam output dari
penggunaan input.
22
Keterangan : TVP
1
= Total value product in ’good’ years
TVP
2
= Total value product in ’bad’ years
ETVP = Expected total value product
Gambar 3.
Hubungan Keputusan Penggunaan Input dan Variasi Pendapatan
Sumber : Ellis, 1993
Terdapat tiga alternatif penggunaan input yang ditunjukkan oleh X
1
, X
2
, X
E
yang terkait risiko : 1. Input yang digunakan sebanyak X
1
. Hal ini menunjukkan jika kondisi TVP
1
terjadi dimana pada saat tersebut dalam kondisi yang baik bagi petani, maka keuntungan terbesar yaitu sebesar ab akan diperoleh. Di sisi lain, jika TVP
2
terjadi maka kerugian sebesar bj akan dialami petani. 2. Input yang digunakan sebanyak X
2
. Hal ini menunjukkan jika kondisi TVP
1
terjadi maka keuntungan sebesar ce akan diperoleh dan jika TVP
2
terjadi maka petani tidak akan mengalami kerugian dan tetap mendapatkan
keuntungan yang kecil sebesar de. Hal ini disebabkan pada kondisi tersebut petani masih mampu membayar biaya pembelian input tersebut TVP TC.
3. Input yang digunakan sebanyak X
E
. Nilai ETVP yang diperoleh merupakan hasil rata-rata pendapatan pada kondisi baik dan buruk. Hal ini menunjukkan
h Total Value Product
Y Rp
c f
a
g
d b
e i
j TVP
1
ETVP TC
TVP
2
X
2
X
E
X
1
Input X h
23
jika kondisi TVP
1
terjadi maka keuntungan sebesar fh akan diperoleh, tetapi bukan merupakan kemungkinan keuntungan terbesar. Di sisi lain, jika TVP
2
terjadi maka kerugian sebesar hi akan dialami petani dan bukan merupakan kemungkinan kerugian terbesar.
3.1.3 Model Just and Pope