49
berkisar antara 25-34 tahun, 35-44 tahun, 45-54 tahun, dan kelompok usiah diatas 55 tahun.
Gambaran kelompok usia tersebut memperlihatkan kegiatan bertani banyak dilakukan oleh penduduk yang berusia produktif. Dimana usia produktif
memiliki kekuatan fisik yang baik dan semangat yang tinggi untuk terus bekerja dimana mereka mempunyai tanggungan kelurga yang perlu mereka hidupi. lain
halnya untuk kelompok usia di atas 55 tahun, kemampuan fisiknya kurang baik atau dengan kata lain kekuatan fisik yang dimiliki terbatas sehingga dalam
melakukan pekerjaannya akan mudah lelah. Rincian sebaran umur responden dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Umur di Kelompok Tani
Pondok Menteng Tahun 2010 Kelompok Umur Tahun
Jumlah Responden Orang Persentase
25-34 7
20 35-44
15 42,86
45-54 7
20 ≥ 55
6 17,14
Total 35
100
Pada Tabel 7 dapat dilihat jumlah umur tertinggi berada pada kelompok umur produktif yaitu 24-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun, dimana
presentasenya sebesar 20 persen, 42,86 persen, dan 20 persen. Sedangkan untuk jumlah umur terendah atau berada pada kelompok umur lebih besar dari 55 tahun
yang berjumlah enam orang dari total petani responden dengan presentase sebesar 17,14 persen.
5.2.3 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan memiliki pengaruh dalam melaksanakan kegiatan usahatani, karena dengan tingkat pendidikan diharapkan para petani dapat atau
mampu menjalankan usahataninya dengan lebih baik, dimana didukung dengan pengetahuan wawasan yang semakun luas. Pada umumnya petani yang memiliki
50
tingkat pendidikan yang terbatas masih menggunakan teknologi secara sederhana dan turun temurun dalam kegiatan usahanya. Oleh karena tingkat pendidikan juga
cukup berpengaruh dalam tingkat penyerapan teknologi baru selain dalam pelaksanaan usahatani mentimun.
Tingkat pendidikan petani responden terdiri dari Sekolah Dasar SD hingga perguruan tinggi, tetapi ada pula petani yang tidak tamat sekolah dasar.
Pada Tabel 8 tingkat pendidikan yang paling banyak dimiliki petani responden yaitu tingkat pendidikan sekolah dasar sebanyak 17 petani responden yang lulus
sekolah dasar dengan presentase sebesar 48,57 persen. Karakteristik dari petani mentimun yang menjadi responden dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Kelompok Tani Pondok Menteng Tahun 2010 Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden Orang Presentase
Tidak Tamat SD 8
22,86 Tamat SD
17 48,57
SMPSederajat 3
8,57 SMASederajat
6 17,14
Perguruan Tinggi 1
2,86 Total
35 100
5.2.4 Pengalaman Bertani
Pengalaman dalam usahatani dapat menentukan suatu keberhasilan usahatani mentimun dan dapat mempengaruhi pada tingkat produktivitas
usahatani mentimun. Petani responden dengan pengalaman yang cukup lama mempunyai pemahaman yang lebih baik dalam menangani masalah yang ada.
Kemampuan tersebut dapat seperti kemampuan menentukan dalam faktor produksi yang digunakan dalam usahatani. Oleh karena itu tingkat pengalaman
petani dapat dilihat dari berapa lama petani terjun dalam usahatani. Pada umumnya petani responden memiliki pengalaman dalam usahatani
mentimun cukup lama, karena profesi sebagai petani merupakan mata pencarian yang dilakukan secara turun temurun. Dengan demikian petani responden tahu
51
kapan harus menanam mentimun dan dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam kegiatan usahatani secara teknisnya.
Presentase terbesar pada pengalaman usahatani yaitu lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 23 orang dengan presentase sebesar 65,71 persen dari total petani
responden. Sedangkan jumlah terkecil ada pada rentan pengalaman kurang dari lima tahun yaitu sebanyak lima orang dengan presentase sebesar 14,29 persen.
karakteristik petani responden berdasarkan pengalaman bertani dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9.
Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani di Kelompok Tani Pondok Menteng Tahun 2010
Pengalaman Bertani Tahun Jumlah Responden Orang
Presentase 4,9 tahun
5 14,29
5,1-9,9 tahun 7
20 ≥10 Tahun
23 65,71
Total 35
100
5.2.5 Luas Lahan Mentimun