56
5.3 Gambaran Umum Usahatani Mentimun Di Desa Citapen
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan,sebagain besar penduduk di Desa Citapen berprofesi sebagai petani dan buruh tani Tabel 5. Para petani tersebut
melakukan berbagai macam usahatani mulai dari tanaman pangan, buah-buahan dan sayuran. Banyak jenis sayuran yang diusahakan oleh para petani di Desa
Citapen, yaitu caisin, mentimun, cabai, tomat, buncis dan masih banyak sayuran lainnya. Sebagian besar petani responden membudidayakan mentimun secara
monokultur. Berdasarkan wawancara kepada petani responden di lokasi penelitian usahatani mentimun yang di lakukan di Kelompok Tani Pondok Menteng dimulai
dari persiapan lahan pemupukan, penanaman, pemupukan susulan, pemeliharaan tanaman, pengecoran, pengendalian hama dan penyakit, serta panen dan
pascapanen.
5.3.1 Persiapan Lahan
a. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, sehingga
tanah menjadi gembur serta aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik. Menurut Wahyudi 2010 pembajakan atau mencangkul lahan untuk membalik tanah dan
memperbaiki struktur tanah. Pengolahan tanah untuk tanaman mentimun yang dilakukan petani responden berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di
lokasi penelitian yaitu dengan cara tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur. Pengolahan tanah tersebut dilakukan dengan menggunakan cangkul, dengan
menggemburkan tanah hal itu juga berarti dapat memusnahkan hama dan penyakit yang ada di dalam tanah.
b. Pembuatan Bedengan Tanah yang telah di gemburkan telah siap untuk di buat bedangan. Di
Desa Citapen rata-rata petani responden membuat bedengan yang sederhana dimana lebar bedengan 120 cm, lebar selokan 50 cm dan tinggi bedengan 40 cm
saat musim hujan berbeda tinggi bedengan saat musim kemarau yaitu 30 cm. Perbedaan tinggi bedengan saat musim hujan lebih tinggi dibandingkan bedengan
saat musim kemarau dikarenakan agar pupuk yang ada di dalam lubang bedengan tidak keluar. Menurut Wahyudi 2010 bedengan yang sederhana memiliki ukuran
57
untuk lebar bedengan 110 cm, lebar selokan 50-60 cm, dan tinggi bedengan 15-20 cm. Bedengan yang digunakan oleh petani responden berdasarkan hasil
wawancara dan pengamatan langsung di lapangan mendekati ukuran yang telah dijelaskan oleh Wahyudi 2010.
c. Pemupukan dan Pengapuran Berdasarkan wawancara terhadap petani responden di tempat penelitian
penggunaan kapur dan pemupukan dasar dilakukan dengan cara diberikan disetiap lubang tanam lalu pupuk dan kapur di campur dengan tanah dan tanah tersebut
diistirahtkan selama tujuh hari, hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan pH tanah dan menyuburkan tanah dan menetralkan pH agar siap untuk ditanami.
Dalam pemupukan dasar dan pengapuran lubang tanam yang ada pada bedengan berkisar antara 8-10 cm, dan petani responden dalam pemupukan dasar
menggunakan pupuk kandang. Di bawah ini dapat dilihat gambar mengenai setiap lubang tanam yang telah dilakukan pemupukan dasar dan pengapuran.
Gambar 9. Pemupukan dan Pengapuran
5.3.2 Penanaman