28
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Desa Citapen merupakan salah satu Desa dari 13 Desa yang ada di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Desa Citapen memiliki potensi
pengembangaan usahatani mentimun, dilihat dari topografi Desa Citapen yang cocok untuk pengembangan sayuran.
Produktivitas mentimun di Desa Citapen mengalami fluktuasi produktivitas, dimana pada tahun 2009 hingga 2010 para petani di kelompok tani
pondok menteng Desa Citapen melakukan usahatani selama empat periode dengan luas lahan lima hektar, tetapi hasil atau produksi mentimun yang didapat
selama periode tersebut mengalami peningkatan dan penurunan produksi. Hal ini menyebabkan adanya fluktuasi produktivitas Gambar 2. Adanya fluktuasi
produktivitas mentimun di Desa Citapen disebabkan oleh beberapa kendala yang dihadapi petani dalam melakukan usahatani mentimun. adanya fluktuasi
produktivitas diduga karena penggunaan input yang tidak sesuai sehingga output yang dihasilkan mengalami penurunan. Oleh karena itu, melalui penggunaan
input yang sesuai dapat meningkatkan produktivitas. Penelitian ini melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi mentimun. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi mentimun dengan fungsi risiko produksi Just and Pope, selain itu perlu
mengidentifikasi karakteristik petani responden yang diambil. Petani menggunakan beberapa faktor produksi dalam membudidayakan
tanaman mentimun, dimana faktor produksi yang diduga berpengaruh dalam produksi mentimun yaitu luas lahan, benih, pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk
NPK, pupuk Urea, pupuk KCL, pupuk TSP, Tenaga kerja, dan pestisida. adanya faktor produksi tersebut dapat mempengaruhi hasil produksi, hal tersbut dapat
menjadi penyebab risiko produksi tetapi ada pula faktor produksi yang dapat mengurangi risiko produksi. Selain itu, hal tersebut dapat mempengaruhi tentang
pendapatan yang diterima petani dalam melakukan usahatani mentimun. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis tentang semua nilai faktor-
faktor produksi yang ada pada budidaya mentimun, guna untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada masing-masing input atau faktor produksi yang akan
berpengaruh pada variasi mentimun. Dalam melakukan usahatani atau produksi
29
mentimun, penggunaan input seperti benih, pupuk kandang, kapur, pupuk kimia, pupuk daun dan buah, pestisida, dan tenaga kerja sangat diperlukan. Besar
kecilnya penggunaan input produksi berpengaruh terhadap output yang dihasilkan. Selain itu harga input dan harga output juga dapat mempengaruhi
biaya produksi dan penerimaan petani. Sehingga, besar kecilnya biaya produksi serta penerimaan mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh petani.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner yang diberikan kepada petani mentimun pada Kelompok Tani Pondok Menteng di Desa Citapen. Secara
umum kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 6.
30
Gambar 6. Langkah-Langkah Pemikiran Operasional Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Risiko Produksi Mentimun Cucumis sativus L. di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Kegiatan Produksi Mentimun yang dilakukan para petani di Kelompok Tani Pondok Menteng, Desa Cipaten
Adanya Fluktuasi Produktivitas Mentimun Di Kelompok Tani Pondok Menteng
Desa Cipaten
Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
1. Benih 2. Pupuk Kandang
3. Kapur 4. Pupuk Kimia
5. Pupuk D B 6. Pestisida Padat
7. Pestisida Cair
8.
Tenaga Kerja
Risiko Produksi Mentimun Sumber
Risiko Produksi 1. Cuaca dan
Iklim 2. Hama dan
Penyakit 3.
Human Error
Pendapatan Petani di Kelompok Tani Pondok Menteng
Harga Output Harga Input
31
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada para petani mentimun di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, khususnya kepada petani mentimun anggota
Kelompok Tani Pondok Menteng. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja purposive, dengan
pertimbangan bahwa Kecamatan Ciawi merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Bogor yang mengalami perkembangan produktivitas mentimun. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Tanam, Produksi dan Produktivitas Mentimun di Beberapa
Kecamatan di Kabupaten Bogor Tahun 2007-2008
No Kecamatan
2007 2008
Luas Tanam
Ha Produksi
Ku Produk
tivitas KuHa
Luas Tanam
Ha Produksi
Ku Produk
tivitas KuHa
1. Cijeruk
53 4747
89,57 50
3667 73,34
2 Cigombong
18 1703
94,61 9
420 46,67
3 Caringin
13 2000
153,85 25
1990 79,6
4 Ciawi
44 2315
52,61 32
1734 54,18
5 Megamendung
27 3007
111,37 18
2433 135,17
6 Cisarua
7 1169
167,00 8
1267 158,37
7 Sukaraja
27 1196
44,29 17
1232 72,47
8 Citeureup
11 2170
197,27 10
2019 201,9
9 Babakan Madang 11
1538 139,82
8 612
76,5 10
Cibinong 24
2535 105,63
22 3182
144,64
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008 diolah
Dari sepuluh kecamatan di Kebaputan Bogor, Kecamatan Ciawi memiliki luas tanam mentimun terbesar dibanding kecamatan lainnya. Selain itu
berdasarkan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2008 Kecamatan Ciawi memiliki kelompok pelaku usahatani sayuran yang sedang berkembang
yaitu Gapoktan Rukun Tani di Desa Citapen.