BAB V. PERUMUSAN MASALAH , KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini akan diawali dengan uraian ringkas masalah penelitian yang diangkat dalam buku ini dan kerangka teoritis yang mendasari perumusan
hipotesis. Pada bagian berikutnya akan diuraikan logika perumusan hipotesis penelitian dan pengembangan model penelitian yang digunakan.
5.1. Masalah Penelitian
Studi-studi tentang  pembingkaian  pesan  banyak dilakukan dengan mengeksplorasi   pengaruh  pembingkaian  pesan  pada  berbagai   konteks
pengambilan   keputusan   konsumen
13
maupun   dalam   keputusan   perilaku kesehatan.
14
Studi-studi tersebut melihat perbedaan pengaruh pembingkaian pesan positif dan negatif pada perubahan sikap, niat dan perilaku konsumen.
Namun, temuan berbagai studi terdahulu tentang efek pembingkaian  pesan belum memberikan simpulan yang konklusif tentang bentuk pembingkaian
pesan yang lebih persuasif. Terjadinya   perbedaan   efek
persuasi antara   penggunaan
pembingkaian pesan positif dengan pembingkaian pesan negatif dapat terjadi karena dua alasan  OKeefe dan Jensen, 2006.  Pertama, terdapat asimetri
13
Studi dilakukan antara lain oleh  Puto, 1987; Bettman dan Sujan, 1987; Levin dan Gaeth, 1988; Homer dan Yoon, 1992; Grewal  et al.  1994; Shiv  et al.  1997; Donovan dan Jalleh,
1999, Buda dan Zhang, 2000 dan Levin et al. 2000.
14
Studi dilakukan oleh  antara lain oleh Meyerowitz dan Chaiken, 1987; Maheswaran dan Meyers-Levy,   1990;   Takemura,   1993,   Rothman  et   al.  1993,   Block   dan   Keller,   1995;
Detweiler  et al.  1999; Cox dan Cox, 2001; Raghubir dan Menon, 2001; Tasso  et al.  2005; Keller et al.  2003; Meyers-Levy dan  Maheswaran, 2004; Cox et al.  2006.
80
antara informasi positif dan informasi negatif yang menganggap informasi negatif lebih efektif dibanding informasi positif.  Asimetri ini muncul dalam
tiga bentuk, yaitu: 1 informasi  negatif biasanya memiliki pengaruh yang tidak   proporsional   pada   keputusan   dibanding   informasi   positif   yang
ekuivalen;  2 stimuli negatif  lebih mudah terdeteksi  pada eksposur  awal dibanding   stimuli   positif;   dan   3   kenyataan   bahwa   kejadian   negatif
menimbulkan   reaksi   yang   lebih   kuat   dan   lebih   cepat.   Bukti-bukti   di   atas menunjukkan   bahwa  perbedaan   bentuk   pembingkaian   pesan   dapat
menghasilkan   efek   persuasi   yang   berbeda.  Kedua,   terdapat   perbedaan persepsi individu tentang risiko.  Alasan ini didasarkan pada temuan riset
yang   berkaitan   dengan  pembingkaian  keputusan  decision   framing.   Studi Tversky  et al.  1981  menunjukkan bahwa,  partisipan memiliki preferensi
tertentu  pada dua pilihan  keputusan  ketika pilihan tersebut  digambarkan sebagai   pilihan   berisiko   dan   pilihan   kurang   berisiko,   meskipun   keduanya
digambarkan   memiliki   probabilitas   yang   ekuivalen.   Tversky  et   al.  1981 menyatakan,  individu pada dasarnya cenderung  menghindari risiko  ketika
menghadapi pilihan yang dikemas dalam bingkai positif dan menggambarkan manfaat yang akan diperoleh. Individu juga cenderung bersedia menghadapi
risiko  ketika  diberi  pilihan   yang   dikemas   dalam  bingkai  negatif   dan menjelaskan kemungkinan kerugian yang akan dialami.
Pada dasarnya, isu-isu yang muncul dalam riset pembingkaian pesan berkaitan   dengan  dua   hal  OKeefe   dan   Jensen,   2006.  Pertama,   apakah
terdapat   perbedaan   daya   persuasi  pembingkaian  pesan   negatif   dan
81
pembingkaian  pesan positif?  Isu ini muncul karena temuan riset-riset yang berkaitan dengan  pembingkaian  keputusan dan asimetri pesan positif dan
negatif cenderung mengarahkan pada dugaan  bahwa  pembingkaian  pesan negatif   lebih   persuasif   dibanding  pembingkaian  pesan   positif.  Kedua,   apa
faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan antara opsi berisiko dan kurang berisiko?   Isu   kedua   ini   mengarah   pada   elaborasi   variabel-variabel
pemoderasi  yang diduga mempengaruhi keefektifan jenis  bingkai  tertentu. Variabel-variabel   pemoderasi   tersebut   antara   lain   adalah   penggunaan
terminologi   kondisi   yang   diharapkan   dan   tidak   diharapkan  OKeefe   dan Jensen,   2006,   tingkat   keterlibatan   penerima   pesan   dengan   isi   pesan
Maheswaran   dan   Meyers-Levy,   1990,   dan   perbedaan   karakteristik individual Ferguson, 2001.
Berkaitan   dengan   pertimbangan   variabel-variabel   pemoderasi, munculnya isu kelangkaan dalam konteks konservasi energi menarik untuk
dikaji lebih jauh. Riset tentang kelangkaan dalam konteks konservasi energi masih   terbatas.   Efek   informasi   kelangkaan   pada   pengambilan   keputusan
konsumen juga belum konklusifnya Inman  et al.,  1997. Selain itu muncul pula isu praktik masih rendahnya kesadaran masyarakat terutama remaja
15
untuk   berperilaku   hemat   energi   dan   adanya   resistensi   sebagian   anggota masyarakat terhadap isu kelangkaan energi, baik karena ketidakpercayaan
maupun   ketidaktahuan.   Fenomena   diatas   mendorong   penulis   melakukan pengujian  pengaruh  faktor   kelangkaan   dalam  pembingkaian   pesan   hemat
15
Penjelasan lebih lanjut disajikan pada Bab III
82
energi   listrik.   Salah   satu   tujuan   riset   ini   adalah   menguji   sejauhmana pemberian   informasi   kelangkaan   mempengaruhi   pembentukan   sikap,   niat
dan perilaku hemat energi listrik. Variabel pemoderasi lain yang menarik untuk dipertimbangkan adalah
NFC  Ferguson,   2001.   Daya   persuasi   pembingkaian   pesan   sangat dipengaruhi oleh karakteristik individual penerima pesan. NFC merupakan
salah satu karakteristik perbedaan individual yang mempengaruhi motivasi individu   untuk   melakukan   pemrosesan   pesan.   Adanya   peran   motivasi
individual untuk memproses pesan serta belum konklusifnya temuan tentang efek NFC dalam pembingkaian pesan adalah isu teoritik yang mendasari riset
ini. Isu praktik yang muncul adalah adanya resistensi masyarakat terhadap dorongan  berhemat  energi  meskipun telah sering menerima pesan hemat
energi.   Isu   ini   memunculkan   pertanyaan   bahwa   perbedaan   NFC   mungkin mempengaruhi   perbedaan   efek   persuasi   pada   masing-masing   penerima
pesan. Sehingga,  menarik   untuk  dilakukan   penelitian   lebih   lanjut   untuk
mengukur kemampuan NFC dalam mempengaruhi daya persuasi pesan yang disajikan dalam bentuk  pembingkaian pesan  pada  konteks perilaku hemat
energi. Selain   itu,   persuasi   yang   terjadi   setelah   seseorang   mengalami
eksposur   pesan  diharapkan  menimbulkan  niat  untuk  melakukan  tindakan yang   direkomendasikan.   Niat  tersebut  yang  kemudian  diharapkan
mempengaruhi   subjek   melakukan   perilaku   yang   direkomendasikan   dalam pesan.  Niat   berperilaku   dipandang   sebagai   suatu   variabel   penentu   bagi
83
perilaku sesungguhnya  Assael, 1998. Semakin kuat niat seseorang untuk berperilaku   semakin   besar   pula   keberhasilan   prediksi   perilaku.  Kamins
1987  menjelaskan, temuan riset saat ini telah secara jelas menunjukkan bahwa,   pengetahuan   yang   diaktivasi   dan   tersedia   selama   proses   evaluasi
suatu   pesan   sangat   mempengaruhi   keputusan   dan   konsistensi   sikap   dan perilaku.
Uraian   di   atas   mengantarkan   penulis  pada   rumusan   pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah   terdapat   perbedaan  sikap  antara  subjek   yang   mendapatkan
pembingkaian  pesan  positif  dan  pembingkaian  pesan  negatif   dalam penyampaian pesan penghematan energi listrik?
2. Apakah  pemberian  informasi   kelangkaan  memoderasi   pengaruh
pembingkaian pesan hemat energi listrik pada  sikap penerima pesan? 3.
Apakah  NFC  memoderasi  pengaruh  pembingkaian  pesan  pesan  pada sikap penerima pesan?
4. Apakah   niat   melakukan   penghematan   energi  listrik  memediasi
pengaruh sikap pada perilaku penghematan energi listrik?
84
Berdasar hasil penelusuran terhadap studi-studi terdahulu,
16
penulis menemukan   penelitian   yang   dilakukan   Inman  et   al.  1997  yang
menginteraksi variabel batasan pembelian sebagai proksi bagi kelangkaan dengan variabel perbedaan individual yaitu, NFC. Namun, sejauh pengamatan
penulis,   studi-studi  sebelum   ini  belum   mengkaji  lebih   lanjut  pengaruh interaksi  pembingkaian  pesan  dengan  perbedaan individual  dan  pemberian
informasi kelangkaan pada daya persuasi suatu pesan. Perbedaan   riset   ini   dengan   riset   Inman  et   al.  1997  adalah   pada
konteks penelitian yang dipilih dan variabel yang diteliti. Riset Inman  et al. 1997  dilakukan   pada   konteks   keputusan   beli   konsumen  sedangkan
penelitian ini  dilakukan pada konteks perilaku hemat energi. Inman  et al. 1997  menggunakan   kelangkaan   sebagai   isi   pesan   yang   disajikan   dalam
bingkai penawaran pembelian batas pembelian, syarat pembelian dan batas waktu   penawaran   sementara   riset   ini   menggunakan   manfaat   dan   risiko
sebagai   isi   pesan   yang   disajikan   dalam   bentuk   pembingkaian  pesan  dan menggunakan   kelangkaan   sumber   daya   sebagai   variabel   stimuli   sekaligus
pemoderasi.  Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini berupaya menghasilkan suatu kontribusi riset tanpa meninggalkan dasar
penelitian-penelitian terdahulu.
16
Berdasar hasil studi literatur dan pemetaan riset-riset terdahulu tentang pembingkaian pesan. Ringkasan sebagian hasil studi ditampilkan pada Bab II.
85
5.2. Model Penelitian