The Cognitive Response Approach. Pendekatan ini menitikberatkan pada The Attributional Reasoning Approach. Pendekatan ini menjelaskan The Heuristic Processing Mode. Pendekatan ini menjelaskan penerima

penentu utama terjadinya persuasi dan perubahan sikap yang terjadi akan cenderung stabil dan bertahan lama. Sementara itu, ketika individu tidak mampu atau tidak termotivasi untuk memproses pesan secara seksama persuasi melalui rute periferal atau pemrosesan heuristik, walaupun keduanya tidak saling menggantikan, maka faktor petunjuk, heuristik dan proses lain akan menentukan terjadinya persuasi. Sementara itu, Wood 2000 menyatakan bahwa studi tentang perubahan sikap pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua area, yaitu studi tentang persuasi berbasis pesan dan studi tentang pengaruh sosial. Dalam paradigma persuasi, daya tarik untuk mempengaruhi biasanya merupakan detil argumentasi yang disajikan kepada penerima individual dalam suatu konteks dengan interaksi sosial minimal. Daya tarik pengaruh sosial sebaliknya selalu hanya berupa informasi tentang posisi sumber tetapi disajikan dalam setting sosial yang lebih kompleks. Merangkum berbagai teori yang ada, Eagly dan Chaiken 1984 menyatakan bahwa mekanisme terjadinya persuasi dapat didekati dengan tiga pendekatan terpisah yaitu the cognitive response approach, the attributional reasoning approach dan the heuristic processing mode. Ketiga mekanisme ini dapat terjadi secara simultan dan berinteraksi satu sama lain. Tabel 2.1. menyajikan rincian teori beserta para ahli pencetus masing-masing teorinya. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut:

a. The Cognitive Response Approach. Pendekatan ini menitikberatkan pada

keterlibatan penerima pesan dalam pemikiran sistematis yang berkaitan 17 dengan isu dalam pesan yang diterimanya pemikiran data driven. Beberapa teori yang dikembangkan dengan pendekatan ini adalah: Theory of Planned Behavior, Transtheoretical Model, Social Judgement Theory, Elaboration Likelihood Model, Self Efficacy Theory, Integration Internal And External Determinant, dan Forewarning and Inoculation Theory.

b. The Attributional Reasoning Approach. Pendekatan ini menjelaskan

penerima pesan berusaha menjelaskan pesan melalui interpretasi kausal dengan norma-norma sosial atau kondisi lingkungan pemikiran theory driven. Teori-teori yang dikembangkan dengan pendekatan ini adalah: Teori Prospek, Attribution Theory, Theory of Self Perception, dan Social Identity Model.

c. The Heuristic Processing Mode. Pendekatan ini menjelaskan penerima

pesan bereaksi menurut skema atau aturan pengambilan keputusan sederhana yang dipicu oleh petunjuk persuasif distal jauh dalam pesan. Teori-teori yang berada pada pendekatan ini adalah reinforcement theory, theory of reactance, theory of cognitive dissonance, theory of social norms, focus theory of normative conduct, modelling theory, social learning theory dan six principles of persuasion. Tabel 2.1. Pendekatan dalam Mekanisme Persuasi Pendekatan Teori Penulis Cognitive Response Approach Theory of Planned Behavior Transtheoretical Model Social Judgement Theory Elaboration Likelihood Model Ajzen dan Fishbein 1985 Prochaska 1983 Sherif CW et al. 1965 Petty dan Cacioppo 1986 18 Pendekatan Teori Penulis Self Efficacy Theory Integration Internal and External Determinant Forewarning and Inoculation Theory Bandura 1977 Guagnano, Stern dan Dietz 1995 Petty dan Cialdini 1979 Attributiona l Reasoning Approach Prospect Theory Attribution Theory Theory of Self Perception Social Identity Model Kahneman dan Tversky 1979 Weiner 1979 Bem 1972 Heuristic Processing Mode Reinforcement Theory Theory of Reactance Theory of Cognitive Dissonance Theory of Social Norms Focus Theory of Normative Conduct Modelling Theory Social Learning Theory Six Principles of Persuasion Lott 1972 Brehm 1966 Festinger 1957 Kerr 1995 Cialdini, Reno dan Kallgren 1990 Bandura 1973 Miess dan Carey 1997 Cialdini 2001 Sumber: Seethaler dan Rose 2003 Penelitian ini menggunakan pendekatan pembingkaian pesan dan informasi kelangkaan dalam menciptakan persuasi pada penerima pesan dengan mempertimbangkan perbedaan Need for Cognition NFC sebagai variabel pemoderasi. Pembingkaian pesan diturunkan dari teori prospek Kahneman dan Tversky, 1979 dan merupakan salah satu teknik persuasi yang menggunakan pendekatan attributional reasoning. Sementara, kelangkaan merupakan salah satu teknik persuasi yang diperkenalkan oleh Cialdini dan Rhoads 2001 sebagai Enam Prinsip Persuasi six principles of persuasion. Teknik persuasi berdasar kelangkaan ini menggunakan pendekatan mode pemrosesan heuristik heuristic processing mode. NFC merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi motivasi individu untuk memproses pesan. Dipertimbangkannya variabel ini ke dalam model penelitian dapat mengacu pada teori Pendekatan Respon Kognitif Cognitive 19 Response Approach. Seperti dikemukakan oleh Buda dan Zhang 2000, salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan efek pembingkaian pesan adalah teori respon kognitif. Teori respon kognitif menekankan pada peran proses kognitif penerima pesan dalam merespon pesan yang diterimanya. Perbedaan motivasi individu untuk memproses pesan dianggap berpengaruh pada efek persuasi yang timbul dari pesan yang diterima oleh setiap individu. Salah satu variabel yang berpengaruh terhadap motivasi individu untuk menerima pesan ini adalah NFC. Eagly dan Chaiken 1984 mengungkapkan, mekanisme persuasi dapat terjadi karena satu atau kombinasi berbagai sumber persuasi tersebut sekaligus. Dengan demikian kedua teori yang berasal dari dua pendekatan berbeda ini teori prospek menggunakan pendekatan attributional reasoning approach dan teori enam prinsip persuasi menggunakan pendekatan heuristic processing mode, dapat terjadi secara simultan dan berinteraksi satu sama lain. Pembahasan selanjutnya akan ditekankan pada pembahasan tentang teori pembingkaian, pembingkaian pesan, penggunaan informasi kelangkaan sebagai salah satu prinsip dalam persuasi dan peran perbedaan karakteristik individual yaitu NFC. 20

BAB III. TEORI PEMBINGKAIAN