ketidaktersediaan sumber daya energi di masa mendatang Depdiknas, 2002.
4.2. Pendekatan dalam Menanggulangi Masalah Energi
Penanggulangan masalah energi dapat diselesaikan setidaknya dari tiga sisi, yaitu: 1 keunggulan teknologi, misalnya mengembangkan bahan
bakar sintetik atau peralatan yang menggunakan energi secara lebih efisien, 2 melalui intervensi pemerintah, misalnya melalui penentuan batas
kecepatan kendaraan secara nasional, pemberian insentif pajak pada anggota masyarakat yang menggunakan produk hemat energi, dan 3 mendorong
individu untuk melakukan perubahan untuk penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari mereka Freiden dan Downs, 1986. Pemasaran dapat
berkontribusi dalam upaya penanggulangan masalah energi dengan mengembangkan model komunikasi yang efektif untuk mendorong individu
melakukan perubahan dalam rangka penghematan energi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Dukungan bagi program konservasi energi melalui program komunikasi yang mendorong masyarakat melakukan penghematan energi
sangat diperlukan. Pemerintah menyatakan bahwa keberhasilan program konservasi energi pada prinsipnya 70 persen hingga 80 persen bergantung
pada tingkat kesadaran perilaku manusia dan 20 persen hingga 30 persen bergantung pada teknologi yang dipergunakan Depdiknas, 2002.
Salah satu bentuk penghematan energi yang penting dilakukan adalah penghematan listrik. Saat ini, Perusahaan Listrik Negara PLN sebagai
47
penyedia jasa kelistrikan di Indonesia masih mengalami keterbatasan produksi sehingga terdapat ketidakseimbangan antara kapasitas pembangkit
dengan tingkat permintaan listrik masyarakat. Data menunjukkan, pertumbuhan permintaan listrik mencapai 7 persen pertahun, padahal
pertumbuhan kapasitas pembangkit hanya 3,5 persen pertahun PLN, 2008. Upaya mendorong masyarakat berhemat listrik sebenarnya telah
dilakukan PLN. Upaya ini dilakukan melalui penyebaran brosur, membuat pesan running text di media elektronik, kerjasama dengan berbagai instansi
melalui penyuluhan dan sosialisasi hemat energi serta kerjasama dengan lembaga pendidikan seperti melalui Pramuka maupun kegiatan KKN
mahasiswa. Meskipun demikian, upaya ini tampaknya belum memberi hasil maksimal. Pesan tertulis yang disampaikan melalui brosur, sejauh
pengamatan penulis, baru berisi ajakan berhemat listrik demi penghematan uang dan cara-cara berhemat listrik, belum menjelaskan isu kelangkaan
sumber-sumber energi sebagai penyebabnya. Penggunaan listrik di Indonesia masih dianggap boros dan masih terdapat peluang penghematan energi
sebesar 20 persen hingga 30 persen. Penghematan ini diharapkan dilakukan oleh kalangan pelanggan rumah tangga, mengingat 90 persen pengguna
listrik di Indonesia adalah pelanggan rumah tangga.
9
Penggunaan taktik persuasi yang tepat diharapkan berkontribusi mendorong perilaku hemat energi di kalangan masyarakat. Salah satu teknik
persuasi yang potensial digunakan adalah teknik pembingkaian pesan. Efek
9
Berdasar hasil wawancara mendalam dengan PLN
48
persuasi diferensial pembingkaian pesan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendorong masyarakat melakukan penghematan energi.
Buku ini membahas penggunaan pembingkaian pesan sebagai salah satu taktik persuasi dalam kampanye penghematan energi listrik di
Indonesia. Tulisan yang ada dalam buku ini merupakan hasil studi literatur tentang efek pembingkaian pesan dan hasil studi eksperimen pembingkaian
pesan dalam konteks perilaku hemat energi listrik di kalangan remaja.
4.3. Efek Diferensial Pembingkaian Pesan Positif dan Pembingkaian