Tabel 6.5. Statistik Deskriptif
Indikator Pengukur Kebiasaan dalam Menggunakan Energi Listrik
N Range
Mini mum
Maksi mum
Mean Std.
Deviasi Varian Skewness
Kurtosis Stat
Stat Stat
Stat Stat
Std. Erro
r
Stat Stat
Stat
Std. Erro
r
Stat Std. Err
or Hbt_1
128 6
1 7
4.60 .
148 1.676 2.809 -.195
. 214 -.854
. 425
Hbt_2 128
6 1
7 3.71
. 184
2.081 4.333 .116
. 214 -1.305
. 425
Hbt_3 128
6 1
7 4.23
. 188
2.127 4.523 -.127 .
214 -1.318 .
425 Hbt_4
128 6
1 7
4.25 .
128 1.447 2.094 -.146
. 214 -.405
. 425
Jumlah 128
Sumber: data primer
Temuan studi pendahuluan tahap kedua ini memberi gambaran tentang fenomena perilaku hemat energi listrik di kalangan remaja sekaligus
memperkuat dasar pemilihan remaja sebagai subjek penelitian dalam eksperimen.
6.10. Prosedur Eksperimen
Eksperimen dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1.
Tahap pra uji: mula-mula dilakukan pengukuran skor NFC seluruh partisipan serta pengukuran sikap untuk tahap pra uji.
2. Berdasar hasil pengukuran NFC pada tahap pra uji, diketahui data skor
terendah dan skor tertinggi NFC partisipan yang kemudian dibagi
120
dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Partisipan dengan skor NFC tinggi dan rendah dilibatkan dalam riset sebagai partisipan
eksperimen sedang partisipan dengan skor NFC sedang tidak dilibatkan dalam eksperimen. Hal ini dilakukan untuk menjamin variabilitas NFC
partisipan eksperimen. 3.
Penulis melakukan penugasan kepada seluruh daftar partisipan pada tahap pra uji dengan membagi ke dalam 8 kondisi perlakuan seperti
yang telah direncanakan dalam Tabel 6.1. Penugasan mula-mula dilakukan dengan mengacak daftar partisipan pada tiap kategori NFC
rendah, sedang dan tinggi menjadi empat kondisi perlakuan pembingkaian pesan positif dengan info kelangkaan, pembingkaian
pesan positif tanpa info kelangkaan, pembingkaian pesan negatif dengan info kelangkaan dan pembingkaian pesan negatif tanpa info
kelangkaan. Dengan demikian terdapat dua belas kondisi perlakuan yang dialokasikan kepada seluruh partisipan.
4. Proses pengacakan dilakukan dengan menggunakan kartu sebanyak
jumlah partisipan yang hadir pada sesi pertama. Setiap kartu bertuliskan satu dari empat kondisi perlakukuan yang direncanakan.
Kartu-kartu tersebut dikocok secara acak, selanjutnya diambil satu persatu sebagai dasar penugasan pada setiap partisipan yang terlibat
pada sesi pra uji, yang telah dikelompokkan menurut kategori NFC tinggi, rendah dan sedang.
5. Tahap berikutnya adalah tahap pengujian utama berupa eksperimen
yaitu tahap pemberian stimuli kepada partisipan. Tahap ini melibatkan peserta tahap pra uji. Kepada partisipan dibagikan stimuli dan
121
kuesioner sesuai kondisi perlakuan yang telah ditentukan kepada mereka. Stimuli yang diberikan berupa leaflet empat halaman yang
berisi informasi umum tentang kelistrikan, informasi kelangkaan, pembingkaian pesan hemat energi listrik dan tip tentang cara praktis
berhemat listrik. 6.
Selanjutnya, partisipan diminta untuk mengisi kuesioner yang mengukur respon mereka terhadap pesan penghematan energi yang
disampaikan. 7.
Pada tahap akhir, partisipan diminta untuk memilih suvenir yang ditawarkan. Pilihan suvenir yang ditawarkan berupa lampu hemat
energi atau produk lain dengan nilai yang sama. 8.
Terakhir, dilakukan debriefing.Debriefing diberikan kepada subjek untuk menjelaskan tujuan eksperimen dan alasan dilakukan eksperimen
Christensen, 1988. Hal ini penting ketika peneliti melakukan deception yaitu memberikan informasi yang dapat memberikan
persepsi keliru misleading tentang fenomena tertentu untuk kepentingan eksperimen Neuman, 1997.
6.11. Analisis Data