2. 2 Peubah Serasah dan Nekromassa 3 Alat dan Bahan 4 Prosedur Penelitian di Lapangan 1 Analisis Vegetasi

4. 2 Peubah yang diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah kelompok peubah vegetasi dan serasah.

4. 2. 1 Peubah Vegetasi

Vegetasi hutan yang akan diukur dan diamati adalah pohon dan tumbuhan bawah. Peubah vegetasi berupa pohon yang diamati terdiri dari : 1. Nama jenis, jumlah individu, diameter dan tinggi total 2. Pohon yang terpilih sebagai contoh uji untuk penduga biomassa dan kandungan karbon terikat pohon, ditimbang berat basahnya berdasarkan bagian-bagian pohon batang, cabang, ranting, dan daun. Sedangkan di laboratorium peubah yang diukur adalah kadar air, kadar karbon, kadar zat terbang arang, dan kadar abu dari pohon berdasarkan bagian-bagiannya Untuk pohon diklasifikasikan atas 7 kelas berdasarkan Dbh diameter at breast height, dimana tiap kelas memiliki selang 10, kecuali pada kelas pertama. Pohon yang diukur dimulai dari pohon dengan Dbh 5 cm karena pengukuran pada pohon dengan Dbh 5 cm, biasanya dilakukan pada hutan yang sangat muda Pearson et al . 2008. Penelitian dengan diameter 5 cm sebagai diameter minimum pohon telah dilakukan oleh peneliti terdahulu Ketterings et al . 2001; ICRAF 2001; Brown 1997; Tresnawan dan Rosalina 2002; Limbong 2009. Tumbuhan bawah meliputi tumbuhan berkayu pohon berdiameter batang 5 cm dan tumbuhan tidak berkayu meliputi semak belukar, tumbuhan menjalar, rumput-rumputan atau gulma ICRAF 2001. Estimasi biomasa tumbuhan bawah dilakukan dengan mengambil total bagian tanaman. Peubah yang diukur di lapangan adalah berat basah. Sedangkan di laboratorium yang diukur adalah kadar air, berat jenis, kadar karbon, kadar zat terbang arang, dan kadar abu.

4. 2. 2 Peubah Serasah dan Nekromassa

Serasah diklasifikasikan menjadi serasah cabang, ranting, daun dan nekromassa. Peubah serasah yang diukur di lapangan adalah berat basah dan yang diukur di laboratorium adalah kadar air, kadar zat terbang arang, kadar abu dan kadar karbon terikat.

4. 3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah : GPS Global Positioning System Garmin 60CSx , phi band, meteran, terpal 4 x 6 m dan 2 x 3 m, timbangan berskala 100 kg, 50 kg, 25 kg dan 5 kg timbangan digital, kompas, katrol besi , paralon untuk patok, chainsaw ukuran besar dan kecil, paranggolok, bor gambut, gunting daun, kaliper, tali rafia, amplop, alkohol 70, kontainer, karabiner dan webing, tas alat, kertas label, cat semprot merah, kertas koran, sealed plastic , plastik ukuran 2 kg, cawan porselen, tanur, eksikator, kamera dan alat tulis. a b c d Gambar 11 a Timbangan dengan berbagai kapasitas, b alat dalam kegiatan analisis vegetasi, c katrol membantu dalam penimbangan kayu, d chainsaw dan beberapa alat untuk penebangan dan pembagian anatomi pohon 4. 4 Prosedur Penelitian di Lapangan 4. 4. 1 Analisis Vegetasi Jumlah plot yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 buah yang masing-masing berukuran 35 x 35 m. Penentuan plot di lapangan dilakukan dengan systematic sampling with random start . Penentuan luas plot dengan memperhatikan pohon tertinggi yang berada di plot contoh yakni 30 ± 2 m. Morikawa 2001 menyatakan sisi terpendek dari plot contoh harus lebih panjang dari tinggi pohon tertinggi maksimum yang terdapat di dalam plot . Plot ditentukan dengan mempertimbangkan kedalaman gambut dan jarak tiap plot masing-masing 200 m dimana plot pertama ditentukan secara acak. Desain plot penelitian dapat dilihat pada Gambar 6. Plot yang dibuat dibagi atas subplot dengan rincian sebagai berikut Pearson et al. 2008 : Tabel 7 Pembagian subplot penelitian Vegetasi Square plot Tumbuhan bawah dan serasah 2 x 2 m Pohon dengan Dbh 5-20 cm 7 x 7 m Pohon dengan Dbh 20-50 cm 25 x 25 m Pohon dengan Dbh 50 cm 35 x 35 m 35x35m 25x25m 7x7m 2x2m Subplot tumbuhan bawah dan serasah Gambar 12 Desain plot penelitian untuk analisis vegetasi Pada setiap plot, semua pohon 5 cm diidentifikasi, diukur diameternya. Diameter yang diukur pada ketinggian 1,3 m di atas tanah. Pada beberapa hasil penelitian untuk pendugaan biomassa dan karbon berbagai tipe hutan menyarankan hanya menggunakan Dbh sebagai parameternya untuk kepraktisan dan efisiensi serta tanpa mengurangi tingkat akurasi hasil dugaan. Hal ini dikemukan antara lain oleh Onrizal 2004, Limbong 2009, Ismail 2005, Salim 2005, Chave et al . 2005. a b c Gambar 13 a Pengeboran tanah gambut, b pembuatan subplot 2 x 2 m, c pengukuran diameter setinggi dada Semua tumbuhan bawah dan serasah yang terdapat di lantai hutan di dalam subplot ukuran 2 m x 2 m yang diletakkan secara nested sampling . Tumbuhan bawah dipisahkan atas tumbuhan berkayu dan tidak berkayu yang diidentifikasi jenis dan jumlahnya. 4. 4. 2 Pengambilan dan penebangan pohon terpilih