Tabel 16 Biomassa tumbuhan bawah, serasah dan nekromassa
No Kategori
Biomassa tonha Persentase
1 Tumbuhan bawah berkayu
2 ,12 20,79
2 Tumbuhan bawah tidak berkayu
0,86 8,40
3 Nekromassa
0,41 4,01
4 Serasah cabang
0,77 7,57
5 Serasah ranting
1,04 10,18
6 Serasah daun
5,00 49,05
Total 10,19
100
5. 1. 3. 2 Biomassa Pohon
Berdasarkan kandungan biomassa pada setiap bagian pohon yang ditebang Tabel 16, persamaan alometrik dapat dibangun, dimana biomassa
sebagai variabel terikat dan diameter, tinggi dan berat jenis sebagai variabel bebas. Model penduga biomassa dapat berdasarkan kandungan biomassa pada
tiap bagian anatomi pohon batang, cabang, ranting, daun non fotosintesis dan total. Biomassa total adalah biomassa yang dikandung seluruh bagian pohon
yang diobservasi. Biomassa non fotosintesis adalah biomassa pada bagian pohon yang tidak melakukan fotosintesis termasuk di dalamnya batang, ranting
dan cabang. Gambar 24 menjelaskan hubungan antara diameter dan biomassa tiap bagian anatomi pohon linear yang membentuk persamaan logaritma linear.
Tabel 17 Rekapitulasi biomassa pada tiap bagian pohon terpilih
Dbh Tinggi
m Biomassa kg tiap bagian pohon
cm Batang
Cabang Ranting
Daun Total
5,3 10,6
14,93 2,02
1,76 18,70
7,5 13,5
21,86 1,56
1,54 24,96
7,5 7,9
15,18 2,56
0,70 18,43
8,3 10,2
22,90 3,51
3,78 30,19
8,7 12,5
33,37 3,29
6,30 3,44
46,40 8,8
8,4 17,45
0,89 0,64
18,98 9,0
9,3 38,58
7,59 12,20
5,79 64,15
9,4 12,0
72,25 10,90
15,32 5,03
103,50 9,9
14,3 41,11
3,76 5,32
50,20 10,2
10,5 79,37
4,61 7,27
3,41 94,66
10,5 11,7
55,78 2,00
10,44 13,14
81,36 11,5
9,8 53,02
2,11 0,68
55,81 12,8
11,4 75,80
3,22 1,62
0,66 81,30
13,6 6,6
80,45 16,90
23,83 16,64
137,83
Dbh Tinggi
m Biomassa kg tiap bagian pohon
cm Batang
Cabang Ranting
Daun Total
14,5 15,4
88,87 10,38
12,07 24,24
135,55 16,0
14,3 131,78
31,96 32,07
35,67 231,48
16,2 14,0
69,65 13,17
22,32 18,20
123,34 21,0
16,5 173,31
46,79 18,63
7,66 246,39
21,5 18,3
365,46 8,62
18,24 14,99
407,31 24,9
17,0 238,59
49,97 31,32
32,11 351,99
27,0 21,2
583,15 28,92
69,23 41,54
722,83 28,0
22,0 821,86
21,73 45,32
18,98 907,89
29,5 22,8
873,94 85,96
24,32 34,79
1019,01 31,0
19,5 930,59
43,54 71,80
36,61 1082,53
36,0 29,7
1441,82 227,12
77,89 47,99
1794,81 39,8
26,9 1601,56
104,50 77,95
34,41 1818,42
46,8 26,1
1920,53 497,40
129,92 80,29
2628,14 51,4
29,3 1916,65
847,14 134,79
100,70 2999,28
64,0 31,2
3569,35 1101,06
87,60 14,60
4772,61 Biomassa batang merupakan hasil rekapitulasi dari biomassa fraksi batang tiap batang dapat
mencapai 2-7 fraksi. Dapat dilihat pada lampiran 4
a. Batang b. Cabang
c. Ranting d. Daun
e. Non Fotosintesis f. Total
Gambar 24 Bentuk hubungan antara biomassa tiap bagian pohon dengan Dbh Model pendugaan biomassa pada penelitiian ini dibuat dengan 6 jenis
persamaan yang berbeda dengan menggunakan regresi linear dan regresi polynomial. Pendugaan biomassa menggunakan berbagai bentuk model
disajikan pada Tabel 18. Berikut persamaan allometrik yang digunakan dalam pemodelan :
W
1
= aD
b
W
2
= exp{ a
+ b
[ln D]+ c [ ln D]
2
+ d [ln D]
3
} W
3
= aD
2
H
b
W
4
= exp{a + b[lnD
2
H] + c[lnD
2
H]
2
} W
5
= aD
b
ρ
c
W
6
= exp{ a
+ b
[ln D]+ c [ln D]
2
+ d [ln D]
3
+β
3
[ln ρ]}
Gambar 25 Karakteristik masing-masing model penduga biomassa
Tabel 18 Rekapitulasi model pendugaan biomassa
Bagian Persamaan alometrik
R
2
MSPE CV
d
Batang W
1
= 0,158976 D
2,44672
95,7 0,14
1,80 W
2
= exp{ 6,03 - 5,95[lnD] + 2,88[lnD]
2
- 0,32[lnD]
3
} 96,1
0,11 1,69
W
3
=0,05636 D
2
H
0,950
96,3 0,11
1,63 W
4
= exp{- 2,99 + 0,977[ln D
2
H] - 0,0016[lnD
2
H]
2
} 96,3
0,11 1,64
W
5
= 0,30026 D
2,34527
ρ
0,6105
97,1 0,09
1,51 W
6
= exp{4,086 - 3,804[lnD] + 2,309[lnD]
2
- 0,2781[lnD]
3
+ 0,6657 [lnρ ]}
97,5 0,08
1,69 Cabang
W
1
= 0,00862D
2,6927
83,8 0,90
5,31 W
2
= exp{- 0,49 + 1,5[lnD] - 0,649[lnD]
2
+ 0,1782 [lnD]
3
} 87,5
0,55 5,19
W
3
= 0,0039D
2
H
1,007
81,6 0,99
5,34 W
4
= exp{8,73 - 2,26[lnD
2
H] + 0,181[lnD
2
H]
2
} 86,4
0,56 5,21
W
5
= 0,0129D
2,6417
ρ
0,512
84,5 0,88
5,23 W
6
= exp{7,09 - 5,65 [lnD] + 1,442 [lnD]
2
- 0,017 [lnD]
3
- 0,459 [lnρ ]}
87,8 0,51
5,20 Ranting
W
1
= 0,066973 D
1,9158
76,8 1,55
2,88 W
2
= exp{ 3,3 - 5,38[lnD] + 2,827[lnD]
2
- 0,3487 [lnD]
3
} 77,5
1,42 2,96
W
3
= 0,03140 D
2
H
0,738
75,8 1,28
2,68 W
4
= exp{- 6,90 + 1,56[lnD
2
H] - 0,0476[lnD
2
H]
2
} 76,5
1,23 2,91
W
5
= 0,12701 D
1,8137
ρ
0,6144
78,6 1,48
3,07 W
6
= exp{0,725– 2,54 [lnD] +2,067
[lnD]
2
– 0,2938 [lnD]
3
+ 0,8808[lnρ ]}
80,8 1,50
3,63 Daun
W
1
= 0,066742 D
1,7589
60,9 5,33
2,69 W
2
= exp{10,59 - 14,68[lnD] + 6,452[lnD]
2
-0,8044 [lnD]
3
} 66,5
3,74 3,31
W
3
= 0,0308 D
2
H
0,686
61,8 4,32
2,71 W
4
= exp{- 12,5 + 2,85[lnD
2
H] - 0,125 [lnD
2
H]
2
} 66,4
4,17 3,61
W
5
= 0,08325 D
1,7237
ρ
0,2122
61,1 5,28
2,75 W
6
= exp{8,81 – 12,71 [lnD] +5,928
[lnD]
2
– 0,7664 [lnD]
3
+ 0,6083 [lnρ ]}
67,9 4,09
3,80 Non Fotosintesis
W
1
= 0,175749 D
2,48365
96,2 0,13
1,92 W
2
= exp{3,794 - 3,357[lnD] + 1,983[lnD]
2
-0,2174 [lnD]
3
} 96,4
0,12 1,93
W
3
= 0,0627 D
2
H
0,962
96,2 0,10
1,31 W
4
= exp{- 2,82 + 0,974[lnD
2
H] - 0,0007[lnD
2
H]
2
} 96,2
0,26 1,30
W
5
= 0,34913 D
2,37415
ρ
0,6589
97,7 0,08
2,25 W
6
= exp{1,643 – 0,985 [lnD] +1,349
[lnD]
2
– 0,1716 [lnD]
3
+ 0,7352 [lnρ ]}
97,9 0,06
2,17 Total
W
1
= 0,206284 D
2,4511
96,1 0,13
2,13 W
2
= exp{3,465 - 2,948 [lnD] + 1,861[lnD]
2
-0,207 [lnD]
3
} 96,2
0,13 2,11
W
3
=0,0746 D
2
H
0,949
96,1 0,10
1,44 W
4
= exp{- 3,06 + 1,06[lnD
2
H] - 0,0064[lnD
2
H]
2
} 96,1
0,10 1,40
W
5
= 0,39772 D
2,34637
ρ
0,6302
97,5 0,09
2,48 W
6
=exp{1,351-0,618 [lnD] +1,238 [lnD]
2
- 0,162 [lnD]
3
+ 07224[lnρ ]}
97,8 0,08
2,40
Dari Tabel 18, dapat dinyatakan bahwa korelasi yang tinggi pada regresi linear dengan satu peubah model W
= aD
b
pada hutan gambut bekas tebangan di Merang terdapat pada biomassa non fotosintesis, biomassa total, batang dan
cabang yakni berturut-turut 96,2, 96,1, 95,7,dan 83,8, Nilai R
2
bervariasi, berkisar antara 60,9 - 96,2, dimana R
2
terendah terdapat pada daun. Ranting memiliki R
2
yang cukup tinggi yakni 76,8. Pada persamaan W
2
polynomial ordo tiga kubik dengan menggunakan variabel Dbh, nilai R
2
cenderung meningkat jika dibandingkan dengan menggunakan model W
1
= aD
b
, yaitu pada kisaran 66,5 - 96,4. R
2
yang tinggi terdapat pada biomassa non fotosintesis, total dan batang yaitu 96,4, 96,2
dan 96,1. Seperti halnya pada model W
1,
R
2
terendah terdapat pada daun sebesar 66,5.
Pada model W
3
Dengan memasukkan variabel tinggi total, variasi nilai R
2
menjadi 61,8 - 96,3. R
2
tertinggi terdapat pada batang 96,3 dan yang paling rendah terdapat pada daun 61,8. Meskipun ditambah satu variabel
bebas lain tinggi total, tidak memberi pengaruh yang berarti terhadap perubahan nilai R
2
. Model untuk non fotosintesis dan biomassa total, seperti pada dua model sebelumnya menunjukkan R
2
yang tinggi yaitu 96,2 dan 96,1.
Pada model W
4
polynomial D
2
H kuadratik, diperoleh hasil yang tak berbeda jauh dengan model W
3
. R
2
tertinggi terdapat pada batang 96,3 dan yang paling rendah terdapat pada daun 66,4. Kisaran nilai R
2
pada model ini adalah 66,4 - 96,3.
Dengan menambahkan faktor berat jenis, ternyata tidak membawa pengaruh yang berarti untuk peningkatan nilai R
2
yang berkisar antara 61,1- 97,7. R
2
tertinggi terdapat pada biomassa non fotosintesis sebesar 97,7 dan terendah terdapat pada daun 61,1.
Jika pendugaan biomassa dibangun dari persamaan polynomial diameter dan berat jenis, nilai R
2
untuk semua bagian memiliki kisaran 67,9 - 97,9, R
2
tertinggi terdapat pada biomassa fotosintesis dan yang paling rendah terdapat pada daun. Nilai R
2
untuk batang, cabang, ranting berturut-turut 97,5, 87,8 dan 80,8. Ketiga bagian anatomi pohon tersebut menunjukkan hubungan
keterkaitan yang sangat erat antara biomassa dan dengan diameter dan berat jenis.
Dengan memperhatikan keenam model diatas R
2
tinggi, MSPE kecil, CV kecil dan kepraktisan dan keefisiensian pengaplikasiannya dapat dilihat bahwa
model persamaan pendugaan biomassa pohon dengan menggunakan satu peubah diameter saja sudah terandalkan dibandingkan dengan menggunakan
dua peubah penduga atau tiga peubah penduga diameter, tinggi bebas cabang dan berat jenis. Berdasarkan hal tersebut, model W
1
= aD
b
dipilih. Perhitungan biomassahektar tonha dengan model satu peubah bebas dengan model
terpilih disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Kandungan biomassa pohon di atas tanah
Biomassaha Biomassa tonha
Persentase Batang
220,10 79,47
Cabang 25,86
9,34 Ranting
18,94 6,84
Daun 12,05
4,35 Total
276,95 100
Berdasarkan hasil perhitungan biomassa dengan model W
1
diperoleh hasil bahwa biomassa terbesar terdapat pada batang yakni 79,47 210,10
tonha. Cabang, ranting dan daun mengandung biomassa ± 20 dari total biomassa. Biomassa terendah terdapat pada daun yaitu 12,05 tonha atau
4,35. Total biomassa pohon pada hutan bekas tebangan daerah Merang adalah 276,95 tonha.
Tabel 20 Biomassa pohon berdasarkan tingkat pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan Biomassa tonha
Persentase Pancang
31,15 11,25
Tiang 124,04
44,79 Pohon
121,76 43,96
Total 276,95
100
Berdasarkan Tabel 20, biomassa tertinggi terdapat pada tiang 44,79, yang nilainya tidak berbeda jauh dengan biomassa yang dikandung
pohon sebesar 43,96. Pancang memiliki kandungan biomassa terendah, karena meskipun memiliki kerapatan tinggi, ukuran diameter untuk tingkat
pertumbuhan ini adalah yang paling kecil dibandingkan dengan tiang atau pohon.
5. 1. 4 Karbon Terikat di Atas Tanah 5. 1. 4. 1 Karbon Terikat Tumbuhan Bawah, Serasah dan Nekromassa
Total potensi kandungan karbon tumbuhan bawah dan serasah adalah 2,28 tonha. Sama halnya dengan kandungan biomassa, kandungan karbon
tertinggi terdapat pada serasah daun sebesar 1,19 tonha 52,32. Selanjutnya, kandungan karbon dari yang paling tinggi ke yang rendah berturut-turut adalah
tumbuhan bawah berkayu 0,43 tonha 19,03, serasah ranting 0,24 tonha 10,43, tumbuhan bawah tidak berkayu 0,18 tonha 7,71, serasah cabang
0,14 tonha 6,35 dan rata-rata karbon paling rendah adalah nekromassa sebesar 94,67 tonha 4,16.
Tabel 21 Potensi karbon tumbuhan bawah, serasah dan nekromassa
No Kategori
Karbon tonha Persentase
1 Tumbuhan bawah berkayu
0,43 19,03
2 Tumbuhan bawah tidak berkayu
0,17 7,71
3 Nekromassa
0,09 4,16
4 Serasah cabang
0,14 6,35
5 Serasah ranting
0,24 10,43
6 Serasah daun
1,19 52,32
Total 2,28
100
5. 1. 4. 2 Karbon Terikat Pohon