3. 4 Karakteristik Gambut dan Cadangan Karbon
Berdasarkan penelitian yang dilakukan SSFFMP 2005 gambut yang berada di sekitar lokasi penelitian tergolong pada gambut dangkal, sedang dan
gambut dalam. Berdasarkan tingkat kematangannya secara umum pada kedalaman 1 m rata-rata kematangan gambut pada tingkat hemik-safrik,
sedangkan pada kedalaman 1 m pada tingkat kematangan safrik. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses dekomposisi bahan organik berjalan baik,
dikarenakan area tidak selalu tergenang air dan terdapat periode kering sehingga dapat membantu proses dekomposisi bahan organik.
Jika dilihat dari karakteristik kimia gambut, reaksi tanah pH pada Hutan Gambut Merang tergolong masam. Nilai kemasaman gambut dihasilkan dari
sumbangan ion H
+
dari proses dekomposisi bahan organik yang terjadi secara terus menerus pada lahan gambut. Kandungan C di lahan gambut ini
dikategorikan tinggi karena C lebih dari 5 sekaligus membuktikan tingginya ketersediaan karbon di lahan gambut. Untuk kandungan N dan nisbah C dan N
tergolong tinggi, sebaliknya kandungan P total relatif rendah terutama pada daerah deposisi atau endapan. Jika ditinjau dari kondisi kejenuhan basanya,
area ini tergolong sangat rendah. Hal ini disebabkan karena kandungan basa pada gambut jauh lebih rendah daripada basa di tanah mineral. Ciri kimia lain
pada areal gambut ini adalah : ketersediaan unsur K tergolong dari rendah hingga sedang, unsur N tergolong sedang, Ca dan Mg tergolong rendah hingga
sangat rendah. Untuk Kapasitas Tukar Kation KTK daerah ini dikategorikan memiliki kation sangat tinggi yang dapat mencerminkan kondisi kesuburan tanah
karena berhubungan dengan kemampuan tandah dalam menyerap unsur-unsur hara SSFFMP 2005.
Hutan Gambut Merang adalah salah satu kubah gambut terluas di bagian utara Sumatera Selatan. Walhi Sumatera Selatan 2009 menyatakan luas hutan
gambut di propinsi sekitar 750 000 hektar. Namun, sekitar 500 000 hektar hutan gambut sudah dialihfungsikan, sehingga hutan gambut yang belum
dialihfungsikan tinggal seluas 230 000 hektar di Merang Kepahyang. SSFFMP 2005 menyatakan bahwa hutan rawa gambut Merang and Kepahyang memiliki
luas 210 ribu ha, dengan rata-rata kedalaman gambut 150 cm dan menyimpan 0,5 Gigaton karbon. Tahun 2006, SSFFMP membangun model 3D kubah gambut
berdasarkan pengeboran tanah gambut peat dan DEM SRTM dan menghasilkan 0,1 Gigaton karbon dari 140 ribu ha dengan kedalaman rata-rata gambut 208 cm
Mott 2006. Ballhorn 2007 menyatakan bahwa dengan luas 125 ribu ha dan rata-rata kedalaman gambut 2,5 meters, hutan gambut Merang mengandung
0,2 Gigaton karbon atau setara dengan 0,72 Gigaton CO
2
.
3. 5 Kondisi Sosial Ekonomi