c. Setelah 3 jam, cawan aluminium yang berisi contoh uji tersebut dikeluarkan dari oven, kemudian dimasukkan kedalam eksikator, selanjutnya ditimbang
sebagai berat contoh uji dalam cawan aluminium. Berat contoh uji dalam cawan aluminum dikurangi berat cawan aluminium dinyatakan sebagai
berat kering oven dari contoh uji BKc Nilai kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
x100 BKc
BKc Bo
KA −
= dimana:
KA = kadar air contoh uji Bo = berat basah contoh uji gram
BKc = berat kering contoh uji gram
4. 5. 2 Pengukuran Biomassa
Setelah diperoleh berat kering sampel pengukuran kadar air pada masing-masing bagian anatomi pohon, maka dapat dihitung nilai berat total
kering sampel atau biomassa dari masing-masing bagian anatomi pohon dengan menggunakan persamaan :
+ =
100 KA
1 BBT
BKT
Dimana : BKT = Berat Kering Total kg BBT = Berat Basah Total kg
KA = Kadar Air Setelah diketahui berat kering total biomassa bagian anatomi pohon
maka dapat diperoleh biomassa total per pohon dengan menjumlahkan biomassa bagian-bagian pohon tersebut.
4. 5. 3 Pengukuran Berat Jenis
Sampel berukuran 2 × 2 x 2 cm, yang telah kering oven konstan pada suhu 103 ± 2
C, dicelupkan kedalam parafin cair hingga merata seluruh bagiannya, kemudian ditimbang pada air aquadest dalam gelas piala diatas
timbangan analitis.
4. 5. 4 Pengukuran Kadar Karbon Terikat
Kadar karbon pohon dapat ditentukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Pembuatan arang
Pembuatan arang dilakukan dengan metode SNI 06 – 3730 – 1995. Kayu dimasukkan dalam alat reaktor pembuatan arang. Suhu yang digunakan adalah
500°C. Kayu tersebut dimasukkan kedalam reaktor mul ai dari suhu 0ºC sampai suhu 500°C selama 5 jam, sampai kayu tersebut menja di arang. Selanjutnya
mengambil contoh uji berupa serbuk sebanyak 2 gram yang kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah ditetapkan beratnya. Cawan
porselen berisi serbuk tersebut dimasukkan kedalam tanur pada suhu 0ºC - 600°C selama 1 - 1,5 jam. Setelah itu cawan dikelua rkan dari tanur, kemudian
didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai beratnya tetap. Untuk menentukan berat arang dapat digunakan persamaan:
Berat arang = berat cawan dan serbuk arang – berat cawan
b. Penentuan zat terbang arang
Cawan porselen diisi serbuk arang kayu, kemudian dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 950°C, dengan cara : mula-mula cawa n dimasukkan di bagian
depan pintu tanur pada suhu 300°C selama 2 menit, k emudian dipindahkan pada bagian sisi tanur pada suhu 500°C selama 3 menit da n akhirnya dipindahkan
pada bagian dalam tanur pada suhu 950°C selama 6 me nit. Selanjutnya didinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang. Kadar zat yang mudah
menguap dinyatakan dalam persen berat dengan rumus: Kadar zat terbang
x100 A
B A
− =
Dimana: A = berat kering contoh uji pada suhu 105°C B = berat contoh uji – berat cawan dan sisa contoh pada suhu 950°C
c. Penentuan kandungan abu
Serbuk contoh uji sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen yang ditetapkan beratnya, kemudian dimasukkan ke dalam tanur pada
suhu mulai 0°C - 700°C selama 5 jam. Selanjutnya ca wan dikeluarkan dari tanur, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai beratnya tetap.
Untuk mengetahui kadar abu dihitung dengan rumus: Kadar abu = Berat abu berat contoh uji x 100
d. Penentuan kadar karbon
Penentuan kadar karbon terikat murni pada arang kayu ditentukan dengan menggunakan rumus:
Kadar karbon terikat arang = 100 - kadar zat terbang arang – kadar abu
4. 6 Analisis Data 4. 6. 1 Komposisi Jenis
Menurut Soerianegara dan Indrawan 2002, kerapatan tegakan, frekuensi, dominansi dan INP dihitung dengan menggunakan rumus:
Kerapatan suatu spesies K
contoh petak
Luas spesies
suatu individu
Jumlah =
Kerapatan relatif suatu spesies KR
100 x
jenis seluruh
Kerapatan K
=
Frekuensi suatu spesies F plot
seluruh Luas
spesies suatu
ditemukan plot
Jumlah =
Frekuensi relatif suatu spesies FR 100
x jenis
seluruh Frekuensi
F =
Dominansi suatu spesies D contoh
petak Luas
spesies suatu
Lbds =
Dominansi realtif suatu spesies DR 100
x spesies
seluruh Dominansi
D =
INP = KR + FR + DR
4. 6. 2 Model Penduga Biomassa
Model hubungan antara biomassa pohon dan dimensi pohon diameter dan tinggi pohon dibuat dengan menggunakan persamaan alometrik yang
menggambarkan biomassa sebagai fungsi dari diameter dan tinggi bebas cabang pohon. Untuk menentukan model hubungan antara biomassa pohon
dengan variabel bebasnya dilakukan dengan menggunakan Minitab for Windows
Release 14.12
dan Microsoft Office Excel
. Pembuatan model bertujuan untuk memperoleh pendekatan persamaan allometrik terbaik yang menggambarkan
biomassa merupakan fungsi dari diameter, tinggi pohon dan berat jenis. Dalam menduga biomassa W berdasarkan diameter D, berat jenis ρ dan tinggi total
pohon H dengan analisis regresi alometrik dan persamaan polynomial sebagai berikut :
W
1
= aD
b
W
2
= exp{ a
+ b
[ln D]+ c [ ln D]
2
+ d [ln D]
3
} W
3
= aD
2
H
b
W
4
= exp{a + b[lnD
2
H] + c[lnD
2
H]
2
} W
5
= aD
b
ρ
c
W
6
= exp{ a
+ b
[ln D]+ c [ln D]
2
+ d [ln D]
3
+β
3
[ln ρ]}
Gambar 20 Diagram alir pembuatan model penduga biomassa
4. 6. 3 Model Penduga Karbon Terikat