2. 5 Pemodelan Biomassa dan Karbon
Berdasarkan cara memperoleh data, Brown 1997 mengemukakan ada dua pendekatan yang digunakan untuk menduga biomassa dari pohon, yakni
pertama berdasarkan penggunaan dugaan volume kulit sampai batang bebas cabang yang kemudian diubah menjadi kerapatan biomassa tonha.
Sedangkan pendekatan kedua secara langsung dengan menggunakan persamaan regresi biomassa.
Chapman 1976 mengelompokkan metode pendugaan biomassa di atas tanah ke dalam 2 golongan, yaitu :
1. Metode pemanenan a. Metode pemanenan individu tanaman
Metode ini diterapkan pada kondisi tingkat kerapatan pohon cukup rendah dengan komunitas jenis sedikit. Nilai total biomassa diperoleh
dengan menjumlahkan biomassa seluruh individu dalam suatu unit area contoh.
b. Metode pemanenan kuadrat Metode ini mengharuskan memanen semua individu pohon dalam
suatu unit area contoh dan menimbangnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan mengkonversi berat bahan organik yang dipanen di
dalam suatu unit area tertentu c. Metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang
dasar rata-rata. Metode ini cocok diterapkan pada tegakan dengan ukuran individu yang seragam. Pohon yang ditebang ditentukan
berdasarkan rata-rata diameternya dan kemudian ditimbang. Nilai total biomassa diperoleh dengan menggandakan nilai berat rata-rata
dari pohon contoh yang ditebang dengan jumlah individu pohon dalam suatu unit area tertentu atau jumlah berat dari semua pohon contoh
yang digandakan dengan rasio antara luas bidang dasar dari semua pohon dalam unit area dengan jumlah luas bidang dasar dari semua
pohon contoh. 2. Metode pendugaan tidak langsung
a. Metode hubungan allometrik Persamaan alometrik dibuat dengan mencari korelasi yang paling baik
antara dimensi pohon dengan biomassanya. Untuk membuat persamaan ini, pohon-pohon yang mewakili sebaran kelas diameter
ditebang dan ditimbang. Nilai total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan semua berat individu pohon dalam suatu unit area
contoh tertentu. b. Crop meter
Pendugaan biomssa dengan metode ini dilakukan dengan cara menggunakan seperangkat elektroda listrik yang kedua kutubnya
diletakkan di atas permukaan tanah pada jarak tertentu. Biomassa tumbuhan antara dua elektroda dipantau dengan memperhatikan
electrical capacitance yang dihasilkan.
Pemodelan adalah pengembangan analisis ilmiah yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang berarti bahwa dalam memodelkan suatu ekosistem
akan lebih mudah dibandingkan dengan ekosistem sebenarnya Onrizal 2004. Model biomassa mensimulasikan penyerapan karbon melalui fotosintesis dan
kehilangan karbon melalui respirasi. Penyerapan karbon bersih akan disimpan dalam organ tumbuhan dalam bentuk biomassa. Fungsi dan model biomassa
dipresentasikan melalui persamaan tinggi dan diameter pohon Jhonsen et al.
2001. Untuk menduga biomassa atas permukaan, persamaan alometrik yang
menghubungkan biomassa dan komponen tegakan yang mudah diukur seperti diameter batang sangat diperlukan. Niklas 1994 menyebutkan alometrik berasal
dari bahasa Yunani dari allos other
, lain dan metron measure
, pengukuran. Persamaan alometrik biasa digunakan dalam ilmu biologi untuk menggambarkan
perubahan sistematis dari morfogenesis, fisiologi, adaptasi dan evolusi Huxley 1993. Persamaan ini biasanya memerlukan pengukuran langsung dengan
menebang pohon destructive sampling
. Persamaan umum yang biasa digunakan untuk menduga biomassa JICA
dan FORDA 2005 adalah : Y =
b x
a
dimana: Y = biomassa kering pohon kg
x = diameter pohon setinggi dada cm a = eksponen allometrik
b = koefisien allometrik
Model Y = b
x
a
merupakan model yang paling banyak digunakan peneliti ,
meskipun terdapat variasi bentuk persamaan lainnya. Pada tabel berikut
disajikan persamaan alometrik yang telah dipublikasikan pada berbagai tipe hutan di daerah tropis dan subtropis.
Tabel 4 Persamaan alometrik pada berbagai tipe hutan
Klasifikasi umum
Kelompok jenis
Persamaan Peneliti
Max Dbh
Daerah Tropis
Kering Campuran
W = 0,2035 x Dbh
2,3196
Brown unpublished
63 cm Kering
Campuran W =10
-0,535+log 10
basal area
Brown 1997 30 cm
Lembab Campuran
W =exp-2,289 + 2,649x lnDbh- 0,021xlnDbh
2
Brown 1997 148 cm
Basah Campuran
W =21,297-6,953xDbh+0,740 x Dbh
2
Brown 1997 112 cm
Cecropia Cecropia
W =12,764 +0,25588xDbh
2,0515
Winrock 40 cm
Palma Palmaasai
pataju W=6,666+12,826xtinggi
0,5
x lntinggi
Winrock Tinggi
33 m Palma
Palma W= 23,487+41,851x[lntinggi]
2
Winrock Tinggi
11 m Liana
Liana W=exp0,12+0,91xlogBA Dbh
Putz 1983 12 cm
Daerah Subtropis
Hardwood Campuran
W = 0,5 + 25000 x Dbh
2,5
Dbh
2,5
+ 246872 Schroeder
et al.
1997 85 cm
Hardwood Campuran
W =exp-2,48 + 2,4835 x lnDbh Jenkins
et al. 2003
70 cm Hardwood
Campuran W=exp-2,9132+0,9232xln
Dbh
2
x tinggi Winrock
85 cm Softwood
Pinus W=0,887+[10486xDbh
2,48
Dbh
2,84
+ 376907] Brown
dan Schroeder 1999
56 cm Hardwood
Soft maplebirch
W=exp-1,9123+2,3867x lnDbh Jenkins
et al. 2003
66 cm Softwood
Cedarlarch W=exp-2,0336+2,2592x lnDbh
Jenkins et al
. 2003 250 cm
Softwood Pinus
W=exp-2,5356+2,4349x lnDbh Jenkins
et al . 2003
180 cm Softwood
Spruce W=exp-2,0773+2,3323 x lnDbh
Jenkins et al
. 2003 250 cm
Softwood Douglas-fir
W=exp-2,2304+2,4435xln Dbh Jenkins
et al . 2003
210 cm Sumber : Pearson
et al. 2008
Chave et al
. 2005 telah merangkum beberapa persamaan alometrik untuk pendugaan biomassa diatas permukaan tanah, yaitu :
W = F x ρ x πD
2
4 x H W = F x ρ x πD
2
4 x H
β
W = c ρD
2+B
ln W = α+ β
1
ln D+ β
2
ln H+ β
3
ln ρ ln W
= a
+ b
[ln D]+ c [ln D]
2
+ d [ln D]
3
ln W = α+ β
2
ln D
2
H ρ ln W = α+
ln D
2
H ρ ln W
= a
+ b [ln D]+ c [ln D]
2
+ d [ln D]
3
+ ln W
= a+ b [ln D]+ c [ln D]
2
+ d [ln D]
3
+ β
3
[ln ρ] ln W = a + b lnD + ln ρ
III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
3. 1 Luas dan Lokasi